DR SAMSURIDJAL DJAUZI

 

Saya berumur 52 tahun, mempunyai dua anak yang masih SMU. Saya bekerja sebagai pengendara taksi. Sewaktu mengajak keluarga jalan-jalan ke mal, saya mengikuti pemeriksaan laboratorium darah secara cuma-cuma. Ternyata hasil gula darah saya 210 mg/dL, menurut petugas yang memeriksa, saya diduga menderita diabetes melitus.

Saya kurang percaya karena pemeriksaan tersebut tidak dalam keadaan puasa, tetapi saya kemudian berkonsultasi ke puskesmas dekat rumah saya. Saya diwawancara cukup lengkap. Ayah saya memang penderita diabetes dan meninggal karena penyakit gagal ginjal. Saya sendiri sekarang dalam keadaan sehat, tak ada keluhan banyak kencing dan sebagainya. Memang saya makan banyak dan sering minum karena tugas saya sebagai pengendara taksi menghendaki saya harus minum banyak dan sering makan.

Saya menjalani pemeriksaan ulang gula darah dan ternyata benar saya menderita diabetes melitus. Dokter menganjurkan agar saya menjalani pemeriksaan lengkap. Saya dikonsulkan kepada dokter jantung, mata, serta harus menjalani pemeriksaan rontgen dada dan pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal. Untunglah semua baik. Dokter kemudian menjelaskan tentang penyakit diabetes. Saya ingat dalam penatalaksanaan diabetes melitus yang penting adalah pemahaman mengenai penyakit tersebut, pengaturan makan, olahraga, barulah setelah itu obat penurun gula darah.

Sesuai dengan keadaan saya, saya harus menurunkan berat badan menuju berat badan normal. Saya juga harus mengatur makan. Ini tak mudah karena saya sering makan di warung, tetapi dengan perkiraan jumlah makanan yang boleh saya makan, saya sudah dapat memperkirakannya. Bagi saya yang sulit adalah melakukan olahraga. Saya bangun pagi sekali dan pulang baru malam hari. Jika pulang bertugas, badan terasa lelah dan saya langsung tidur. Apakah Dokter dapat menganjurkan bagaimana caranya agar saya dapat menjalankan olahraga teratur? Menurut dokter, jika dengan pengaturan makan dan berolahraga gula darah saya terkendali, saya tak perlu minum obat diabetes. Mohon penjelasan terperinci tentang olahraga yang dapat saya jalani mengingat tugas saya sebagai pengemudi taksi. Terima kasih atas penjelasan dokter.

M di J

Pasien baru diabetes melitus perlu memahami dengan baik penyakit diabetes melitus serta komplikasi yang mungkin timbul jika diabetes tak terkendali dengan baik. Pasien diabetes melitus yang berhasil mengendalikan gula darahnya banyak yang dapat produktif serta kualitas hidupnya baik seperti bukan penyandang diabetes. Anda beruntung karena diagnosis diabetes Anda ditegakkan dini, belum ada komplikasi akibat diabetes. Anda perlu menjaga agar diabetes Anda tetap terkendali sehingga dapat dicegah timbulnya komplikasi. Pada diabetes melitus kita mengenal komplikasi segera, seperti peningkatan gula darah berlebihan (hiperglikemia) atau penurunan gula darah berlebihan (hipoglikemia). Kedua keadaan ini tidak baik untuk kesehatan penderita.

Dalam jangka lama, diabetes yang tak berhasil dikendalikan dapat mengalami komplikasi, seperti komplikasi ginjal, mata, dan jantung koroner. Acapkali diagnosis diabetes baru diketahui setelah penderita mengalami komplikasi. Keadaan ini tentu tidak kita inginkan. Mereka yang terdiagnosis diabetes sewaktu masih dini, jika mampu mengubah kebiasaan hidup, akan dapat mengendalikan diabetesnya sehingga komplikasi dapat dicegah.

Bagaimana merencanakan pengaturan makanan pada penderita diabetes melitus? Pada umumnya, pasien diabetes melitus dapat makan bersama keluarga hanya dengan perhatian pada jumlah, jenis, serta kekerapan makan.

Kebutuhan kalori penderita diabetes perlu dihitung untuk merencanakan pengaturan makan. Misalnya, tinggi badan seorang pasien diabetes 170 cm, berat badan 65 kg, dan pekerjaan sopir taksi. Berapa kebutuhan kalorinya? Berat badan (BB) idaman pasien ini adalah tinggi badan-100, kemudian dikurangi lagi 10 persen sehingga BB idamannya adalah 170-100=70 kg, kemudian dikurangi 10 persen menjadi 63 kg. Berat badan normal adalah berat badan yang berada pada kisaran +10 persen dan -10 persen. Jadi, kisaran BB normal pasien ini adalah antara 56,7 kg dan 69,3 kg. Jadi BB 65 kg dengan tinggi 170 cm termasuk BB normal.

Kebutuhan kalori pasien diabetes melitus dipengaruhi status gizi dan aktivitas. Pasien diabetes gemuk yang aktivitasnya ringan memerlukan 25 kalori per kg BB, aktivitas sedang 30 kalori per kg BB, sedangkan aktivitasnya berat 35 kg per kg BB. Pasien yang BB-nya normal tetapi aktivitasnya ringan membutuhkan 30 kalori per kg BB, aktivitas sedang 35 kalori per kg BB, dan berat 40 kalori per kg BB. Untuk pasien kurus aktivitas ringan 35 kalori per kg BB, sedang 40 kalori per kg BB, dan berat 40 sampai 50 kalori per kg BB. Nah, pasien tadi yang berat badannya normal dengan berat badan idaman 63 kg dan aktivitas sebagai pengemudi taksi dianggap sedang akan memerlukan 63 x 35 = 2.205 kalori. Perencanaan makanan dikelompokkan menjadi 1.300 kalori, 1.500 kalori, 1.700 kalori, 2.100 kalori, 2.300 kalori, dan seterusnya. Pada pasien ini yang memerlukan kalori 2.205 dapat menggunakan kelompok 2.100 kalori dan dapat dinilai kembali kebutuhannya setelah sebulan.

Bagaimana jika pengemudi taksi harus sering makan di luar rumah? Pengaturannya memang akan menjadi lebih sulit, tetapi pengaturan makanan dapat diperkirakan dengan sistem daftar bahan makanan penukar. Sebagai contoh daftar makanan penukar karbohidrat: nasi ¾ gelas (100g), roti putih 3 potong sedang (70g), mi kering 1 gelas (50g), kentang 2 biji sedang (210g). Jadi pasien dapat membandingkan makanan yang akan dimakan di restoran dengan kebiasaan di rumah dan boleh memilih makanan yang disukai apakah nasi, roti, atau mi asalkan jumlahnya sesuai dengan perencanaan makan. Untuk protein dan lemak juga ada daftar makanan penukar yang diukur dengan ukuran rumah tangga untuk memudahkan memilih makanan dan memperkirakan jumlah makanan yang akan dimakan. Makanan restoran biasanya porsinya besar, menggunakan banyak minyak, supaya enak banyak menggunakan garam, saus, dan rempah.

Pasien hendaknya mengonsumsi sesuai dengan kebutuhan kalorinya saja. Selain itu, usahakan agar makan yang tidak manis dan tidak asin. Perbanyak makan sayur dan buah. Karena pasien diabetes perlu menyesuaikan kebiasaan makannya, sebaiknya berkonsultasi dengan pakar gizi sehingga perencanaan makan diperhitungkan dengan benar.

Olahraga pada penderita diabetes juga amat penting. Dengan berolahraga, kalori akan terpakai oleh tubuh. Lama berolahraga sekitar 150 menit seminggu. Jika berolahraga teratur selama 5 hari dalam seminggu, lama berolahraga sekitar 30 menit per hari. Anda dapat menyesuaikan kapan waktu yang baik untuk berolahraga. Boleh pilih pada pagi hari atau sore hari bergantung pada kegiatan harian Anda. Olahraga yang baik dijalani adalah jalan cepat, bersepeda, berenang, dan taici. Dokter mungkin juga menganjurkan berolahraga mengangkat beban untuk meningkatkan massa otot. Jalani olahraga secara teratur.