Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 22 November 2017

Tentang Pemuda Jadi Petani//Tanggapan Angkasa Pura I (Surat Pembaca Kompas)

Tentang Pemuda Jadi Petani

Pada 8 November lalu saya mengajak enam warga desa, sukarelawan penggali kubur, menikmati ayam bakar Bu Mayar dekat pasar di Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Di dinding rumah makan itu tersua foto Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Kompas edisi 15 November lalu di halaman 21 memuat liputan menarik: "Anak Muda Perlu Menjadi Petani". Di sana ada Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengajak anak muda jadi petani modern dan membangun Indonesia lewat pertanian. Ajakan itu dikomentari Mang Usil lewat kolom Pojok: Menteri Pertanian ajak anak muda jadi petani. Cuma mengajak?

Saya agak pesimistis dengan ajakan Pak Menteri karena di daerah saya (Klaten), mungkin juga di daerah lain, sangat jarang anak muda berminat jadi petani. Mereka lebih senang kerja di pabrik tekstil, buruh bangunan di kota, atau merantau ke luar Jawa berjualan bakso, nasi goreng, dan sangat sukses sehingga mereka dapat memugar rumah bapak-simboknya. Untuk persediaan makan orangtua, mereka sudah cerdas: tak mau beli atau sewa sawah, tetapi beli gabah satu kotak sawah saat panen. Rakyat kecil, kalau punya gabah (pangan) setumpuk di rumahnya, sudah merasa tenteram.

Karena sudah banyak warga desa yang tak berminat menggarap sawah, banyak sawah terbengkalai. Pemilik sawah yang berada terpaksa merengek kepada warga desa yang tadinya hanya buruh tani untuk menggarap sawahnya dengan pembagiansigar semangka, hasil padi dibagi dua, masing-masing dapat separo. Ini pun masih ditambah syarat lain: pemilik sawah harus subsidi pupuk. Daripada sawahnya terbengkalai, warga berada tetap memenuhi "tuntutan" warga desa yang sebelumnya hanya memburuh kepada warga mampu. Zaman sudah berubah.

Saya ingin mengimbau para pakar pertanian di Kementerian Pertanian, di perguruan tinggi, atau di lembaga-lembaga yang sering menulis artikel yang hebat-hebat, untuk turun ke lapangan: sila tinggal tiga bulan di rumah keluarga saya (gratis) untuk mengamati mulai masa tanam sampai panen padi. Silakan merasakan menjadi petani di sawah, bukan di koran atau di seminar-seminar.

Semoga pemerintah berhasil menciptakan iklim usaha pertanian yang bagus, swasembada pangan berhasil, dan kesejahteraan petani meningkat. Petani juga ingin memiliki mobil kecil-kecilan bukan hanya sepeda motor, ini pun lewat kredit beberapa tahun.

Sugeng Hartono, Bona Indah Blok A, Lebak Bulus, Jakarta Selatan

 

Tanggapan Angkasa Pura I

Berikut tanggapan kami atas surat Bapak Sumantri Yuniargo, "Bandar Udara Lombok", yang dimuat Kompas,Senin (13/11). Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan Bapak di Bandar Udara Internasional Lombok Praya. Kami sedang melaksanakan program mempercantik dan menambah fasilitas bandara, termasuk hal-hal yang menjadi masukan Bapak.

Terkait antrean panjang di toilet wanita, manajemen sedang membangun toilet tambahan dari 12 menjadi 15. Pembangunan toilet sudah rampung. Terkait pemindahan letak meja penjualan jasa transportasi, dalam waktu dekat manajemen berencana merelokasi sesuai program penataan ulang dan mempercantik terminal.

Untuk sementara, tampilan gerai penjualan jasa transportasi saat ini sudah diselaraskan agar terlihat modern dan rapi. Pada program penataan ulang dan perapian terminal ini, kami juga mengganti lantai marmer di ruang tunggu seperti masukan yang disampaikan Bapak.

Terkait masukan pintu ruang info pariwisata yang lebih baik dibuka, saat ini ruang TIC sudah terbuka dan dilengkapi rak brosur pariwisata beserta fasilitas televisi pemutar video promosi pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dilayani petugas Duta Bandar Udara Internasional Lombok Praya.

Adapun terkait lokasi parkir taksi, saat ini pihak manajemen sedang membangun dan menata zona antar dan jemput yang berdampak pada lokasi parkir taksi.

Kami harap program peningkatan pelayanan dan fasilitas yang sudah kami persiapkan ini dapat meningkatkan kenyamanan pengguna jasa bandar udara di Bandar Udara Internasional Lombok Praya.

Israwadi, Sekretaris Perusahaan, PT Angkasa Pura I (Persero)

Kompas, 22 November 2017

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger