Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan kritik tentang promosi acara Asian Games 2018 yang dinilai oleh Presiden masih belum maksimal. Presiden belum melihat publikasi yang gencar terkait acara ini di media-media nasional dan internasional sebagai bagian promosi acara ini. Padahal, acara ini akan dilaksanakan pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang.

Menanggapi kritik Presiden, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia 2018 (Inasgoc) Erick Thohir telah memberikan tanggapan akan menyiapkan strategi khusus untuk mempromosikan Asian Games 2018 ke masyarakat dalam negeri dan internasional. Adapun kendala tentang kurang gencarnya promosi Asian Games 2018 disebutkan lantaran anggaran yang terbatas.

Dari total anggaran Rp 6,6 triliun, 90 persen dialokasikan untuk penyelenggaraan. Karena itu, Inasgoc akan meninjau kembali pos-pos dalam anggaran untuk memaksimalkan promosi.

Ada beberapa masukan dari penulis dalam rangka menggencarkan promosi Asian Games 2018 dengan dua sasaran, yakni masyarakat di dalam negeri dan internasional.

Masyarakat dalam negeri

Pertama, sasaran masyarakat di dalam negeri. Asian Games 2018 merupakan ajang olahraga terbesar di Asia. Yang perlu digencarkan adalah bagaimana menarik perhatian masyarakat dalam menyambut dan memeriahkan berlangsungnya acara ini. Untuk itu, Inasgoc atau pemerintah tidak bisa sendiri dalam promosi. Inasgoc bisa mengajak keterlibatan aparatur pemerintahan dan militer, praktisi kehumasan, tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh pendidikan, pelaku bisnis, seniman, dan bahkan para atlet. Dengan sinergi tersebut, promosi bisa menjangkau banyak area, mulai dari lingkungan tempat tinggal, sekolah, pesantren, perkantoran, mal, pusat hiburan, dan area publik lainnya.

Sebagai contoh, wilayah Jakarta, Inasgoc bisa memaksimalkan sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan memanfaatkan momen Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2018. FJGS merupakan kegiatan tahunan promosi wisata belanja yang diadakan dalam rangka memperingati ulang tahun Jakarta yang melibatkan mal/pusat belanja, pasar tradisional, hotel dan asosiasi-asosiasi pengusaha. Dari sisi komersial, pemasukan dari FGJS 2017 tercatat mencapai Rp 16,05 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan dengan 2016 yang membukukan pemasukan Rp 15,74 triliun.

Iklan layanan masyarakat melalui media massa dari pusat hingga daerah bisa digencarkan. Inasgoc bisa "menggandeng" kalangan pers untuk membantu publikasi Asian Games 2018, baik itu melalui iklan maupun pemberitaan-pemberitaan terkait acara ini.

Selain itu, sinergi dengan para pelaku bisnis dalam bentuk promo diskon harga atau reward juga bisa dilakukan untuk mendukung promosi Asian Games 2018. Promo diskon ini bisa meliputi harga tiket pertandingan, suvenir, hotel, tempat makan, dan moda transportasi. Inasgoc bisa juga melibatkan para pebisnis daring (online) di bidang perdagangan (e-commerce), transportasi, kuliner, tiket, dan travel yang marak belakangan ini.

Masyarakat internasional

Kedua, promosi dengan sasaran masyarakat internasional. Promosi untuk media internasional bisa ditautkan dengan tema Asian Games 2018, yakni "Energy of Asia". Oleh karena itu, materi promosi yang dipilih bisa mengangkat tentang kekuatan dari keberadaan benua Asia yang memberikan banyak kontribusi positif pada dunia. Selain itu, promosi ini juga bisa mengangkat energi dari persatuan dan kesatuan negara-negara di Asia sehingga momen Asian Games 2018 menjadi momen kebersamaan negara-negara di Asia dalam wujud olahraga.

Promo bisa dibuat dalam bentuk iklan yang melibatkan atlet-atlet dari negara-negara Asia lainnya. Iklan ini bisa ditayangkan di media internasional, termasuk sejumlah negara di Asia. Selain media massa, Inasgoc juga bisa bekerja sama dengan atletatlet tersebut untuk mempromosikan Asian Games 2018 melalui akun media sosial mereka.

Salah satu bentuk lain promosi acara ini bisa juga dilakukan dalam wujud lagu tema acara. Kita mengetahui bahwa lagu tema acara termasuk salah satu cara promo yang dapat menarik perhatian global karena musik adalah bahasa universal.

Beberapa lagu yang terkenal menyemarakkan momen olahraga di antaranya lagu "Reach" yang dibawakan oleh penyanyi Gloria Estefan pada Olimpiade Atlanta 1996 dan lagu "Waka Waka (This Time for Africa)" yang populer oleh Shakira sebagai lagu tema Piala Dunia 2010. Untuk itu, Inasgoc bisa mempertimbangkan untuk menciptakan lagu tema Asian Games 2018 yang bisa dibawakan dalam bentuk kolaborasi artis Indonesia dengan artis-artis lain yang mewakili perwakilan dari bagian-bagian kawasan di Asia.

Akhirnya, tanggung jawab dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 bukanlah menjadi tanggung jawab tunggal pada pemerintah atau secara khusus Inasgoc. Persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa akan terlihat pada momen ini di mata internasional. Seluruh komponen bangsa mesti menyadari bahwa kesuksesan Asian Games 2018, baik prestasi maupun penyelenggaraannya akan menjadi sukacita seluruh rakyat Indonesia.