KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Kendaraan mengantre lebih dari 1 kilometer menjelang Gerbang Tol Palimanan arah Jawa Tengah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (9/6/2018) pukul 13.17. Lonjakan arus kendaraan saat mudik memicu kepadatan di Jalan Tol Cikopo-Palimanan. PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Tol Cipali, memprediksi peningkatan jumlah kendaraan saat arus mudik mencapai 15 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 87.385 kendaraan.

 

Arus mudik Lebaran telah berlalu. Perayaan Idul Fitri telah berlangsung dengan baik. Kini, saatnya, pemerintah mengantisipasi arus balik.

Arus mudik Lebaran 2018 memang terasa lebih politis. Kelancaran arus mudik pada Jumat-Senin (8-11 Juni 2018) diklaim sebagai keberhasilan pemerintah Presiden Joko Widodo mengelola arus mudik. Sebaliknya, ketika terjadi kemacetan pada Selasa-Kamis (12-14 Juni 2018), lancarnya arus mudik dicoba dinegasikan.

Perdebatan mudik Lebaran menjadi lebih "politis" khususnya terjadi di media sosial. Kelompok masyarakat terbelah dalam klaim sepihak dan memanfaatkan ritual budaya arus mudik Lebaran. Lancarnya arus mudik dikatakan sebagai telah berhasilnya pembangunan jalan tol dan manajemen arus mudik. Sebaiknya, ketika terjadi kemacetan panjang, kubu yang lain seakan bersorak senang ketika kemacetan panjang terjadi.

Perbedaan pilihan politik membuat warganet dan sejumlah elite (influencer) di media sosial terbelah. Akal sehat dikalahkan oleh sikap suka atau tidak suka. Kelancaran arus mudik harus dinegasikan sebisa mungkin ketika terjadi kemacaten parah. Kabar perjalanan mudik panjang atau perjalanan mudik mengasyikkan diviralkan sesuai dengan inklinasi dukungan politik.

Padahal, jika akal sehat dikedepankan, memang ada arus mudik yang lancar ketika arus mudik belum mencapai puncaknya. Kecerdasan pemudik memilih waktu dan memantau situasi lalu lintas di jalur mudik akan menentukan kelancaran arus mudik itu sendiri. Sebaliknya, memang terjadi kemacetan parah ketika arus mudik sedang berada di puncaknya. Adalah juga fakta bahwa diskresi pihak kepolisian untuk menerapkan sistem satu jalur dan lawan arah (one way dan contraflow) di Jalan Tol Cipali sepanjang 120 kilometer pada saat puncak arus mudik ikut mempercepat terurainya kepadatan.

Mudik dan macet sebenarnya hal yang biasa saja. Ketika sejumlah kendaraan bergerak pada saat bersamaan, kepadatan pasti terjadi. Jejak-jejak digital bisa dilacak untuk mendapatkan gambaran perkembangan arus mudik dari masa ke masa.

Adalah kenyataan perjalanan mudik secara relatif dari tahun ke tahun lebih baik. Lancarnya arus mudik merupakan gabungan beberapa faktor, kian banyaknya alternatif jalan dan moda transportasi, hari libur yang panjang, dan pengorganisasian di lapangan yang lebih cepat mengambil keputusan. Kita tentu berterima kasih kepada jajaran Kementerian Perhubungan, anggota Kepolisian dan TNI, serta organisasi masyarakat yang terlibat melancarkan arus mudik Lebaran. Mereka tetap berada di lapangan untuk melayani kelancaran arus mudik dan balik.