Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 15 Oktober 2020

SEJARAH PUBLIK: Museum dalam Perspektif Sejarah Publik (KRESNO BRAHMANTYO)


DOKUMENTASI YAYASAN TJANTING BATIK NUSANTARA

Kain batik Garuda Nusantara sepanjang 74 meter dibentangkan di Museum Nasional, Jumat (2/10/2020), di Jakarta.

Tanggal 12 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Museum Indonesia. Berbagai instansi dan komunitas, khususnya Direktorat Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan berbagai kegiatan di tengah situasi pandemi Covid-19. Sejumlah agenda acara dilangsungkan secara virtual melalui media sosial.

Museum adalah jendela masa lampau. Sejarah dan identitas sebuah bangsa beserta perjalanannya dapat dilihat dari museumnya. Lalu, apakah museum sudah berperan sebagaimana mestinya sebagai salah satu bentuk presentasi dan representasi sejarah umat manusia? Dan, apakah museum bisa menjadi alat komunikasi publik mengenai masa lampau?

Sejarah dan identitas sebuah bangsa beserta perjalanannya dapat dilihat dari museumnya.

Fokus utama Sejarah Publik adalah bagaimana ilmu sejarah sebagai ilmu pengetahuan masa lampau dapat dikomunikasikan langsung kepada publik dengan bahasa dan media yang mudah diakses oleh publik. Public history atau sejarah publik tumbuh berkembang di Amerika Serikat sejak 1970-an, sebagai bagian dari applied history (sejarah terapan), yang kemudian berkembang pula di Eropa dan Australia pada 1990-an.

Sebagai bagian dari applied history, sejarah publik berada di luar lingkup sejarah akademik. Sejarah publik dilakukan oleh mereka yang sudah mendapatkan pelatihan dalam studi sejarah dan biasanya bekerja di bidang kesejarahan dan berada di luar lingkup akademis. Metode yang dikembangkan sejarawan publik telah membuka pembatas antara sejarah profesional dan publik dengan menjadikan sejarah terjangkau secara luas di masyarakat.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Peserta dan wisatawan geofuntrip menuliskan jenis batuan di Museum Melange di Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (9/8/2020).

Sejarah kemudian dapat menjadi agen perubahan dan berperan dalam pengetahuan sejarah di masyarakat. Sejarah publik menjadi sesuatu yang aktif, reaktif, dan amat relevan bagi masyarakat luas yang memungkinkan mereka terhubung dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan (Faye Sayer, 2015).

Sejarawan publik bekerja di bidang pelestarian peninggalan masa lampau, museum, media, pendidikan, radio, film dan media interaktif multimedia yang berhubungan erat dengan kesejarahan dan penyebarluasannya kepada publik. Sejarah publik juga berkaitan dengan bagaimana memperkenalkan hubungan antara publik sebagai audiens, praktik kesejarahan, dan konteks sosial yang saling berhubungan.

Sejarah kemudian dapat menjadi agen perubahan dan berperan dalam pengetahuan sejarah di masyarakat.

Menurut Ludmilla Jordanova, sejarah publik pada dasarnya pengetahuan sejarah yang disebarluaskan ke khalayak dalam berbagai bentuk yang kemudian membangkitkan kesadaran tentang masa lalu yang (tentu saja) berbeda dari setiap individu, kelompok atau bahkan satu negara dengan negara lain (Jordanova, 2006). Museum, arsip, pusat warisan budaya adalah gudangnya sejarah, yang merupakan fasilitas sejarah publik yang aktif, di mana kisah-kisah masa lampau diciptakan dan dikomunikasikan kepada publik (Faye Sayer, 2015).

Museum menyediakan historiografi sejarah publik sekaligus titik awal ideal untuk memahami perkembangan praktik aplikasi sejarah publik (Franco, 1997). Organisasi inilah yang pertama kali mengubah publik dari konsumen sejarah yang pasif menjadi aktif dalam "menginterpretasikan" masa lampau.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pengunjung melihat barang-barang koleksi Rumah Budaya Banda Naira, seperti koin mata uang, gerabah, keramik, alat makan, dan senjata dari masa zaman kolonial, yang jumlahnya mencapai ribuan di Pulau Naira, Maluku Tengah, Maluku, Selasa (25/4/2017). Yayasan Warisan dan Budaya Banda yang mengelola museum tersebut mengaku mengelola museum secara swadaya.

Museum berada di garis depan pengenalan ke sejarah publik dan memberikan contoh kunci pendekatan inovatif komunikasi sejarah. Museum nasional adalah arsitektur besar yang mewakili "citra korporasi" sebuah bangsa. Sebagai contoh, rancanganneo-classical dari British Museum bertujuan merefleksikan kejayaan peradaban Barat dengan referensi pada arsitektur Romawi dan Yunani. Bangunan dan isinya menyoroti peran utama kekuatan kolonial Inggris dalam peradaban modern dunia abad ke-18 (R Samuel, 2012).

Konsep museum yang dapat diakses publik dikembangkan di Italia pada abad ke-16 ialah Museum Vatikan. Pada awalnya koleksi museum berasal dari koleksi barang pribadi, sebagaimana British Museum yang memulai dengan benda-benda milik Sir Hans Sloane. Dikategorikan sebagai museum ensiklopedik karena berisi benda-benda yang dikumpulkan dari penjuru dunia, sebagai obyek yang mewakili pengaruh dan kekuasaan Barat.

Konsep museum yang dapat diakses publik dikembangkan di Italia pada abad ke-16 ialah Museum Vatikan.

Jika diperhatikan dengan saksama, pada era globalisasi ini, setelah tumbuh dan berkembangnya museum nasional dan museum regional atau daerah, ada beberapa museum yang dibangun sebagai museum pribadi, sebagaimana halnya sejarah awal pertumbuhan museum.

Pada abad ke-19 dan ke-20, museum mengalami perkembangan yang dramatis sebagai "gudang sejarah" saat pemerintah nasional mendukung pembangunannya. Terjadi kompetisi langsung antarnegara, dengan tujuan menjadikan museum sebagai monumen nasional demi menunjukkan kekuasaan dan pengaruh globalnya. Pada periode ini berdiri Metropolitan Museum of Art di New York dan Museum Budapest (H Swain, 2007).

Sejak saat itu museum menjadi tempat untuk mendidik sekaligus menghibur publik, tempat mencari jawaban atas keingintahuan akan masa lampau. Pada 1889, Asosiasi Museum dibentuk di Inggris, dengan tujuan membangun museum dan mempromosikannya kepada publik sekaligus tempat edukasi bagi pendidikan kewarganegaraan (Faye Sayer, 2015).

KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Ananda Sukarlan, pianis Indonesia, hendak memainkan salah satu komposisi Rapsodia Nusantara pada SR 1928 The Awakening Concert Grand Piano di kompleks Candi Bajang Ratu, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (3/10/2020). Piano hasil kolaborasi musisi Aksan Sjuman, arsitek Raul Renanda, dan perusahaan furnitur eksklusif PT Saniharto Enggalhardjo ini dimainkan sebagai rangkaian kegiatan menduniakan warisan atau tinggalan kejayaan Nusantara. Konser secara virtual sebelumnya diadakan di kompleks Candi Prambanan dan selanjutnya di Candi Muaro Jambi.

Pembangunan dan keberadaan museum kemudian dianggap penting dalam satu negara sehingga pada tahun 1946 dibentuk Dewan Museum Internasional (International Council for Museum-ICOM) dan Dewan Internasional Arsip (International Council for Archives-ICA, tahun 1948) di bawah perlindungan UNESCO. Dibentuknya organisasi ini merupakan respons langsung dari politisi dan profesional terhadap perusakan skala besar fasilitas sejarah publik dan hilangnya sejumlah besar benda-benda bersejarah, dokumen, dan sejumlah koleksi di Eropa sepanjang Perang Dunia II.

Kedua organisasi internasional ini bertujuan mempromosikan standar acuan, membuat petunjuk etis pengelolaan koleksi, serta membuka edukasi dan akses untuk publik. Peran penting sejarawan (publik), museum dan arsip yang profesional bagi masa depan kreasi, manajemen, dan komunikasi sejarah sekarang diakui secara internasional.

Sejumlah museum yang tersebar di beberapa daerah di Nusantara merupakan kekayaan besar bangsa Indonesia sekaligus mencerminkan kebinekaan.

Museum di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dan signifikan dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk menarik minat masyarakat atau publik untuk mengunjungi museum. Sejumlah museum yang tersebar di beberapa daerah di Nusantara merupakan kekayaan besar bangsa Indonesia sekaligus mencerminkan kebinekaan.

Salah satu museum di Indonesia yang sudah melibatkan publik dalam pembangunannya adalah Museum Trowulan (Mojokerto) melalui pendekatan community development. Partisipasi publik dalam proses merancang Museum Trowulan mulai dari identifikasi, rancangan, penilaian dan implementasi program, hingga evaluasi (Kresno Yulianto, 2016).

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengunjung mencoba virtual reality Museum Majapahit menggunakan media Oculus Rift, yaitu alat berbentuk kacamata yang memberikan stimulasi konten virtual dalam Pekan Museum yang berlangsung di Atrium Senayan City, Jakarta, Selasa (13/5/2014). Pekan Museum menampilkan koleksi dari 14 museum, seperti Museum Wayang, Museum Onrust, dan Museum Sejarah Jakarta.

Komunikasi museum kepada publik sebagai bagian dari praktik sejarah publik barangkali belum diupayakan secara maksimal sehingga minat masyarakat untuk mengunjungi museum belum dianggap memadai. Perlu diupayakan satu gerakan atau kampanye publik untuk kembali ke museum, melihat dan mempelajari peradaban bangsa yang juga merupakan upaya membangkitkan rasa nasionalisme dan kebanggaan atas budaya bangsa yang besar, khususnya bagi generasi muda.

Akses ke museum sejatinya makin dimudahkan pada saat ini. Dengan perkembangan multimedia dan kecanggihan ponsel pintar, diharapkan orang akan berusaha melihat langsung koleksi museum dari awal perjalanan semula secara virtual. Jika berhasil dilakukan pada masa datang, komunikasi sejarah kepada publik, seperti yang dimaksudkan dalam konsep sejarah publik, akan menjadi kenyataan.

(Kresno Brahmantyo, Sejarawan Publik & Peneliti di Pusat Penelitian Kemasyarakatan & Budaya, FIB-UI)


Kompas, 14 Oktober 2020


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger