ARSIP PRIBADI

Prita H. Ghozie

 

Fenomena gaji bulanan habis di tengah jalan memang sering dialami masyarakat, terutama yang tinggal di kota-kota besar. Bagaimana mau mengisi rekening investasi atau tabungan apabila untuk hidup sehari-hari saja mungkin terpaksa berutang dari tanggal 10 hingga gajian lagi tanggal 25. Apa sebetulnya akar permasalahannya?

Hampir setengah dari para karyawan ternyata tidak bisa membedakan antara simpanan, tabungan, dan investasi. Kebanyakan karyawan menerima gaji di sebuah rekening tabungan. Namun, setiap hari dana ditarik untuk berbagai keperluan operasional. Karena itu, saya pun bertanya, apa bedanya tabungan itu dengan dompet online yang digunakan untuk pesan makanan?

Belum lagi tingginya gaya hidup yang diadopsi oleh masyarakat perkotaan yang akhirnya memaksa konsumsi melebihi kemampuan finansial.

Sadarkah kita bahwa prioritas pengeluaran gaji kebanyakan pekerja masih lebih besar di gaya hidup, bukan untuk biaya hidup rutin dan investasi masa depan?

Sebenarnya ada metode sederhana yang dapat diterapkan agar penghasilan bulanan dapat dikelola dengan baik, yaitu pembagian alokasi pos pengeluaran. Teknik persentase atas penghasilan secara akademis merupakan metode yang baik karena mudah diterapkan dan dapat dievaluasi secara berkala. Berikut ini pembagiannya.

Pertama, pos untuk kewajiban religi dan bantuan. Sebagai umat Muslim, zakat biasanya dialokasikan sebesar 2,5% dari penghasilan serta harta. Selain itu, mungkin ada keperluan untuk membayar sedekah ataupun bantuan bagi anggota keluarga besar lain.

Kedua, pos untuk kebutuhan darurat. Setiap bulannya, gaji sebaiknya dialokasikan untuk dana darurat sejumlah 10%. Dengan karakteristik yang dipergunakan sewaktu-waktu, maka tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat adalah di rekening tabungan.

Apabila tidak ada pengeluaran darurat di bulan tersebut, diamkan saja saldonya di rekening tabungan tersebut. Jumlah saldo dana darurat di tabungan idealnya minimal 3 kali pengeluaran rutin bulanan.

Ketiga, pos untuk biaya hidup rutin bulanan. Setiap bulan, pengeluaran rumah tangga, baik yang lajang mau- pun yang sudah ada tanggungan, akan mencakup pengeluaran rutin untuk makan, belanja bulanan, biaya tempat tinggal, biaya utilitas seperti listrik, telepon, dan langganan TV, dan biaya sekolah anak.

Idealnya, jumlah maksimal biaya hidup rutin antara 30% dan 60% dari gaji. Tentu saja persentase ini dapat menyesuaikan dengan penghasilan dalam rupiah. Misalkan penghasilan sudah mencapai angka puluhan juta, maka tidak harus setengah dari gaji dihabiskan untuk biaya hidup.

Keempat, pos untuk membayar kewajiban pinjaman. Jika mempunyai cicilan pinjaman, jumlahkan semua kewajiban bulanan tersebut. Idealnya, jumlah seluruh cicilan yang harus dibayarkan jangan melebihi 30% dari gaji.

Alasannya, beberapa jenis cicilan menerapkan sistem bunga floating sehingga saat tingkat suku bunga rata-rata meningkat akan berdampak kepada jumlah cicilan yang meningkat pula.

Apakah artinya setiap rumah tangga harus mempunyai cicilan? Tentu saja tidak. Apabila tidak memiliki kebutuhan untuk membeli rumah tinggal, alokasi gaji dapat dipergunakan untuk menabung dan berinvestasi.

Kelima, pos untuk menabung dan berinvestasi. Setiap rumah tangga pastinya memiliki tujuan keuangan yang ingin diwujudkan. Untuk jangka pendek, seperti liburan tahun depan dan pembelian mesin cuci, saran terbaik adalah menabung.

Sementara untuk jangka panjang, seperti naik haji, dana pendidikan universitas untuk anak yang masih kecil, serta dana pensiun, hal terbaik adalah berinvestasi. Idealnya, 15% dari gaji harus dapat dipaksakan untuk berinvestasi. Namun, jika bisa lebih di atas itu, saran terbaik adalah lakukanlah!

Terakhir, pos untuk gaya hidup. Setiap rumah tangga memiliki gaya hidup yang berbeda. Karena itu, ada pos pengeluaran untuk hiburan, liburan, keanggotaan olahraga, langganan majalah, dan lainnya. Sebisa mungkin alokasi untuk gaya hidup tiap bulan hanya maksimal 10% dari gaji.

Cara termudah untuk memperbaiki pengelolaan gaji adalah membagi rekening setidaknya menjadi tiga, yaitu untuk biaya hidup dan kewajiban, tabungan dan investasi, serta untuk gaya hidup.

Saat ini, alternatif produk keuangan yang tersedia adalah tabungan dengan kartu debit dan dompet elektronik untuk biaya operasional serta gaya hidup. Lalu, berbagai instrumen investasi untuk menabung dan investasi.