ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

Sudah hampir satu bulan ayah saya dirawat di rumah sakit akibat serangan stroke. Keadaan beliau waktu masuk cukup gawat sehingga harus dirawat di ruang perawatan intensif. Baru setelah seminggu boleh pindah ke ruang perawatan biasa. Kami amat bersyukur, tapi ayah belum bisa bicara. Jika kita bicara, tampaknya dia sedikit mengerti. Kadang-kadang dia teriak, mungkin marah.

Asupan makanan masih melalui saluran plastik dari hidung. Beliau juga masih mendapat infus untuk memasukkan obat. Bahkan, ada alat pengatur infus karena obat yang dimasukkan dosisnya harus tepat. Untuk mandi, buang air besar, dan buang air kecil, ayah harus dibantu perawat. Di bokongnya sekarang ada kemerahan yang menurut perawat dapat berkembang menjadi luka karena tekanan berat badan ayah yang cukup berat. Untuk mencegah luka, ayah harus dimiringkan secara berkala.

Keluarga sudah dua kali diajak bicara oleh dokter yang merawat, yang pada intinya ayah sedang dipersiapkan untuk perawatan di rumah. Kami merasa senang. Namun, kami ragu apakah keluarga mampu merawat ayah karena kami kedua anaknya bekerja di perusahaan swasta. Saya anak perempuan dan merupakan anak yang tertua. Rencananya, jika pulang, ayah akan dirawat di rumah saya.

Suami saya bekerja di bagian pemasaran sebuah perusahaan sehingga sering bepergian ke luar kota. Anak saya baru berumur 3 tahun yang amat dekat dengan saya. Adik saya juga perempuan, seorang dosen, dan suaminya pegawai bank swasta yang juga sibuk. Mereka belum punya anak. Di rumah saya dibantu oleh asisten rumah tangga perempuan berumur 28 tahun. Tugas dia yang utama adalah membersihkan rumah dan menemani anak saya.

Dengan rencana kepulangan ayah, kami harus merencanakan bagaimana agar ayah dapat terawat dengan baik. Saya dan suami juga adik saya serta suaminya tak punya latar belakang kesehatan. Jadi, kami berencana untuk meminta bantuan perawat untuk menjaga ayah.

Setelah dihitung, ternyata biayanya besar sekali karena perawat bekerja dalam sif dan honornya setiap jaga lumayan tinggi. Saya berunding dengan kepala perawatan apakah ayah dapat dijaga oleh seorang penjaga orang sakit. Dulu kakak ayah saya yang menderita kanker dijaga oleh penjaga orang sakit dan keluarga amat tertolong dengan bantuan penjaga orang sakit. Penjaga orang sakit tersebut menemani paman saya selama sembilan bulan sampai paman saya meninggal.

Pertanyaan saya, apakah kemampuan penjaga orang sakit? Apakah ia boleh memberikan obat, mengukur tekanan darah, suhu, dsb? Apakah ayah saya perlu didatangi dokter atau perawat secara teratur? Mungkinkah sebelum ayah pulang penjaga rumah sakit dilatih dulu oleh perawat? Di mana saya mendapat tenaga penjaga orang sakit karena yang dulu menjaga paman saya sudah menikah dan tidak bekerja lagi sebagai penjaga orang sakit?

M di J

Perawatan di rumah sakit sekarang makin lama makin dipersingkat. Jika pasien dapat dirawat di rumah, dianjurkan untuk dirawat di rumah. Perawatan di rumah selain menghemat biaya rumah sakit juga mengurangi terkena infeksi di rumah sakit. Keluarga yang tak mempunyai latar belakang medis tetap berperan dalam perawatan di rumah. Kehadiran anggota keluarga di samping pasien sudah menyenangkan pasien. Kenyataan yang dihadapi adalah anggota keluarga yang sehat bekerja dan hanya dapat menemani pasien sepulang kerja atau pada hari libur.

Asisten rumah tangga sudah sibuk dengan tugasnya sehingga sulit diharapkan untuk merangkap sebagai penjaga orang sakit. Petugas penjaga orang sakit pada dasarnya adalah tenaga yang menggantikan keluarga dalam menemani dan menjaga orang sakit. Jika orang sakit sadar dan mandiri, penjaga orang sakit lebih bertugas menemani mengingatkan minum obat, mandi, dsb. Jika kemandirian pasien berkurang, penjaga orang sakit lebih aktif membantu dalam memandikan, memberikan makan, dll.

Penjaga orang sakit pada umumnya tenaga sekolah menengah keterampilan yang dilatih untuk menjaga orang sakit. Pelatihan singkat untuk memberikan makan, minum, memindahkan, mendudukkan, memandikan, dsb. Penjaga orang sakit tidak dilatih untuk memasang infus, menyuntik, dsb yang merupakan kemampuan perawat. Jadi, harus jelas kebutuhan pasien sebelum menentukan apakah pasien cukup didampingi oleh tenaga penjaga orang sakit atau perawat atau tenaga medis lain.

Komunikasi antara penjaga orang sakit dengan keluarga dan petugas kesehatan yang mengobati ayah harus jelas dan baik. Jika ada yang harus dilaporkan, keluarga akan segera dihubungi oleh penjaga orang sakit, dan jika perlu, keluarga atau penjaga orang sakit harus menghubungi tenaga kesehatan.

Jika keadaan menghendaki, bukan tak mungkin pasien harus dirawat kembali di rumah sakit. Sebelum pulang dari rumah sakit, biasanya petugas kesehatan akan menjelaskan keadaan pasien, apa yang dapat dilakukan, dan apa yang tak boleh dilakukan.

Obat-obat yang perlu diminum juga akan dijelaskan satu demi satu dan sebaiknya keluarga mencatat dengan baik. Pada saat itu juga ditentukan apakah petugas kesehatan akan mengunjungi pasien ke rumah. Jika ya, tentukan waktunya. Untuk memudahkan komunikasi, nomor telepon seluler (ponsel) petugas kesehatan, keluarga, dan penjaga orang sakit harus saling dipertukarkan.

Kehadiran penjaga orang sakit di rumah akan banyak meringankan tugas keluarga. Namun, kehadiran orang lain dalam keluarga tentu harus dipersiapkan. Meski tugas utama penjaga orang sakit adalah membantu keluarga menjaga orang sakit, dia harus diberi kesempatan untuk makan, minum, tidur, serta beristirahat. Perlu disediakan kamar agar dia juga mempunyai privasi sendiri.

Keluarga harus menjelaskan kepada petugas penjaga orang sakit apa saja yang perlu dikerjakan. Lebih baik lagi jika tugas tersebut dituliskan supaya tidak lupa. Hubungan penjaga orang sakit dengan keluarga inti termasuk anak harus dijaga agar baik, tetapi dalam batas yang wajar.

Begitu pula dengan asisten rumah tangga dan orang lain di rumah, misalnya sopir. Meski sebagai anggota dalam rumah tangga Anda, sebaiknya penjaga orang sakit lebih diutamakan untuk tugas utamanya. Jadi, jangan diberi tugas lain yang tak berhubungan dengan tugasnya, seperti memasak, membersihkan rumah, dsb.

Anda benar, kebanyakan mereka yang memerlukan tenaga penjaga orang sakit lebih nyaman dengan orang yang sudah dikenal, misalnya pernah menjaga anggota keluarga lain. Namun, mereka yang memerlukan penjaga orang sakit sekarang dapat meminta bantuan yayasan atau perusahaan yang menyediakan tenaga penjaga orang sakit. Honorarium biasanya sudah standar, dan sebagai manusia, dia juga berhak untuk beristirahat dan cuti.