Saya pelanggan Telkom Speedy nomor 111718101986 sejak delapan tahun lalu. Pada Minggu (14/1), modem Speedy saya menunjukkan tidak adanya koneksi internet. Telepon juga tidak tersambung. Keesokan harinya, istri saya melaporkan kerusakan melalui 147. Saya sendiri sedang bekerja di luar kota.
Pada Selasa, petugas Telkom melalui telepon mengabarkan adanya gangguan total untuk sekitar 100 sambungan akibat pencurian kabel di sekitar wilayah tempat tinggal kami. Kata petugas, akan ada pengalihan dari kabel logam ke fiber optik. Dua tetangga kami teleponnya sudah dialihkan. Kenapa di rumah saya belum? Petugas mengatakan akan datang sore hari. Dalam komunikasi lanjutan, istri saya menginformasikan ke petugas akan ada di rumah selepas pukul 15.00. Disepakati petugas akan datang pada Rabu.
Sempat ada yang datang ke rumah, tetapi hanya melihat-lihat. Lalu petugas pergi dengan dalih harus mengambil kabel terlebih dulu. Aneh, sudah tahu ada kerusakan kenapa tidak sekalian bawa kabel?
Setelah itu, tak seorang pun petugas datang ke rumah kami. Saya ceritakan ini ke admin @TelkomCare di Twitter dan diperoleh respons yang cepat. Diberitahukan bahwa pengaduan saya sudah dicatat dan saya diminta menunggu petugas datang.
Sampai akhir Januari 2018, sepuluh hari setelah kami melapor, tidak ada petugas yang datang memberikan penjelasan atau memperbaiki sambungan Speedy di rumah kami.
Saya kecewa dengan layanan yang tidak responsif ini. Hilangnya koneksi Speedy menyebabkan kerugian bagi saya dan keluarga karena banyak pekerjaan kami menjadi tertunda.
Joni Rizal
Villa Gading Mayang,
Jambi
Registrasi Ulang
Saya pengguna telepon seluler, otomatis menggunakan kartu SIM telepon seluler. Mulai akhir Oktober 2017, kami pengguna kartu prabayar harus mengikuti registrasi ulang, walau pernah mendaftar waktu pertama kali beli kartu. Kementerian Komunikasi dan Informatika beralasan, hal ini untuk keperluan pendataan ulang para pemakai kartu.
Janjinya, setelah mengikuti registrasi tidak ada lagi yang mengganggu dengan kiriman SMS menawarkan pinjaman uang atau telepon bebas seks atau SARA. Katanya setelah diregistrasi nomor-nomor pengirim tersebut hilang dari peredaran. Demikian juga penjual data telepon yang konon berharga Rp 100 per data, tidak ada lagi.
Ternyata apa yang dikatakan Kominfo hanya cerita kosong. Sampai sekarang saya masih menerima SMS pinjaman uang dan telepon bebas seks dan SARA. Bersama surat ini, saya hanya minta pihak Kominfo untuk serius menangani perdagangan data nomor telepon. Hal ini sangat mengganggu pemakai telepon seluler. Atau apakah memang Kominfo sengaja menjual data sebagai bisnis tersendiri di luar penjualan kartu SIM dan pulsa?
Mohon tanggapan pihak Kominfo atas ketidaknyamanan ini.
Djoko Martanto
Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor
Janji Palsu
Saya menjadi pelanggan Indosat prabayar kurang lebih 10 tahun. Selama ini, jika ada masalah, Indosat bisa memberikan solusi. Memang tidak sempurna, tetapi paling tidak menyelesaikan masalah yang ada. Sayang, untuk masalah terakhir saya merasa Indosat mulai kehilangan profesionalitas dalam pelayanan.
Pada 3 Januari 2018 pukul 11.39, untuk nomor saya 081510089xxx, saya membeli paket Ulimited seharga Rp 169.000, yang sedang promo saat itu sehingga saya bisa dapat fasilitas Youtube unlimited, telepon, dan SMS ke semua operator.
Saya tentu antusias dengan paket ini, karena selama ini saya membeli paket telepon dan SMS "satuan", yang jatuhnya akan lebih mahal daripada langsung membeli paket Unlimited.
Setelah membeli paket, tanpa saya khawatir, saya mulai menggunakan telepon dan SMS ke semua operator. Namun, pada 12 Januari, ketika mengecek pulsa, saya kaget sekali. Pulsa saya hilang sekitar Rp 300.000-an. Langsung saya telepon 185 untuk menyampaikan masalah ini.
Saya dilayani customer service (CS) perempuan dan ia menjanjikan untuk call back karena harus dicek di server. Akan tetapi, saya tunggu sampai 15 Januari, tidak ada satu pun yang telepon dari pihak Indosat Ooredoo.
Pada 15 Januari pukul 10.34, saya mencoba telepon lagi ke 185. Kalau tidak salah yang mengangkat telepon Saudari Yana. Saya harus menceritakan lagi pulsa saya yang terpotong ketika menelepon dan SMS ke operator lain. Dia hanya mengatakan akan dicek kembali ke server, dan tentu saja saya mulai emosi. Saya mengatakan padanya, saya sampai tidak berani pakai telepon ke operator lain, bahkan harus beli paket telepon ke semua operator menggunakan provider lain.
Dia mengatakan, akan mengecek, kalau memang saya berhak untuk mendapatkan pulsa kembali, maka pulsa akan dikembalikan. Saya bingung, karena selama ini saya telepon hanya dalam lingkup Indosat dan operator lain di Indonesia. Pastinya saya berhak agar pulsa saya dikembalikan. Dia menjawab akan telepon balik. Pada 15 Januari pukul 13.47 memang Mbak Yana ini telepon saya dan mengatakan masalah saya akan dipercepat.
Namun, sampai 23 Januari pun tidak ada kabar sama sekali dari pihak Indosat dan pada akhirnya saya telepon kembali 23 Januari pukul 14.59. Tentu saya sangat kesal, karena masalah ini sama sekali tidak kunjung selesai.
Ketika itu CS-nya Mbak Fitri dan dia berjanji akan telepon saya kembali. Memang betul pukul 15.44 dia menelepon, mengakui memang saya berhak untuk mendapat pengembalian uang Rp 272.000-an karena terpotong setelah telepon ke operator lain. Dia berjanji dalam waktu 24 jam pulsa akan dikembalikan.
Ternyata sampai 30 Januari, saat saya menulis surat kepada redaksi ini, pulsa saya belum juga kembali. Tidak ada satu pun dari pihak Indosat Ooredoo memberi kabar.
Saya belum pernah setakut ini menggunakan HP dan paket yang saya beli untuk telepon ke operator, karena jika saya lakukan pasti pulsa akan terpotong terus sampai nol.
Albert Gunawan
Apartemen Menara Kelapa Gading Kondominium
Tower D, Jakarta 14250
Paket Telepon
Saya konsumen Indosat dengan nomor pelanggan 08073804. Dua tahun lalu saya membeli paket Indosat berupa ponsel plus pulsa yang dicicil selama setahun dengan kartu kredit bank B. Namun, setelah masa cicilan berakhir saya tetap mendapat tagihan dari bank B. Berulang kali saya tanya Call Center Indosat, dijawab tidak ada yang salah.
Setelah saya meminta rincian pembayaran pada bank B baru saya sadar bahwa status saya telah berubah. Setelah cicilan lunas, kartu saya berubah menjadi kartu pascabayar.
Mestinya Indosat menjelaskan bahwa cicilan saya sudah lunas dan memberi saya opsi, melanjutkan, berhenti berlangganan, atau menjadikan kartu saya prabayar biasa. Dokumen yang kita sepakati setahun sebelumnya, kita buat kesepakatan baru, agar saya tidak terus ditagih Rp 190.000 atas tagihan yang tidak disepakati.
Suhardi Ginting
Blok G BSD,
Tangerang Selatan
Sinyal Hilang
Saya sudah menjadi pelanggan setia XL sejak 2002 dengan nomor HP 0818175xxx. Selama ini tidak mengalami kendala yang berarti. Namun, beberapa bulan belakangan ini, saya harus berpikir ulang untuk menjadi pelanggan setia XL.
Pada 21 Oktober 2017, tiba-tiba sinyal XL di ponsel saya hilang (no service). Saya pikir mungkin sedang ada gangguan jaringan XL. Akan tetapi, saya sangat kaget ketika ditelepon oleh calon istri saya di nomor ponsel saya yang lain, dia menanyakan mengapa yang mengangkat nomor XL saya seorang perempuan?
Saya panik, apakah ada sabotase?
Karena itu, pada Minggu, 22 Oktober 2017, saya terpaksa menyewa mobil dari Ciawi, Bogor, ke XL Center Bogor. Sampai di sana XL Center Bogor ternyata tutup. Saya pun pergi ke Jakarta ke salah satu XL Center di Puri Indah. Menurut informasi dari XL Center, nomor saya ter-replace oleh satu staf XL Center Central Park. Mengapa kecerobohan fatal ini bisa terjadi?
Bukankah ada prosedur yang begitu panjang ketika saya pun ingin me-replacenomor saya yang hilang atau apa pun?
Saya minta surat pernyataan dari XL Center mengenai aktivitas penggunaan XL saya, itu pun tidak ada tanggapan. Yang lebih menyedihkan, pada 29 Januari paket internet saya, Xtra Combo 12 bulan (berlangganan sejak Mei 2017), tidak mendapatkan kuota.
Sampai detik ini tidak ada tanggapan serius dari pihak XL. Sudah berulang kali saya telepon ke CS XL, tetapi tidak ada tanggapan dan solusi yang berarti.
AGUS IRIAWAN SE
Jl Pulau Putri, Kota Modern,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar