Prita H. Ghozie

 

Memberikan pendidikan yang baik bagi anak merupakan tanggung jawab para orangtua. Namun, karena biaya yang tidak sedikit, masih banyak masyarakat yang cukup terkejut saat tiba waktunya untuk membayarkan uang pangkal sekolah anak. Apalagi, tahun ini, momen tahun ajaran sekolah baru hampir bertepatan dengan berakhirnya libur Lebaran. Banyak orangtua yang mengeluh karena sudah kehabisan napas keuangan. Padahal, jika direncanakan dengan baik, dana pendidikan seharusnya tidak menjadi beban hanya pada bulan tertentu.

Dana pendidikan merupakan salah satu tujuan keuangan yang memiliki urutan prioritas tinggi bagi keluarga yang sudah memiliki anak ataupun tanggungan. Alasannya, pendidikan itu tidak bisa ditunda. Sedangkan, jika kekurangan uang saat pensiun, Anda masih bisa coba-coba cari penghasilan lagi. Pada saat anak sudah berusia 7 tahun, maka tiba saatnya untuk memasuki jenjang sekolah dasar terlepas orang tua siap dana atau tidak. Siklus ini akan terus berlanjut hingga anak berusia 21 tahun.

Perencanaan dana pendidikan merupakan solusi yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga. Berdasarkan perencanaan yang baik, orangtua akan dapat menentukan sumber penghasilan yang tepat untuk menyisihkan dana pendidikan. Setelahnya, orangtua juga dapat memilih aset investasi yang tepat sasaran agar imbal hasilnya dapat sesuai keinginan. Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam perencanaan dana pendidikan.

Langkah pertama, menentukan pilihan sekolah bagi anak. Anda dan pasangan harus menentukan jenis sekolah yang akan dipilih untuk anak. Saat ini, orangtua memiliki pilihan berupa sekolah negeri, sekolah nasional dan sekolah nasional plus. Untuk kuliah, orangtua juga dapat memilih institusi pendidikan di dalam atau luar negeri. Anda bisa melakukan riset pribadi ke berbagai sekolah tujuan ataupun berkonsultasi dengan perencana keuangan yang pastinya punya riset kebutuhan dana pendidikan.

Langkah kedua, menghitung kebutuhan biaya dana pendidikan untuk sekolah yang dituju. Anda dapat menghitung berapa kebutuhan biaya pendidikan pada masa depan, saat anak Anda masuk sekolah. Pada umumnya, biaya pendidikan akan mengalami kenaikan setiap tahun dengan kenaikan yang bervariasi.

Sebagai contoh, sebuah universitas swasta di Jakarta mematok uang pangkal sebesar Rp 150 juta. Maka, jika usia anak saat ini masih 5 tahun, kebutuhan biaya pendidikan untuk membayarkan uang pangkal saja akan menjadi Rp 570 juta dengan asumsi tingkat kenaikan biaya 10 persen per tahun. Kebutuhan biaya ini masih mengesampingkan perhitungan dana semester, dana buku dan fasilitas, serta dana biaya hidup semasa anak menjadi mahasiswa.

Penghitungan dana pendidikan harus dilakukan untuk setiap anak dan untuk setiap jenjang pendidikan. Jadi, Anda akan harus melakukan penghitungan untuk memasuki jenjang SD, SMP, SMA hingga universitas.

Langkah ketiga, mengevaluasi aset investasi yang sudah dimiliki dengan tujuan dana pendidikan. Setelah mengetahui kebutuhan biaya pendidikan untuk anak di masa depan, ada baiknya Anda melakukan evaluasi terhadap aset-aset investasi yang telah dimiliki saat ini. Sebagai contoh, untuk kebutuhan dana pendidikan universitas swasta di ilustrasi sebelumnya, investor telah memiliki aset berupa tabungan pendidikan senilai Rp 150 juta. Dengan demikian, investor akan dapat mengetahui bahwa ternyata dana yang sudah dipersiapkan kemungkinan besar tidak akan cukup mendanai kebutuhan pendidikan anaknya kelak saat memasuki masa kuliah 14 tahun mendatang.

Tabungan atau Asuransi Pendidikan?

Banyak pertanyaan konsultasi yang masuk kepada saya di ZAP Finance yang menanyakan bahwa mana yang lebih baik, punya tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan? Kedua produk ini punya fungsi yang agak berbeda. Tabungan pendidikan lebih fokus pada unsur menabung, namun punya fitur jaminan jika Anda tidak sanggup meneruskan setoran. Sementara asuransi pendidikan lebih fokus pada penggantian uang pertanggungan, namun memberikan fitur pembayaran uang pada periode tertentu.

Jika anak akan bersekolah dalam jangka waktu di bawah 2 tahun, tabungan pendidikan tepat digunakan. Namun, jika jangka waktu di atas itu, potensi imbal hasil yang diberikan tabungan pendidikan sepertinya tidak sanggup melawan inflasi pendidikan yang super tinggi. Berikut ini saya berikan pilihan instrumen investasi yang tepat untuk kebutuhan dana pendidikan di atas 2 tahun.

Pertama, ORI dan Sukuk Ritel. Produk ini sangat cocok untuk Anda yang sudah punya modal untuk biaya sekolah 3-4 tahun lagi, tetapi ingin mendapatkan return yang lebih tinggi dari tabungan. Risiko kehilangan modal sangat kecil jika ditahan hingga jatuh tempo. Kedua, logam mulia. Bisa dibeli dengan satuan 1 gram, sangat cocok untuk Anda yang mempersiapkan dana pendidikan untuk 3-5 tahun lagi. Anda bisa membeli rutin per bulan persis seperti menabung. Ketiga, reksa dana campuran. Pembelian reksa dana yang bisa dimulai dengan Rp 500.000 per bulan, sangat cocok untuk kebutuhan dana pendidikan 5-10 tahun lagi. Keempat, reksa dana saham. Dengan potensi return yang bisa mencapai 20 persen per tahun, produk ini tentu saja sangat sesuai untuk melawan inflasi pendidikan untuk kebutuhan di atas 10 tahun lagi.