KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Ilustrasi

Perbincangan mengenai generasi Z atau gen Z baru saja dimulai, namun mereka mulai mengubah permintaan pasar. Sejumlah korporasi besar global mulai mendengarkan suara mereka yang disebut sebagai generasi posmilenial untuk memastikan produk mereka bisa masuk ke pasar anak muda dan remaja.

Sementara di dalam negeri, sebagian besar korporasi masih sibuk memetakan pasar milenial. Beberapa perusahaan bisa berkejaran waktu dan terlambat memposisikan diri di pasar.

Laman CNBC melaporkan beberapa perusahaan yang sudah menggunakan konsultan gen Z dalam bisnisnya antara lain LinkedIn, Intuit, 3M, Deloitte, Fannie Mae, dan Land-O-Lakes. Ciri-ciri gen Z adalah mereka yang sejak lahir telah menjadi warga digital.

Secara umum, mereka yang termasuk di dalam Gen Z adalah mereka yang lahir setelah tahun 1997, tetapi di Indonesia gen Z ini lebih tepat adalah mereka yang lahir setelah tahun 2000. Sebab, teknologi digital secara masif digunakan di Indonesia pada masa itu.

Korporasi global mulai mendengarkan suara gen Z karena generasi baru ini mulai lulus dari perguruan tinggi. Perusahaan berkepentingan untuk merebut talenta-talenta terbaik dari kampus. Oleh karena itu, mereka membuat cara-cara yang menarik agar perusahaan bisa menjaring lulusan terbaik.

Bagi perusahaan teknologi digital, kompetisi ini mungkin tak terlalu memusingkan karena gen Z telah mengenal beberapa perusahaan digital seperti Facebook, Google, dan lain-lain sejak kecil. Akan tetapi, korporasi mapan yang sudah terengah-engah merebut talenta terbaik di kalangan generasi milenial, kini harus bertarung makin keras untuk merebut gen Z.

Sejak kecil hidup dengan media sosial membuat mereka lebih lekat dengan media ini dibanding dengan media konvensional. Tidak mengherankan bila mereka memiliki bintang tersendiri di luar bintang-bintang yang tersebar di media sosial.

Mereka tidak lagi mengenal bintang-bintang yang tampil di televisi. Namun, mereka mengenal bintang di media sosial yang mungkin hanya memiliki sedikit pengikut. Waktu mereka lebih lama di media sosial dibanding di media konvensional.

Konsultan gen Z Jonah Stilman dan ayahnya David Stilman mengatakan, saat ini sejumlah perusahaan tengah melakukan adaptasi terhadap gen Z di dunia kerja. Ia juga banyak mendapat pekerjaan untuk menata strategi pemasaran perusahaan, mengelola media sosial dengan cara baru, dan menata ulang komunikasi perusahaan dengan kaum gen Z.

Ia mengatakan, ada banyak perubahan yang harus dilakukan ketika korporasi mulai melihat gen Z sebagai pasar baru dan juga talenta baru yang akan direkrut perusahaan.

Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan korporasi-korporasi di Indonesia yang baru saja menyesuaikan diri dengan generasi milenial. Perusahaan-perusahaan masih gemar mempromosikan diri sebagai tempat yang nyaman bagi milenial.

Mereka juga menawarkan produk dan jasa yang disebut sesuai dengan pasar milenial. Perusahaan ini sepertinya berkejaran dengan waktu untuk menarget mereka dan menjalankan bisnis yang menguntungkan sebelum generasi milenial memasuki fase mapan.

Partai politik di Indonesia juga tengah sibuk menggarap pemilih milenial. Padahal, pemilih baru adalah gen Z yang pada tahun depan sudah berusia 17-19 tahun. Mereka bukan lagi milenial. Mereka membutuhkan cara-cara baru. Salah satu pendekatan dengan mereka adalah menampilkan figur yang unik dan intim dengan mereka tanpa perlu memikirkan jumlah pengikut di media sosial.

Di Amerika Serikat, meski pemilu baru akan dilakukan tahun 2020, tetapi mereka telah melakukan riset dan juga menata komunikasi dengan mereka.
Panduan bagi mereka yang hendak memahami dunia gen Z sebenarnya sangatlah mudah. Mereka cukup mengamati perilaku gen Z dalam mengonsumsi media. Media boleh dibilang adalah produk awal yang sensitif terhadap perubahan selera setiap generasi.

Pengamatan bisa mulai dari perubahan jenis media yang dikonsumsi, lama mereka mengonsumsi, topik yang dikonsumsi, figur idola mereka, hingga cara mereka mengonsumsi.

Dari pengamatan itu, perusahaan bisa mempelajarinya dan mengambil contoh perubahan selera atau permintaan sehingga bisa digunakan untuk mengantisipasi pasar masa depan.