Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 19 Agustus 2017

Amuk dan Garam Beryodium//GTO Bermasalah//Gerbang Duta Bintaro Kumuh (Surat Kepada Redaksi Kompas)

Amuk dan Garam Beryodium

Ini mungkin suatu prestasi bagi orang Indonesia/Melayu dengan tercantumnya kata amok, atau ngamuk, dalam kamus ekabahasa bahasa Inggris. Namun, itu juga bisa merupakan catatan sejarah tentang seringnya orang Indonesia ngamuk sejak zaman dahulu.

Belakangan peristiwa sering mengamuk ini dapat dikaitkan dengan keadaan bumi Nusantara yang penuh gunung berapi dan curah hujan yang tinggi sehingga membasuh seluruh tanah dan air menjadi tak mengandung yodium lagi. Kapan pun dan siapa pun yang hanya mengandalkan makanan lokal akan kekurangan yodium. Maka, pemerintah mewajibkan semua garam konsumsi manusia, ternak, dan bahan penolong industri pangan ditambah atau fortifikasi dengan yodium (Keppres No 69/1994).

Jika kekurangan asupan yodium karena tak mengonsumsi garam beryodium, seseorang akan menderita gangguan akibat kurang yodium dalam bentuk spektrum luas yang tak hanya gondok dan kretin. Dampak gangguan akibat kurang yodium lebih berbahaya bagi kualitas sumber daya manusia, yakniminimal brain damage yang meluas pada sekitar 70 persen dari kelompok orang yang tak cukup asupan yodium. Hal ini dibuktikan dengan hasil meta-analisis yang menunjukkan bergesernya distribusi IQ ke kiri sebesar 0,9 SD atau penurunan sebesar 13,5 poin IQ (Bleichrodt & Born, 1994). Ini yang sebenarnya mendasari masalah kualitas SDM kita yang selalu jeblok: tenaga kerja didominasi lulusan SD, peringkat hasil tes kompetensi orang dewasa paling bontot di dunia, sepak bola tidak pernah menang, dan lain lain.

Peristiwa sering amuk dapat disamakan dengan komputer yang sedang hangedkarena kurang yodium semasa janin yang membuat sel sinapsis, yaitu penghubung antarsel otak, tidak sempurna. Akibatnya, konektivitas rendah sehingga bukan nalar otak lagi yang jalan, tapi turun ke hati jadi amuk sebagai salah satu manifestasi dariminimal brain damage.

Siapa yang masih berani menanggung risiko meningkatkan SDM kelas kambing seperti di atas dengan meremehkan pasokan dan konsumsi garam beryodium, terutama pada ibu yang sedang hamil?

SUNAWANG

Praktisi Nutrition, Food Fortification and Public Health-Clinical Trial

GTO Bermasalah

Pada 30 Juli lalu, kami mengendarai mobil Toyota Rush berwarna perak dengan nomor polisi B 1227 XXX dari kawasan Kembangan menuju Bandara Soekarno-Hatta pada pagi. Pada siang, kami kembali pulang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Kembangan. Kami menggunakan GTO (jalur kuning) untuk seluruh transaksi di Tol Prof Dr Ir Sedyatmo.

Pukul 08.55, saya membayar di GT Kapuk menggunakan kartu tol-e Mandiri di GTO (jalur kuning-sebelah kiri jalur merah). Pada saat melakukan tap seperti biasa, palang tol tidak terbuka sehingga saya membetulkan posisi melakukan tap, baru kemudian palang bisa terbuka. Hal yang sama terjadi ketika saya membayar di GT Kamal 3 (jalur kuning kedua dari kanan) pada pukul 10.53.

Saya tak mengambil setruk bukti pembayaran, tetapi saya curiga saldo kartu tol-e Mandiri terpotong lebih besar karena saya melihat nilai saldo di monitor pembayaran. Pada 1 Agustus 2017, saya melihat rincian transaksi di ATM Bank Mandiri dan benar saldo kartu tol-e Mandiri saya terpotong dua kali pada 08.55 dan dua kali pada 10.53.

Saya tak berniat menuntut pengembalian uang karena hanya memiliki bukti rincian transaksi, tak punya bukti CCTV saat kejadian. Mengingat implementasi pembayaran nirtunai di jalan tol pada Oktober 2017 semakin dekat, pihak terkait wajib memperbaiki kesalahan seperti ini karena mungkin banyak pengguna mengalami kejadian serupa.

ONGGO WILIAMTO

Jalan Jasmine, Kelapa Dua, Tangerang, Banten

Gerbang Duta Bintaro Kumuh

Akhir-akhir ini, gerbang Perumahan Duta Bintaro, Kecamatan Pinang, semakin kumuh. Banyak sekali pedagang gerobak membuka lapak di depan gerbang sehingga kawasan gerbang depan semakin tak tertata.

Mohon bantuan dan perhatian pihak berwenang untuk menindaklanjutinya dengan membenahi kawasan tersebut sebelum semakin padat dengan pedagang-pedagang dan semakin sulit untuk diatur.

ADIFI

Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Agustus 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger