ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

Keluarga kami baru saja terkena influenza. Mula-mula, saya tertular dari murid saya, seorang siswa batuk pilek dan demam. Sebagai guru, saya mengizinkannya untuk istirahat di rumah agar tidak menulari teman-temannya di sekolah. Namun, yang tertular ternyata saya.

Saya terserang influenza berat sampai sulit untuk bangun dari tempat tidur. Demam tinggi, badan pegal-pegal, pilek berair, dan batuk-batuk. Untunglah, tiga hari sudah sembuh.

Kemudian suami saya menyusul, terserang influenza. Dia bersikeras untuk tetap kerja di pabrik, tetapi oleh dokter perusahaan dia dipulangkan. Terakhir barulah anak saya yang kelas III sekolah dasar tertular juga. Anak saya ini penderita asma. Sewaktu terserang influenza, asmanya langsung kambuh. Sesak napas agak berat.

Kami kemudian membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit dekat rumah. Dia sempat diberi terapi pengasapan (nebulizer). Anak saya sudah dipersiapkan untuk dirawat, untunglah sesaknya reda dan boleh pulang. Dokter berpesan agar esok harinya kontrol karena rentan terkena serangan asma akut lagi.

Sewaktu influenza menyerang kami sekeluarga, kami agak khawatir. Kami belum paham bagaimana cara mencegah penularan influenza. Anak saya yang asma juga penderita pilek alergik, tetapi pileknya tidak menular ke orang lain. Pagi hari, anak saya bersin-bersin dan pilek, tetapi di sekolah pileknya akan hilang.

Menurut kawan-kawan saya sesama guru, pada bulan ini banyak murid yang tidak masuk sekolah karena terkena influenza. Dua guru di sekolah kami juga terkena influenza.

Saya mendengar bahwa untuk mencegah penularan influenza, sekarang ada vaksin. Kami sekeluarga ingin memperoleh imunisasi influenza. Di mana kami dapat memperolehnya. Apakah imunisasi ini ditanggung BPJS?

Saya pikir seharusnya BPJS mencegah penyakit sebelum banyak yang tertular. Menurut informasi dari kantor suami saya, poliklinik kantor menyediakan imunisasi influenza yang boleh dimanfaatkan oleh pegawai dan keluarga.

Ada berapa macam vaksin influenza, dan apakah berbeda vaksin untuk anak dan orang dewasa? Menurut dokter keluarga kami, justru yang penting mendapat imunisasi influenza adalah orang berusia lanjut.

Mohon penjelasan Dokter, siapa saja yang dianjurkan menjalani imunisasi influenza. Terima kasih atas penjelasannya.

M di J

Pusat Penelitian Kesehatan Kementerian Kesehatan kita selalu memantau kejadian kasus influenza. Menurut catatan, biasanya kejadian influenza meningkat pada musim hujan meskipun kasus influenza di Indonesia terjadi sepanjang tahun. Biasanya, pada bulan November sampai Februari kasus influenza lebih banyak.

Namun, dengan cuaca yang tidak menentu dewasa ini, mungkin kejadian influenza juga berubah. Influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejalanya demam, batuk, dan pilek yang mendadak.

Pada orang yang mempunyai kekebalan tubuh baik, influenza akan sembuh setelah 3 sampai 5 hari. Namun, pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, orang usia lanjut (usia 60 tahun atau lebih), orang berpenyakit kronik, serta perempuan hamil, influenza dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Penderita influenza yang berat kemungkinan harus dirawat di rumah sakit, dan risiko terbesar untuk perawatan di rumah sakit adalah anak berumur di bawah 5 tahun serta orang yang berusia lanjut.

Badan Kesehatan Sedunia (WHO) sekarang juga menganjurkan imunisasi influenza untuk perempuan hamil guna meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Jika terjadi influenza pada perempuan hamil, dapat terjadi keguguran atau berat badan lahir rendah. Demam yang tinggi juga berdampak pada ibu yang sedang hamil. Di banyak negara, program imunisasi influenza untuk ibu hamil ini sudah berjalan dengan baik.

Pada penderita penyakit kronik, seperti diabetes melitus, penyakit paru menahun, gagal ginjal kronik, dan penyakit jantung koroner, meski penderita masih berusia di bawah 60 tahun apabila terkena influenza dapat terjadi komplikasi dan penyakit kronik yang dideritanya menjadi lebih berat. Itulah sebabnya mereka perlu mendapat imunisasi influenza.

Petugas kesehatan dapat tertular influenza, tetapi juga dapat menularkan influenza kepada pasiennya. Petugas kesehatan yang sedang terkena influenza harus beristirahat agar tidak menjadi sumber penularan influenza di rumah sakit. WHO menganjurkan petugas kesehatan selain mendapat imunisasi hepatitis B, juga diberi imunisasi influenza.

Di Thailand, sekitar 93 persen petugas kesehatan sudah mendapat imunisasi influenza setiap tahun. Di negara kita, angka cakupan imunisasi influenza di kalangan petugas kesehatan masih sekitar 10 persen. Sebab, petugas kesehatan harus membayar sendiri untuk imunisasi yang harus dijalani setiap tahun ini.

Para pakar kesehatan berharap pemerintah dapat menyediakan vaksin influenza cuma-cuma untuk petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan, baik dokter, dokter gigi, perawat, bidan, petugas laboratorium, maupun fisioterapi, dan lain-lain, yang kontak langsung dengan penderita dapat diimunisasi. Jumlahnya sekitar 700.000 orang.

Vaksin influenza yang akan disuntikkan disesuaikan dengan virus influenza yang sedang beredar agar efektivitasnya meningkat. Dulu, vaksin influenza terdiri dari 2 jenis influenza A dan 1 jenis influenza B. Namun, sekarang influenza B ada 2 jenis sehingga disebut vaksin quadrivalent. Vaksin ini sudah tersedia di Indonesia dan diharapkan efektivitasnya lebih baik.

Jadi, mereka yang diharapkan mendapat vaksin influenza adalah 1) anak sehat usia 6 bulan sampai 23 bulan, 2) anak dengan penyakit kronik, 3) orang usia lanjut (usia 60 tahun ke atas), 4) mereka yang berpenyakit kronik, 5) mereka yang mempunyai kekebalan tubuh menurun (penderita kanker, HIV, dan lain-lain), 6) perempuan hamil, 7) petugas kesehatan, serta 8) mereka yang akan bepergian untuk umrah dan haji.

Sebenarnya, semua orang dewasa yang berusia 19 tahun ke atas, yang ingin menjaga diri dari penularan influenza, dapat memperoleh vaksin influenza.

Ternyata dampak penyakit influenza untuk produktivitas ataupun biaya pengobatan cukup besar. Penyakit yang mengakibatkan absensi tertinggi di perusahaan adalah influenza. Itulah sebabnya banyak perusahaan menyediakan layanan imunisasi influenza untuk menjaga agar karyawannya sehat, tidak mengalami penurunan produktivitas akibat influenza.

Mereka yang terkena influenza dianjurkan beristirahat sehingga tidak menulari lingkungan di tempat kerja, sekolah, ataupun tempat kerumunan orang lainnya. Jika batuk, hendaklah menerapkan etika batuk sehingga lingkungannya tak terpapar virus influenza. Terapi influenza biasanya bersifat penghilang gejala. Biasanya, influenza akan sembuh sendiri. Jika terjadi komplikasi, komplikasi harus ditangani dengan baik.

Sekitar 500.000 orang meninggal akibat influenza dan sebagian besar adalah orang berusia lanjut. Influenza sering dianggap masalah ringan, tetapi tetap harus ditanggulangi dengan baik. Penanggulangan influenza yang baik akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, serta mengurangi pengeluaran berobat perorangan ataupun masyarakat.

Sementara ini BPJS belum mendukung biaya imunisasi influenza. Mudah-mudahan jika keuangan BPJS telah baik, imunisasi ini akan ditanggung BPJS. Meskipun vaksin influenza agak mahal dan suntikan dilakukan setahun sekali, pencegahan melalui imunisasi ini jauh lebih murah daripada terapi influenza.