Referendum kemerdekaan di Kaledonia Baru telah selesai dilaksanakan. Mayoritas pemilih tidak menghendaki kepulauan itu berpisah dari Perancis.
Pada Minggu (4/11/2018), Kaledonia Baru mengadakan referendum kemerdekaan yang merupakan bagian dari Persetujuan Noumea yang dihasilkan tahun 1998. Menurut perjanjian ini, Kaledonia Baru yang setiap tahun diinjeksi 1,5 miliar dollar Amerika Serikat per tahun oleh Paris diberi waktu 20 tahun sejak 1998 untuk bersiap jika nanti berdiri sebagai negara merdeka.
Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, hasil referendum berpihak kepada kubu yang menghendaki Kaledonia Baru tetap menjadi bagian dari Perancis. Dengan total pemilih yang terdaftar sekitar 175.000 orang, kelompok yang menginginkan Kaledonia Baru tetap bergabung dengan Perancis mengantongi 56,4 persen. Adapun kubu pendukung kemerdekaan yang dimotori etnis asli Kaledonia Baru, Kanak, meraup 43,4 persen. Tingkat partisipasi pemilih dalam referendum tergolong tinggi, yaitu 80,63 persen.
Meski menang, hasil yang diperoleh kubu penentang kemerdekaan tercatat lebih sedikit ketimbang perkiraan. Jajak pendapat sebelumnya memprediksi, pemilih yang tidak menghendaki Kaledonia Baru merdeka mencapai 63-75 persen.
Walaupun ada insiden pembakaran dan penutupan jalan di ibu kota Kaledonia Baru, Noumea, secara keseluruhan referendum berlangsung aman. Berakhirnya referendum pada Minggu itu tak berarti perdebatan mengenai kemerdekaan juga tuntas. Menurut Perjanjian Noumea 1998, dimungkinkan digelar kembali referendum kemerdekaan pada tahun 2020 serta 2022.
Perjanjian Noumea merupakan kelanjutan dari Kesepakatan Matignon tahun 1988. Kesepakatan ini dibuat sebagai tanda berakhirnya konflik sengit yang menelan korban tewas antara Perancis dan kelompok Kanak pada periode 1976 hingga 1988.
Dibandingkan etnis lain, seperti warga keturunan Perancis, etnis Kanak yang memiliki porsi sekitar 40 persen dilaporkan mengalami marjinalisasi. Kelompok etnis Kanak menjalani konflik dengan pendatang sejak abad ke-19. Oleh karena itu, tidak mengherankan, gagasan Kaledonia Baru yang merdeka sangat kuat di kalangan etnis Kanak.
Bagi Perancis, Kaledonia Baru yang berpenduduk sekitar 278.000 orang dan berada di Pasifik Selatan (1.448 kilometer sebelah timur Australia) sangat penting. Ada 2.000 tentara Perancis di Kaledonia Baru. Pasukan AS juga telah diundang untuk menjalani latihan di wilayah itu. Saat berkunjung ke Kaledonia Baru pada Mei lalu, Presiden Perancis Emmanuel Macron berpidato tentang kebangkitan China di Pasifik dan menyerukan perlunya aliansi strategis baru antara India, Australia, dan Perancis. Kaledonia Baru juga kaya sumber daya alam mengingat 10 persen nikel dunia berasal dari wilayah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar