Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 22 April 2019

Rumah Kebanjiran//Kartu Kredit Identitas Palsu//Air Tak Mengalir (Kompas)


Rumah Kebanjiran

Sekolah Dasar 07 di Percetakan Negara, Jakarta, telah dibongkar dan dibangun kembali akhir tahun 2018. Serah terima untuk dipakai lagi berlangsung awal Januari 2019.

Namun, sejak 25 Maret 2019 hingga kini, setiap hujan lebat, rumah kami yang terletak di belakang SD 07 selalu kebanjiran. Ini gara-gara saluran air di depan rumah yang lebarnya hanya 10 cm mendapat buangan air hujan dari atap SD 07.

Bangunan baru itu tidak disertai pipa drainase untuk mengalirkan air dari atap. Buangan air ada empat titik di bagian belakang SD 07, semuanya tidak ada pipa drainasenya. Padahal, di bangunan lama SD itu ada.

Masalah lain adalah gedung SD empat tingkat itu menggunakan genteng beton. Kenapa bukan atap genteng metal aluminium berpasir saja? Persis di belakang sekolah itu ada gang tempat masyarakat lalu lalang, jaraknya hanya 20 cm dari pinggir plafon atap. Bagaimana kalau genteng beton itu jatuh dan kena orang lewat?

Melalui surat ini kami minta tolong agar gedung SD itu diperbaiki lagi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan permukiman dan keselamatan penduduk.

Helena Percetakan Negara-Dahlan 1, Jakarta Pusat

Kartu Kredit Identitas Palsu

Saya menjadi korban penyalahgunaan identitas untuk kartu kredit Permata Bank. Hal ini saya ketahui ketika hendak mengajukan pinjaman kredit ke suatu bank.

Menurut petugas bank itu, nama saya masuk dalam daftar OJK karena ada tunggakan kartu kredit di Bank Permata. Saya kaget karena tidak pernah mengajukan permohonan pembuatan kartu kredit, apalagi menggunakannya.

Saya segera menghubungi Bank Permata (via PermataTel). Ternyata benar, terdapat tunggakkan kurang lebih Rp 5 juta atas nama saya.

Atas saran petugas Bank Permata, saya datang ke bagian collection di Kantor Bank Permata di Bintaro (sektor 7), 12 Maret 2019. Saya sampaikan persoalan ke petugas bagian collection. Dia meminta saya membuat surat sanggahan (untuk SLIK OJK) dan kemudian dikirim ke care@permatabank.co.id. (Nomor registrasi pengajuan CHS00010i0a2) dan kronologi terlampir.

Saya adalah korban kelalaian petugas kartu kredit Permata Bank, tetapi saya justru yang direpotkan dengan prosedur yang berlaku.

Saya sungguh dirugikan dari sisi waktu dan tenaga. Bahkan, tak sedikit biaya yang sudah saya keluarkan untuk mengurus mulai dari ongkos ke kantor Permata Bank di Bintaro hingga biaya pulsa untuk konfirmasi melalui PermataTel.

Saya memohon pencerahan juga dari OJK dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengenai proses penyelesaian fraud kartu kredit ini.

Wiewied Arieyanie Jl Nangka, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Air Tak Mengalir

Lagi-lagi pelayanan Palyja sangat buruk. Tanggal 3 Januari 2019, surat keluhan kami dimuat di Kompas, tanggal 21 Januari 2019, di harian yang sama Palyja menjawab.

Setelah itu air sempat mengalir kurang lebih tiga minggu. Namun, pertengahan Februari 2019 sampai sekarang—berarti sudah hampir tiga bulan—air berhenti lagi.

Dalam tanggapan Palyja tertulis, "Ada perbaikan di pipa jaringan dan ada gangguan di pipa jaringan 1".

Pertanyaannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan itu? Apakah setiap bulan mesti rusak?

Sampai sekarang kami tidak pernah mendapat penjelasan dan solusi pasti dari Palyja. Kalau memang debit air kurang, mengapa tidak diatur agar mengalirnya pada jam- jam tertentu saja?

Dengan demikian, pelanggan punya kesempatan dan kepastian untuk menampung air di rumah masing-masing. Mengirim mobil tangki bukanlah solusi yang baik karena kami hanya dijatah dua kali seminggu. Kami menduga, ada sesuatu yang tidak benar dalam pengelolaan air Palyja.

Melihat seringnya kejadian ini, kami berharap Pemprov DKI serius mengaudit kinerja Palyja agar tidak terus merugikan masyarakat.

Nani Rengka Kompleks Merpati,Pegadungan, Jakarta Barat

Kompas, 20 April 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger