Krisis politik di Afrika Selatan dipicu oleh skandal korupsi yang diduga melibatkan Presiden Jacob Zuma, pemimpin puncak negara tersebut. Skandal melibatkan pula keluarga Gupta. Mereka dilaporkan berkali-kali dapat dengan mudah memperoleh kontrak besar dari pemerintah. Bahkan, keluarga ini juga disebut ikut menentukan menteri yang diangkat oleh Zuma.

Tekanan besar dari publik terhadap Zuma akibat keterlibatannya dalam skandal korupsi berujung pada sikap Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang meminta Zuma mundur. Namun, tampaknya tidak mudah bagi ANC untuk membuat Zuma mau mengundurkan diri.

Dalam keterangan yang diberikannya kepada media, kemarin, Zuma secara tak langsung menolak mundur. Ia mengaku merasa telah diperlakukan tidak adil oleh ANC karena partai ini tidak memberikan alasan jelas mengapa dirinya harus mundur.

Dalam situasi tersebut, kubu oposisi di parlemen menyatakan sudah siap untuk menyatakan mosi tidak percaya terhadap Zuma jika ia tidak mundur. Dengan kata lain, krisis bisa semakin dalam dan berlangsung secara terbuka di parlemen jika Zuma enggan mundur secara sukarela.

Saat ini memang masih sulit bagi ANC untuk bertindak keras kepada Zuma mengingat pengaruh tokoh itu yang sangat kuat di ANC. Bagaimanapun, Zuma adalah Ketua ANC pada 2007-2017. Ada kemungkinan cukup besar ANC mengalami perpecahan jika krisis ini gagal diselesaikan secara baik.

Seandainya akhirnya mundur dari jabatannya sebagai Presiden Afsel, Zuma akan digantikan oleh Wakil Presiden Cyril Ramaphosa, yang juga Ketua ANC sekarang. Zuma saat ini berada di periode kedua jabatan presiden atau masa terakhirnya setelah terpilih pertama kali sebagai presiden pada tahun 2009. Periode jabatannya resmi berakhir tahun depan.

Selama ia menjabat sebagai presiden, popularitas ANC dilaporkan turun. Dalam pemilu daerah 2016, partai yang dulu dipimpin oleh tokoh perlawanan apartheid Nelson Mandela itu memperoleh hasil terburuk sejak tahun 1994. Situasi tersebut tentu tidak lepas dari berbagai skandal korupsi yang melingkupi Zuma.

Belum jelas bagaimana akhir dari krisis politik di Afsel. Namun, yang jelas, jika nanti Ramaphosa naik sebagai presiden, ia memiliki tugas berat untuk mengembalikan kepercayaan pemilih kepada ANC guna menghadapi pemilu tahun depan. Lalu, jika ia terpilih sebagai Presiden Afsel, tugas sangat berat menantinya.