Pas... pas banget. Bagitulah perasaan kami menanggapi surat Bapak Soenarko, yang dimuat dalam rubrik Surat Kepada Redaksi di Kompas, Selasa (2/5). Kami—saya dan rekan-rekan sebaya usia 60-70 tahun lebih—yang juga peduli terhadap tanda-tanda baca dalam bahasa Indonesia merasa senang membacanya.
Penulisan itu terasa pas dengan apa yang sering kami bahas, kami bicarakan bersama, yaitu masalah tanda baca. Oleh karena itu, kami terdorong menulis surat ini karena gagasan-gagasan tersebut akan lebih menyempurnakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Selain itu, pembahasan bahasa Indonesia yang intensif bisa menolong generasi muda, terutama pembaca pemula, memandu orang asing ataupun siapa saja yang sedang belajar bahasa Indonesia, terutama untuk pengucapannya sehingga praktiknya menjadi lebih baik dan benar.
Melengkapi penjelasan Bapak Soenarko tentang tanda baca, ada yang tertulis è, é, ê, juga d tanpa dan dengan titik di bawahnya, serta t tanpa dan dengan titik di bawahnya. Semua memudahkan membaca kata-kata di bawah ini:
?é: merah, bebas, tenda, beda, sedan, dewa
è: ember, engsel, bebek, karet, karpet, tiket
ê: teman, demam, segan, beras, dengan, pedas
t dengan titik: kentang, kentong, kental, Kutowinangun
t tanpa titik: penting, peniti, tetapi, peneliti, pintu
d dengan titik: penduduk, mendaki, daun pandan
d tanpa titik: dasa wisma, telur dadar, demak
Kepada mereka yang masih peduli terhadap penyempurnaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama masalah tanda baca, mari bergabung dengan kami.
SJAHID
Jl Jenderal Gatot Subroto 259, Banyumas
Tanggapan Bank Mega
Menanggapi surat Ibu Hamidah Sari Harahap di Kompas (30/5) berjudul "Kartu Tak Datang", kami telah menghubungi yang bersangkutan untuk menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami dan memberikan penjelasan terkait keluhannya.
Ibu Hamidah Sari Harahap telah menerima kartu kreditnya dan pada 19 Mei 2017 telah mengaktifkan kartu kredit tersebut.
CHRISTIANA M DAMANIK
Corporate Secretary PT Bank Mega Tbk, Kantor Pusat
Tanggapan Commonwealth Life
Berkenaan dengan surat lbu Ng Thit Kiat di Kompas, Senin (22/5), dengan judul "Klaim Asuransi", kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Kami memerlukan proses cukup panjang untuk memperoleh data tambahan mengenai riwayat kesehatan dan analisis pengajuan klaim dari lbu Ng Thit Kiat.
Pihak Commonwealth Life telah menghubungi nasabah secara langsung, menjelaskan tahapan proses klaim dengan mengikuti ketentuan dalam polis. Penjelasan diterima dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan lbu Ng Thit Kiat menjadi nasabah Commonwealth Life. Kami berharap dapat senantiasa memberikan perlindungan jiwa kepada lbu Ng Thit Kiat dan keluarga.
DEKIH SOFYAN BUDIMAN
Head of Marketing Commonwealth Life
Telepon Mati
Pada 3 atau 4 April 2017, tiba-tiba telepon rumah saya dengan nomor 0361-8956xxx tidak berfungsi sama sekali. Karena sudah biasa terjadi, saya tidak terburu-buru mengadukan gangguan tersebut.
Namun, karena telepon saya tidak kunjung berbunyi, saya mengadukan gangguan itu ke 147 pada 6 April 2017 dengan nomor pelaporan IN15106037.
Pada 9 April 2017 pagi, saya mendapat SMS yang menyatakan gangguan telepon telah diperbaiki. Saya segera memeriksa telepon, ternyata masih mati.
Keanehan lain mulai terjadi ketika saya melapor kembali ke 147. Dikatakan bahwa saya adalah pelanggan korporasi, kemudian saya ditransfer ke layanan pelanggan korporasi.
Akhirnya petugas mengatakan bahwa pelanggan terdaftar nomor 0361-8956*** adalah Bapak Ketut dan nama korporasinya adalah Universitas Udayana.
Saya terkejut karena saya sudah menggunakan nomor tersebut sejak 2010 dan selama ini saya selalu membayar tagihan tepat waktu dengan nama pelanggan Tom Fadjar Chandra.
TOM FADJAR CHANDRA
Jl Tukad Badung XI-B No 1, Renon Kelod, Denpasar 80226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar