KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas

Kebutuhan saintis data terus meningkat, bahkan bakal tidak terpenuhi dalam waktu dekat. Banyak perusahaan membutuhkan keahlian mereka di tengah upaya transformasi bisnis. Di usaha rintisan saintis data ditempatkan dan dihargai sangat tinggi karena perusahaan sejak awal memahami kehadiran mereka.

Ternyata di perusahaan mapan atau perusahaan konvensional, investasi di saintis data yang tidak murah malah memunculkan masalah baru. Mereka tidak terlibat menyelesaikan masalah bisnis meski investasi besar telah dikucurkan. Apakah yang terjadi sesungguhnya?

Majalah Harvard Business Review dalam salah satu artikelnya membahas permasalahan ini. Sekalipun banyak pimpinan perusahaan mengetahui bahwa data adalah "komoditas minyak baru", mereka tidak mengetahui secara persis kontribusi sains data dalam bisnis perusahaan. Saintis data tidak boleh disalahkan jika mereka memilih keluar dari perusahaan ketika mereka sebenarnya direkrut dengan biaya mahal untuk memperbaiki kinerja bisnis perusahaan.

KOMPAS/STEFANUS ATO

Para pembicara dalam diskusi Algoritma Demo Day yang bertemakan "Upgrading Data Science Education In Indonesia", Selasa (24/7/2018), di Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Sains data menjadi kebutuhan bagi perusahaan, tetapi penggunaannya harus tepat.

Tidak mengherankan apabila seorang saintis data pernah membuat artikel berjudul "Think Your Company Needs a Data Scientist? You're Probably Wrong", yang bertujuan mengingatkan perusahaan agar tidak begitu saja memutuskan untuk merekrut saintis data. Euforia sains data tengah merebak sehingga orang bisa saja latah merekrut saintis data tanpa memiliki pertimbangan yang matang. Kelatahan itu bisa terlihat dari mereka yang diminta oleh pimpinan perusahaan untuk mencari saintis data. Umumnya mereka hanya mengatakan, saya diminta oleh bos saya untuk mencari saintis data. Sudah pasti jawaban ini tidak menunjukkan secara jernih kebutuhan perusahaan akan saintis data.

Euforia sains data tengah merebak sehingga orang bisa saja latah merekrut saintis data tanpa memiliki pertimbangan yang matang.

Dua hal yang diduga menjadi penyebab saintis data tidak berkembang ketika direkrut oleh perusahaan mapan adalah saintis data sendiri lebih berfokus pada penggalian data, membangun fasilitas penggalian data, dan mereka tidak melirik masalah bisnis perusahaan. Sementara, para pemimpin bisnis bingung menempatkan dan mengurus saintis data karena mereka juga baru belajar. Para pemimpin bisnis juga kerap menyerahkan sepenuhnya apa yang akan dilakukan saintis data di dalam perusahaan.

Kesalahan pertama sebenarnya diletakkan di pundak pimpinan perusahaan. Sejak awal mereka tidak memperjelas tujuan bisnis mereka serta melakukan pengukuran. Secara sederhana ketika mereka berinvestasi di sains data, maka mereka harus menghitung imbal balik dari perekrutan saintis data, seperti penghematan pengeluaran, pendapatan baru, perbaikan layanan konsumen, dan lain-lain.

Kesalahan kedua, pemimpin bisnis tidak mengepaskan masalah perusahaan yang tengah dialami dengan kebutuhan saintis data. Merekrut mereka sebenarnya bukan mencari orang yang tahu dan paham kemampuan teknis, melainkan yang memahami persoalan bisnis yang tengah dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, ketika hendak merekrut saintis data, maka pemimpin bisnis harus memastikan masalah yang tengah dihadapi.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Data yang menumpuk membutuhkan saintis data untuk mengolahnya dan menggunakannya secara tepat.

Tanpa klarifikasi masalah yang tengah dihadapi, kehadiran saintis data akan memunculkan masalah baru, sementara masalah utama tidak selesai karena bertumpuk dengan masalah-masalah yang bukan masalah inti bisnis. Para saintis data juga perlu diajak untuk mengajar tentang sains data ke karyawan lain sehingga karyawan lain memahami kepentingan kehadiran saintis data, sementara dia juga memahami masalah bisnis yang tengah dihadapi perusahaan.

Pada ujungnya semua proses itu akan menjadikan saintis data makin memahami kultur perusahaan, bekerja bersama dengan anggota lainnya, dan ikut menyelesaikan masalah bisnis yang sedang dihadapi. Mereka bukanlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan problem teknis. Semakin terlibat mendalam di dalam perusahaan, mereka akan ikut memperbaiki bisnis karena kehadiran mereka akan terintegrasi sepenuhnya di dalam organisasi perusahaan.