REUTERS/LAI SENG SIN

Politisi Malaysia Anwar Ibrahim  menyapa warga ketika dia meninggalkan rumah sakit tempat dia dirawat, Rabu (16/5/2018), di Kuala Lumpur, Malaysia, menjelang bertemu dengan Sultan Malaysia.

Pembebasan tokoh oposisi terdepan Malaysia, Anwar Ibrahim, Rabu (16/5/2018), menjanjikan masa depan demokrasi yang lebih baik di Malaysia.

Setelah Kepala Negara Malaysia Yang di-Pertuan Agong XV Sultan Muhammad V memberikan pengampunan penuh kepada Anwar Ibrahim, ia diharapkan bisa kembali terjun ke politik seperti yang diharapkan para pendukungnya. Namun, Anwar memiliki strategi sendiri.

Sebelum pemilu berlangsung, koalisi empat partai oposisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad membuat kesepakatan politik. Jika koalisi ini memenangi pemilu, Mahathir akan menjadi perdana menteri, tetapi hanya untuk sementara. Mahathir harus segera menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim.

Nyatanya, secara mengejutkan, Pakatan Harapan menang, menyingkirkan Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 61 tahun. Kesepakatan politik itu pun ditagih. Mahathir berhasil memperjuangkan pembebasan Anwar, tetapi untuk menyerahkan kekuasaan, tak semudah itu.

Pertama, Mahathir yang telah berusia 92 tahun secara terus terang menyatakan ingin tetap mempertahankan posisi PM setidaknya selama tiga tahun.

Kedua, untuk kembali ke gelanggang politik, apalagi menjadi perdana menteri, Anwar harus melalui proses formal terlebih dulu. Antara lain, ia harus menjadi anggota parlemen yang dipilih melalui pemilu. Masih belum diketahui apakah Anwar akan memperebutkan kursi yang kemungkinan akan ditinggalkan istrinya, Dr Wan Azizah Wan Ismail, melalui pemilu sela.

Namun, yang tersulit adalah bagaimana membangun kepercayaan dan kerja sama antara Mahathir dan Anwar yang relasinya pasang surut. Anwar adalah orang kepercayaan Mahathir yang menjadi PM periode 1981-2003, bahkan ia pernah menjadi wakil PM. Hubungan keduanya rusak ketika mereka berbeda pandangan dalam penanganan krisis keuangan global 1998. Anwar dipecat sebagai wakil PM.

Anwar kemudian menjadi oposisi yang kritis terhadap Mahathir dan UMNO. Ia ditahan dan dipenjara untuk tuduhan korupsi dan hubungan sesama jenis. Para pendukungnya menganggap, pemenjaraan Anwar bermotif politis. Ketika Najib Razak berkuasa, ruang gerak Anwar kembali dibonsai. Ia dipenjara.

Setelah memperoleh pengampunan, Rabu lalu, Anwar menyatakan telah memaafkan dan mendukung Mahathir yang membantu pembebasannya. Anwar menegaskan dirinya tidak akan langsung terjun berpolitik, tetapi ingin berkumpul terlebih dulu bersama keluarga dan melawat ke sejumlah negara.