Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 15 Februari 2020

KATA KOTA: Berubah (NELI TRIANA)


KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Puncak Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Jakarta sebagai kota besar sudah tertanam di benak masyarakat sejak masa sebelum kemerdekaan Republik ini. Kota yang pernah bernama Batavia dan menjadi pusat kekuasaan penjajah Belanda ini langgeng menjadi Ibu Kota, kota terdepan dan terbesar di Indonesia sampai saat ini.

Sebagai pusat pemerintahan juga pusat bisnis dan industri, membuat Jakarta berkembang lebih pesat dari daerah lain. Kondisi ini berimbas ke kawasan sekitarnya, seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, dan membuat Jabodetabek menjadi raksasa metropolitan yang menjadi trendsetterbagi daerah lain di negeri ini.

Membicarakan segala sesuatu tentang Jakarta dan Bodetabek seakan tak ada habisnya. Mulai dari isu layanan publik seperti transportasi umum, kesehatan, pendidikan, kemiskinan, keamanan dan kriminalitas, hingga kemodernan yang kini ditandai antara lain dengan kemajuan penetrasi teknologi, tren konsumsi publik, dan banyak lagi.

Jabodetabek menjadi kawasan dengan konsentrasi penduduk paling banyak dibandingkan kawasan metropolitan lain, seperti Surabaya dan sekitarnya, Makasar dan sekitarnya, juga Bandung dan sekitarnya. Tahun ini, penduduk Jakarta lebih dari 10 juta jiwa dan total se-Jabodetabek mencapai sedikitnya 30 juta jiwa. Raksasa ini menyerap rakus produk apa saja, termasuk jadi pasar terbesar media massa seperti koran ini.

Berdasarkan posisi penting sebagai Ibu Kota, pusat ekonomi, dan pasar besar, Harian Kompas sejak bertahun-tahun silam memberi tempat khusus untuk meliput Jabodetabek. Lembar Metropolitan hadir setiap hari menyuguhkan isu khusus kawasan Ibu Kota dan kota-kota tetangganya ini.

DOKUMEN HARIAN KOMPAS

Rubrik "Riwayat Kota" yang terbit setiap Senin di harian Kompas. Rubrik ini mengungkap jejak masa lalu di kawasan perkotaan Jabodetabek dan mengaitkannya dengan kondisi saat ini.

DOKUMEN HARIAN KOMPAS

Rubrik "Grafikota" yang hadir tiap Kamis di halaman Metropolitan Kompas.

Jabodetabek begitu dinamis, begitu energik, sehingga berbagai rupa pendekatan kerja jurnalistik dilakukan demi menangkap dan menyuguhkannya selengkap mungkin wajah raksasa metropolitan ini. Di luar peristiwa, ada pula liputan mendalam, tematis, dan rubrikasi, termasuk hasil riset Litbang Kompas yang rutin dipersembahkan secara berkala bagi pembaca setia, bagi Indonesia.

Namun, seiring kemajuan zaman, kawasan perkotaan berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di sini. Sesuai data Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti dikutip dari laman Badan Pembangunan PBB (UNDP), lebih dari 54 persen penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan dan angka ini diproyeksikan mencapai 66 persen pada 2050.

DOKUMEN HARIAN KOMPAS

Rubrik "Barometro" yang berisi paparan survei warga atas isu-isu tertentu dan Kata Kota berupa analisis lepas soal isu panas di Jabodetabek. Kedua rubrik biasa terbit tiap hari Minggu.

Ada perkembangan dan pergeseran pula dalam memahami isu-isu perkotaan. Pendekatan isu perkotaan secara regional yang lebih luas menjadi alternatif pilihan. Mengangkat isu Ibu Kota bersama dengan isu serupa di kota lain berpotensi menjadi kerja jurnalistik yang menantang dan diharapkan hasilnya makin baik untuk pembaca, untuk Indonesia.

DOKUMEN HARIAN KOMPAS

Tulisan tematis memperingati Hari Pejalan Kaki pada 22 Januari.

Dalam beberapa waktu ke depan, rubrikasi yang biasanya ada di halaman Metropolitan Kompas untuk sementara dihentikan. Hal-hal baru tengah digodok dan disiapkan sebagai pengganti. Memang tidak ada sesuatu yang abadi selain perubahan itu sendiri. Mari menggantungkan asa tinggi agar yang terbaiklah yang akan terjadi.

Kompas, 9 Februari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger