Presiden erancis Emmanuel Macron.

Reformasi pendidikan Presiden Emmanuel Macron awalnya memperoleh banyak tentangan. Namun, kini, publik mulai melihat hasilnya.

Pada awal 2018 para mahasiswa tak henti berunjuk rasa di beberapa universitas di Perancis untuk memprotes reformasi sistem pendidikan yang dicanangkan Macron. Aksi protes juga datang dari serikat guru dan orangtua yang merasa tak dilibatkan. Mereka menolak perombakan sistem pendidikan warisan Napoleon yang berlangsung lebih dari 200 tahun.

Apa ambisi yang melatarbelakangi reformasi ini? Macron menginginkan Perancis bangkit dan kembali memimpin Eropa. Saat ini tingkat pengangguran di Perancis mencapai 9,2 persen, termasuk yang tertinggi di Uni Eropa, dan pertumbuhan ekonominya stagnan. Selain melakukan reformasi dalam bidang tenaga kerja, yang juga mendapat perlawanan keras dari serikat pekerja, Macron berkeyakinan sistem pendidikan menjadi salah satu faktor penyebab.

Dengan merombak sistem pendidikan agar bisa setara dengan negara seperti Jerman atau Finlandia, Macron yakin dampaknya akan besar terhadap kemajuan ekonomi. Di pendidikan dasar, misalnya, wajib belajar kini dimulai sejak usia tiga tahun (dari enam tahun), jumlah murid dalam kelas dipangkas sehingga guru bisa lebih fokus, kurikulum dirombak untuk memberi ruang lebih besar pada bidang iptek dan digital, wajib menguasai bahasa asing, proses magang diperluas dan dimulai lebih dini.

Di bidang pendidikan tinggi, awalnya semua lulusan sekolah menengah Perancis mendapat jaminan diterima di universitas setempat. Kini Macron memberikan otoritas lebih besar kepada universitas untuk merekrut tenaga pengajar, mencari sumber dana, dan menyeleksi mahasiswa. Seleksi mahasiswa baru akan didasarkan pada hasil mereka selama tahun-tahun terakhir di sekolah menengah. Inilah yang ditentang para mahasiswa.

Namun, Macron tetap berkeras menjalankan agendanya karena ia bercita-cita perguruan tinggi di Perancis bisa menjadi yang terbaik di Eropa, khususnya di bidang riset, sehingga menjadi acuan mahasiswa di dunia. Itu sebabnya, ia juga mencanangkan 220.000 mahasiswa Perancis bisa terserap dalam program Erasmus (European Action Scheme for the Mobility of University Students).

Kini, publik perlahan melihat hasilnya. Sejumlah guru yang awalnya menentang keras kini melihat bahwa murid-murid mereka yang sudah terdampak kebijakan reformasi di sekolah dasar menunjukkan prestasi yang lebih baik. Kalangan bisnis juga menyambut baik perubahan ini karena bisa merekrut tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.