KEMENTERIAN PERTAHANAN/JULI SYAWALUDIN

Pejabat sementara Menteri Pertahanan AS Patrick Michael Shanahan berjanji akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas negara-negara ASEAN. Salah satu bentuk kerja sama yang ditawarkan adalah latihan maritim bersama.

Pertemuan internasional para petinggi keamanan di Singapura, akhir pekan lalu, mempertegas persaingan antara dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan China.

Dalam acara tahunan bertajuk "Shangri-La Dialogue" itu, Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menyebutkan, Washington tidak akan lagi menoleransi tindakan China di Asia. Menurut dia, ancaman terbesar terhadap kepentingan utama negara-negara di Asia berasal dari "aktor" yang berupaya melemahkan tatanan internasional.

Pernyataan Shanahan mengacu pada sikap Washington selama ini yang mengecam tindakan Beijing mengklaim perairan Laut China Selatan sebagai teritorialnya. Langkah Beijing membangun berbagai fasilitas di pulau buatan di perairan ini dituding sebagai bentuk militerisasi.

Sebagai respons atas tindakan China, militer AS telah beberapa kali mengirim kapal dan pesawat militer di wilayah perairan Laut China Selatan untuk memastikan prinsip kebebasan bernavigasi tetap ditegakkan di kawasan tersebut. Di sisi lain, China melihat tindakan AS itu sebagai provokasi.

Seperti ditulis harian ini pada Senin silam, guna merespons pidato Shanahan, Menteri Pertahanan China Jenderal Wei Fenghe dalam forum yang sama menyampaikan kritik terhadap AS. Washington diperingatkan untuk tak ikut campur dalam isu Laut China Selatan. Selain itu, Wei mengingatkan AS tak mendukung Taiwan yang disebut China sebagai bagian dari negara tersebut. Beijing akan melakukan upaya apa pun untuk memastikan Taiwan tak terpisahkan dari China.

Meski mengkritik China, Shanahan menyampaikan sikap yang terbuka untuk berkomunikasi dengan China. Sikap terbuka ini disambut gembira oleh delegasi China yang hadir di Shangri-La Dialogue.

Shanahan tak ketinggalan menyampaikan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik. Menurut dia, Indo-Pasifik adalah prioritas Washington. Karena itu, AS akan terus berinvestasi di kawasan yang membentang dari Samudra Hindia hingga tepi timur Samudra Pasifik itu.

Dilaporkan bahwa penjelasan Shanahan mengenai Indo-Pasifik justru merupakan poin paling penting. Dengan mempertegas komitmen terhadap Indo-Pasifik, Shanahan ingin meyakinkan sekutu-sekutu bahwa AS serius untuk menerapkan strategi di kawasan tersebut dalam rangka menghadapi kebangkitan China. Dengan kata lain, pidato Shanahan di Singapura diarahkan justru kepada sekutu-sekutu AS, seperti Australia, Jepang, dan Selandia Baru.

Sebagai wilayah yang membentang dari Samudra Hindia hingga tepi timur Pasifik, kawasan Indo-Pasifik merupakan arena persaingan di tengah kebangkitan China sebagai kekuatan baru militer, ekonomi, dan geopolitik. AS telah mempertegas tak akan meninggalkan Indo-Pasifik. Hal ini seharusnya mengingatkan ASEAN agar terus aktif berperan di Indo-Pasifik sehingga kawasan tersebut tetap terbuka, aman, damai, dan akhirnya memberikan kesejahteraan bersama.


Kompas, 4 Juni 2019