Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 11 Maret 2020

OBAT TRADISIONAL: Herbal dan Virus Korona Baru (ATIKA WALUJANI MOEDJIONO)


KOMPAS/PRIYOMBODO

Warga mengunduh materi terkait pencegahan agar tidak terkena penyakit Covid-19 yang digelar oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di jalan protokol MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020). Edukasi yang dilaksanakan di empat titik di sepanjang ruas jalan tempat pelaksanaan car free day disambut baik masyarakat. Pemerintah meningkatkan pemantauan terkait penularan penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru.

Belum adanya vaksin ataupun obat untuk mencegah terjangkit virus korona baru dan mengobati Covid-19 membuat orang berpaling pada  herbal. Apalagi ketika ahli flu burung Prof CA Nidom dari Universitas Airlangga yang sedang mengembangkan vaksin korona dengan memanfaatkan herbal, menganjurkan warga untuk mengonsumsi herbal terutama yang mengandung kurkumin untuk mengurangi akibat buruk  Covid-19. Masyarakat pun beramai-ramai membeli sumber kurkumin seperti  kunyit, temulawak dan jahe.

Apakah herbal mampu mengatasi virus korona baru alias SARS-CoV-2 dan menyembuhkan Covid-19? Sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal itu.

Namun, sejak lama herbal, terutama kunyit dan jahe, dipercaya memiliki khasiat sebagai antiperadangan dan antioksidan, selain berbagai khasiat lain untuk  mengatasi gangguan kesehatan. Namun, klaim khasiat itu lebih banyak  dari pengalaman empirik, bukan hasil uji klinis standar untuk pengobatan modern.

Sebenarnya peradangan  penting untuk membantu tubuh melawan mikroorganisme asing serta berperan memperbaiki kerusakan jaringan. Tanpa peradangan, bakteri, virus atau jamur  mudah menguasai tubuh dan membunuh manusia. Dalam jangka pendek, peradangan bermanfaat, namun  bila berlangsung  lama atau  peradangan terjadi akibat autoimun, di mana sistem kekebalan menyerang tubuh, maka hal itu menjadi masalah besar.

Manfaat umum dari kurkumin adalah sebagai antioksidan dan antiperadangan.

Susan J Hewlings dari Departemen Gizi, Universitas Central Michigan, Amerika Serikat, dan Douglas S  Kalman, dalam artikel meta analisis berbagai penelitian tentang kurkumin yang dimuat di jurnal Foods, 22 Oktober 2017, menyatakan, manfaat umum kurkumin adalah sebagai antioksidan dan antiperadangan. Salah satu hasil riset menunjukkan, suplemen kurkumin secara signifikan mampu menurunkan konsentrasi serum sitokin, protein yang berperan dalam inflamasi, pada subyek dengan sindrom metabolik.

Baca juga Intensitas Penelusuran Covid-19 Ditingkatkan

Penelitian menunjukkan, kurkumin membantu pengelolaan kondisi oksidatif dan peradangan, sindrom metabolik, radang sendi, kecemasan, dan hiperlipidemia. Zat ini juga membantu mengatasi peradangan dan nyeri otot akibat olahraga, sehingga meningkatkan pemulihan dan kinerja  pada orang yang aktif. Selain itu, dosis relatif rendah dapat memberikan manfaat bagi orang sehat.

Pekerja membersihkan dan mengeringkan berbagai macam jenis empon-empon seperti jahe, kunyit, kencur, lengkuas dan temulawak untuk bahan baku jamu di Desa Ngentak, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/8/2018). Masyarakat kini memburu produk herbal sebagai upaya untuk membantu menangkal virus korona baru.

Adapun jahe, menurut artikel yang ditulis Ann M Bode and Zigang Dong dalam buku Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects, 2nd edition, 2011, yang dimuat di laman Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) AS, telah digunakan selama ribuan tahun untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti batuk pilek, mual, radang sendi, migren, dan hipertensi.

Setidaknya ada 115 senyawa dan metabolit dalam jahe diidentifikasi dalam berbagai riset analitik. Komponen bioaktif yang paling banyak dipelajari adalah gingerol dan shogaol.

Baca juga Alasan Kenapa Covid-19 Begitu Menular

Mayoritas bukti ilmiah menunjukkan, jahe memiliki efek antiperadangan dalam penelitian di laboratorium. Namun, aktivitas fisiologis pada manusia belum jelas, sehingga perlu penelitian lebih lanjut pada manusia.

Terlepas dari belum adanya uji klinis terkait kemampuan melawan virus korona baru pada tubuh manusia, konsumsi kunyit dan jahe cukup aman dan bermanfaat untuk menjaga  kesehatan.

Kompas, 11 Maret 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger