Karena itu, ketika Komisi Pemilihan Umum mendata ada 1.543 calon anggota DPR dari generasi milenial yang akan berkontestasi dalam pemilu serentak 17 April 2019, tentunya patut kita syukuri. Jumlah itu hampir 20 persen dari total calon anggota DPR yang berjumlah 7.968 orang.

Caleg milenial itu 588 orang di antaranya berusia di bawah 30 tahun dan 955 orang berusia 31-40 tahun. Latar belakangnya pun beragam, mulai dari mahasiswa tingkat akhir, pengusaha, penyanyi, pekerja profesional, hingga anggota komunitas punk. Ada juga yang berasal dari keluarga elite politik daerah atau nasional.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Spanduk kampanye calon anggota legislatif dan perwakilan daerah berbaur dengan iklan rumah dijual di Jalan Lontar Raya, Grogol, Jakarta, Selasa (19/2/2019). Alat peraga kampenya calon anggota legislatif terlihat lebih semarak dibanding kampanye pasangan calon presiden-wakil presiden.

Mencermati tantangan bangsa ini ke depan, kehadiran caleg milenial tentunya sangat relevan. Data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia usia produktif, 15 hingga 64 tahun, pada tahun 2020-2030 akan mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk. Anggota legislatif yang mau dan mampu menyerap aspirasi mereka ini sangat diperlukan.

Revolusi Industri 4.0 pun sudah di depan mata. Perkembangan teknologi nano, robotik, dan kecerdasan buatan yang semakin mengintegrasikan dunia fisik, biologis, dan digital, serta ruang lingkupnya semakin meluas, dipastikan akan mengubah banyak seluruh tatanan kehidupan di negeri ini. Boleh jadi tantangan yang akan dihadapi negeri ini berbeda 180 derajat.

Dalam Roadmap Making Indonesia 4.0, bangsa ini menargetkan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Namun, jika tidak siap melakukan banyak penyesuaian dengan tepat dan cepat, bukan tidak mungkin kita menjadi pecundang.

Di era revolusi pra-kemerdekaan, sejarah bangsa ini pun mencatat, banyak tokoh muda pergerakan yang akhirnya mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka dan dihormati dunia.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Tampilan konten kampanye calon legislatif di media sosial, Selasa (29/1/2019).

Banyak parlemen di dunia pun memberikan tempat pada hadirnya tokoh-tokoh muda yang hebat. Rumeysa Kadak, gadis berusia 22 tahun yang kerap menjuarai debat, menjadi wakil termuda dari Majelis Nasional Agung Turki. Saira Blair, mahasiswi dari West Virginia University, berhasil menjadi salah seorang anggota parlemen termuda di Amerika Serikat. Pemilih terpikat karena dia konsisten memperjuangkan suara rakyat yang seumuran dengannya.

Caleg milenial yang akan berkontestasi pada 2019 ini umumnya juga memiliki motif membawa perubahan. Jargon politik yang dikampanyekan, mulai dari "Pemuda Hebat", "Yang Muda Yang Bekerja", "Muda, Terbuka, Progresif", "Muda, Berani Beda", hingga "Kerja… Kerja… Ngopi".