Performa ekonomi China ini dipertahankan dalam rentang yang cukup rasional dan masih sesuai dengan target pertumbuhan yang sudah direncanakan. PDB China untuk pertama kali menembus angka 90 triliun yuan (13,6 triliun dollar AS) pada 2018, atau mengalami pertumbuhan 6,6 persen dibandingkan periode sama 2017.

Angka pertumbuhan ini telah sesuai target pertumbuhan pada kisaran 6,5 persen. Tingkat pertumbuhan yang pesat ini masih menempatkan China pada barisan terdepan ekonomi utama dunia. Neraca pembayaran internasional China secara umum juga dalam keadaan seimbang, dengan ekspor maupun impor sama-sama mempertahankan pertumbuhan yang relatif pesat. Volume ekspor dan impor barang komoditas sepanjang 2018 mencapai 30,5 triliun yuan, atau bertumbuh 9,7 persen dibandingkan periode sama 2017. Pada 2018 inilah untuk pertama kali volume ekspor dan impor barang komoditas menembus angka 30 triliun yuan. Pertumbuhan ekspor tercatat 7,1 persen, sedangkan impor 12,9 persen.

Selain itu, ketersediaan lapangan pekerjaan di China juga dalam keadaan stabil dan terdapat perbaikan nyata dalam kualitas kehidupan masyarakat. Sepanjang 2018, pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan mencapai 13,6 juta, yang artinya telah mempertahankan tingkat pertumbuhan di atas 13 juta selama enam tahun berturut-turut. Tingkat pengangguran dipertahankan pada kisaran 5 persen, telah memenuhi target untuk menjaga angka pengangguran di bawah 5,5 persen, serta masih lebih rendah daripada angka pengangguran rata-rata di dunia. Pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) per kapita warga China 28.228 yuan, atau mengalami pertumbuhan riil 6,5 persen, masih lebih pesat daripada pertumbuhan PDB nasional.

Struktur ekonomi China juga terus mengalami perbaikan. Sektor industri tersier (sektor jasa) mengalami pertumbuhan 7,6 persen sepanjang 2018, atau menduduki 52,2 persen dari PDB dan menyumbang 59,7 persen pertumbuhan PDB. Pengeluaran konsumsi akhir (final consumption expenditure) juga berkontribusi 76,2 persen terhadap pertumbuhan PDB dan mengalami peningkatan 18,6 basis poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor konsumsi telah mengambil peranan yang semakin besar sebagai motor penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi China.

Di samping itu, sektor momentum baru dalam perekonomian China juga mengalami pertumbuhan pesat. Dalam tiga kuartal pertama 2018, rata-rata terdapat 18.000 perusahaan baru setiap harinya dan angka ini merupakan rekor tertinggi sejauh ini. Sektor industri manufaktur teknologi tinggi, sektor industri baru strategis, dan sektor industri manufaktur peralatan masing-masing mengalami pertumbuhan 11,7 persen, 8,9 persen, dan 8,1 persen.

Sektor ekonomi baru juga memegang peranan yang semakin besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, misalnya produk inovatif menggunakan kecerdasan buatan, teknologi inovatif internet menggunakan 5G, dan sektor industri jasa baru yang menggunakan media baru.

Dampak perang dagang

Aksi proteksionisme dan unilateralisme semakin marak dewasa ini dan telah mendatangkan naiknya faktor instabilitas di tingkat global. Terkait hal ini, Presiden Xi Jinping pernah menjelaskan, "Ekonomi China adalah sebuah samudra luas, bukan sebuah kolam kecil. Angin dan badai bisa mengguncang kolam kecil, tetapi tidak mungkin sanggup mengguncang samudra."

Performa ekonomi China merupakan hasil dari upaya aktif China mengatur perekonomian China dalam proses menuju fase pertumbuhan berkualitas tinggi. Dalam Pertemuan Tahunan World Economic Forum 2018, ekonom utama Dana Moneter Internasional (IMF), Gita Gopinath, menyatakan, data pertumbuhan PDB China 2018 sejalan dengan prediksi IMF. "Kami belum menemukan gejala perlambatan tajam dalam perekonomian China," kata Gopinath. "Situasi ini sejalan dengan tingkat kematangan ekonomi China, juga sedang berada dalam proses mewujudkan penyeimbangan kembali perekonomian mereka."

Tentu saja, baik buruknya situasi ekonomi atau prospek sebuah negara tak cukup hanya dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya, tetapi juga harus mempertimbangkan kualitas dan potensi pertumbuhannya. Pertumbuhan China saat ini secara angka nominal absolut sebenarnya masih lebih besar daripada masa 10 tahun silam. Menurut prediksi IMF, kontribusi ekonomi China terhadap pertumbuhan global pada 2018 telah mengalami pertumbuhan sebesar 30 persen.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan PDB China setiap tahun telah setara dengan volume ekonomi total sebuah negara berkembang berskala besar. Menurut perhitungan Bloomberg, volume pertumbuhan PDB China pada 2018 mencapai 1,4 triliun dollar AS, lebih besar daripada angka PDB total Australia pada 2017.

Setelah mengalami pertumbuhan pesat 40 tahun berturut-turut, perekonomian China sudah tak bisa dibandingkan lagi dengan pada masa silam dalam hal skalanya, tingkat kedalaman, dan fleksibilitasnya. Stabilitas dan keberlanjutan ekonomi China juga terus mengalami peningkatan signifikan. China memiliki pasar konsumsi paling potensial di dunia, SDM yang sangat kaya, tenaga kerja terampil dalam jumlah besar, infrastruktur memadai, serta sistem sektor industri yang paling lengkap.

Sektor momentum baru juga telah menduduki porsi sepertiga dalam kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi China. China saat ini sedang mempercepat pembaruan dan transformasi ekonomi menuju pertumbuhan berkualitas tinggi. Seiring dengan upaya China memperluas reformasi dan kebijakan pintu terbuka, China terus melakukan reformasi struktural pada sektor penyediaan, serta menggenjot pertumbuhan sektor momentum baru dalam pertumbuhan ekonominya. China juga terus meningkatkan potensi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. China memiliki kondisi, potensi, dan kemampuan untuk terus mempertahankan pertumbuhan yang stabil ini.

Hubungan China-Indonesia

Pertumbuhan ekonomi China yang sehat dan stabil juga turut berperan dalam mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dengan Indonesia. Volume perdagangan bilateral China-Indonesia pada 2018 tercatat 77,4 miliar dollar AS. Selama delapan tahun berturut-turut China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia terus mengukir rekor tertinggi dan saat ini telah melebihi 2 juta kunjungan dalam setahun.

Kunjungan wisatawan China ini telah mendatangkan devisa yang signifikan bagi Indonesia. Investasi langsung China ke Indonesia telah mencapai 2,35 miliar dollar AS dan telah menciptakan kesempatan kerja yang sangat besar bagi Indonesia. Kedua negara sama-sama negara berkembang berskala besar dan sama-sama termasuk emerging economies sehingga keduanya bisa saling menjadi kesempatan bertumbuh bagi satu sama lain.

Kami sangat berharap perekonomian kedua negara bisa terus mengalami pertumbuhan yang stabil dan kedua negara juga bisa terus meningkatkan kerja sama nyata yang lebih luas di berbagai bidang sehingga bersama-sama mewujudkan kemakmuran bagi rakyat masing-masing.