Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 10 Oktober 2020

INDUSTRI DIGITAL: Facebook Harus Melakukan Perubahan Radikal (ANDREAS MARYOTO)


Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas

Facebook Inc dengan segala layanannya, kanal berbagai unggahan visual Instagram, dan layanan pengiriman pesan WhatsApp berusaha melakukan perubahan radikal. Perubahan cepat dan besar itu harus dilakukan agar mereka selalu berada di depan, di samping menghadapi lawan yang tak boleh disepelekan. Tak beda dengan perusahaan teknologi yang jatuh dan bangun, saat kritis seperti ini pada ujungnya peranan kultur perusahaan dan kepemimpinan yang sangat menentukan agar perusahaan selamat.

Pekan ini Instagram merayakan ulang tahun kesepuluh. Pada saat yang sama kini pesaing mereka, TikTok, telah berhasil memikat para pengguna di Amerika Serikat. Laporan terakhir menyebutkan, Snapchat merupakan media sosial yang paling difavoritkan di Amerika Serikat di kalangan remaja negara itu. Urutan kedua adalah TikTok yang berhasil menyalip Instagram.

Meski demikian apabila dilihat dari penggunaan, diukur berdasarkan keterikatan (engagement), Instagram tetap berada paling atas. Akan tetapi, TikTok tetap menjadi ancaman besar bagi Instagram karena mereka berhasil memikat pengguna usia yang lebih muda. Fenomena ini akan memikat para pemasang iklan untuk mendatangi TikTok yang berarti Instagram akan kehilangan pendapatan apabila tidak mempunyai layanan sejenis.

Instagram berjuang keras agar bisa menyaingi TikTok. Setelah berbagai cara tak bisa mengalahkan TikTok, Instagram bakal meluncurkan fitur Reels untuk menghadang media sosial asal China itu. Mereka ingin memikat remaja melalui video-video singkat. Tidak berhenti sampai di sini, Instagram juga meluncurkan fiturvideo commerce yang memungkinkan pengguna langsung membeli barang saat nonton IGTV ataupun video pendek di kanal itu.

THE VERGE

Tampilan laman Home di Instagram. Ikon Instagram Direct berubah menjadi Facebook Messenger.

TikTok telah sukses menggunakan fitur ini di China. Saat menonton video, pengguna bisa langsung membeli barang. Kemungkinan besar pengembangan TikTok di Amerika Serikat akan menuju ke arah penggunaan video commerce karena salah satu pembeli saham TikTok adalah perusahaan ritel Walmart. Fitur belanja di IGTV sebenarnya awal dari Instagram akan memasang kanal belanja itu di Reels.

Untuk unggul di layanan pengiriman pesan, mereka tengah berusaha menggabungkan fungsi fitur pesan di Instagram, aplikasi Whatsapp, dan Facebook Mesengger. Ide ini sudah muncul sejak Maret 2019, tetapi hingga sekarang belum terealisasikan. Mereka mempunyai proyek ambisius agar para pemilik akun di ketiga platform itu bisa berkomunikasi tanpa mereka perlu meninggalkan aplikasi favorit mereka.

Sepertinya langkah ini mudah bagi Facebook, tetapi belum tentu mudah diterima penggunanya. Mereka berkepentingan mendapatkan agregat data yang lebih besar dari gabungan pengguna ketiga platform di atas. Pengguna Whatsapp telah mencapai 2 miliar akun, Facebook Messenger sekitar 1,3 miliar akun, dan lebih satu miliar pengguna Instagram.

Perubahan radikal dalam layanan pesan ini dibutuhkan agar Facebook mengokohkan diri sebagai penyedia layanan pesan terbesar. Saat ini memang belum ada aplikasi yang berdekatan dengan mereka tetapi kehadiran Wechat dari China yang kabarnya telah mendapat pengguna hingga satu miliar bisa menjadi ancaman serius.

REUTERS/FLORENCE LO/ILLUSTRATION

Ilustrasi aplikasi WeChat dan Tiktok dari China yang berdekatan dengan gambar bendera AS.

Apalagi sisi bisnis aplikasi ini telah lebih mapan dibandingkan yang dimiliki Facebook. Aplikasi ini juga mendapat tempat di kalangan pengguna di Amerika Serikat, terutama untuk mereka yang memiliki partner bisnis dengan orang yang berada di China. Facebook pasti tetap melihat Wechat sebagai ancaman serius melihat fenomena yang muncul di Tiktok.

Secara umum, tantangan Facebook dan juga perusahaan teknologi lainnya adalah menghadirkan layanan yang mengikuti kehadiran generasi. Facebook pada masanya pernah unggul, tetapi kenyataan tak bisa dilawan adalah pengguna makin menua. Instagram yang hadir berikutnya bisa menopang bisnis Facebook selanjutnya.

Kini, mereka tengah berusaha menghadirkan layanan bagi kehadiran generasi yang lebih muda lagi, yaitu mereka yang berumur di bawah 20 tahun. Di fase ini Tiktok hadir dan menjadi lawan yang cukup berat. Pengalaman dari perusahaan teknologi, kunci untuk menghadapi permasalahan ini adalah inovasi terus-menerus.

Facebook beruntung karena telah memiliki pengalaman menghadirkan layanan yang cocok untuk generasi yang berbeda. Namun, kini mereka mempunyai tantangan lebih besar lagi untuk mampu memberikan layanan kepada mereka yang lebih muda. Setidaknya mereka ingin unggul di layanan media sosial seperti selama ini dan pengiriman pesan bagi berbagai generasi.

AFP PHOTO / DANIEL LEAL-OLIVAS

Ilustrasi laptop yang menampilkan aplikasi Facebook

Mereka memahami semua ini, tetapi pada saat yang sama menjadi semacam kutukan. Untuk bertahan memang harus berhasil memberikan layanan kepada generasi yang lebih muda alias tak cukup bersandar pada yang ada selama ini. Bila saja dihadapkan pada pilihan untuk melakukan akuisisi, Facebook juga telah mempunyai pengalaman sukses mengakusisi Instagram dan Whatsapp.

Di tengah berbagai masalah ini, kepemimpinan merupakan faktor yang perlu mendapatkan perhatian. Investor Facebook sepertinya masih mengandalkan Mark Zuckerberg untuk beberapa tahun ke depan. Ia tergolong piawai dalam menangani berbagai masalah.

Pergantian kepemimpinan di Facebook kelak mungkin bakal menjadi isu besar karena investor pasti berharap akan mendapatkan orang yang tepat untuk meneruskan langkah Mark. Kepemimpinan dalam perusahaan teknologi menjadi masalah kritikal karena berkaca dari jatuh-bangun korporasi teknologi sangat bergantung pada pemimpin.

Kita bisa melihat contoh kejatuhan Yahoo beberapa tahun lalu yang sebagian besar sangat dipengaruhi kultur perusahaan dan kemampuan pemimpin. Mereka terlambat mengantisipasi perubahan dan cenderung meremehkan kehadiran pesaing.

Nasib perusahaan teknologi banyak ditentukan oleh kemampuan pemimpinnya mengendus perubahan-perubahan yang terjadi dan pilihan untuk melakukan antisipasi. Kemampuan ini perlu didukung oleh kultur perusahaan yang memiliki komunikasi yang baik dan efektif, mendengarkan pendapat dari berbagai level karyawan, dan memberikan kesempatan kepada semua untuk melakukan inovasi.

AFP/LIONEL BONAVENTURE AND NICOLAS ASFOURI

Logo Google, Twitter, dan Facebook sebagai sarana media sosial yang banyak digunakan warga dunia, termasuk Indonesia.

Perusahaan lama mungkin bisa bertahan puluhan tahun dengan cara bisnis lama, tetapi kini perusahaan teknologi umurnya makin pendek apabila tak melakukan perubahan radikal. Satu inovasi akan langsung mendapatkan tantangan dari pesaing tak lama setelah inovasi itu dimunculkan. Perkembangan video commerce menjadi salah satu contoh betapa inovasi yang baru lahir akan langsung mendapatkan tantangan dari kompetitor.

Facebook sepertinya tengah berada pada fase melakukan perubahan radikal karena lawan sudah mulai menjelang dan nyaris mendekat. Apalagi di dalam beberapa inovasi, kompetitor  melakukannya lebih dahulu. Facebook mungkin perlu waspada.

Kompas, 8 Oktober 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger