Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 30 Maret 2013

Keserakahan Berhala Modern (Tajuk Rencana Kompas)

Sisi negatif reformasi berbiak dalam berbagai bentuk. Keserakahan yang didukung kekuasaan. Saat itu, harapan perbaikan bersuara nyaring.
Perubahan macam apa, siapa, bagaimana dilaksanakan, dari mana dimulai? Wacana perlunya perubahan lama digulirkan, mulai dari pendasaran ideologi dan konsep strategisnya hingga segala kebutuhan persyaratannya. Masa kerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang tinggal setahun lebih menjadi isu sensitif dan semakin luas digulirkan.
Di lapangan, kekerasan sepertinya menjadi cara baru menyelesaikan soal. Kapolsek Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Ajun Komisaris Andar Siahaan tewas dikeroyok massa saat akan membubarkan perjudian. LP Cebongan dimasuki gerombolan liar dan empat tahanannya dieksekusi. Peristiwa yang pertama kali dalam sejarah. Sebelumnya, Markas Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, diserbu dan dirusak tentara. Gedung Utama Sekretariat Negara terbakar 21 Maret lalu, juga yang pertama kali dalam sejarah.
Di tengah kegalauan bangsa itu, berhala modern yang berupa keserakahan terus membiak, isu perubahan terus subur menghinggapi (baca: merecoki) praksis menyelesaikan sisa pemerintahan SBY-Boediono. Konflik dan aksi kekerasan sering terjadi, menguji kadar wibawa hukum.
Dalam kondisi lingkungan demikian, praksis pemerintahan tak akan fokus mengakhiri etape terakhirnya dengan mulus. Tidak saja oleh kerepotan SBY mengurusi Partai Demokrat dari pengeroposan intern, elite politik yang tersandera kasus kelas kakap masing-masing, tetapi juga oleh pesaing politisnya yang siap menerkam kursi kekuasaan. Tahun 2013 yang riuh proses pencarian elite politik, praktik korupsi yang satu per satu terbongkar dan membuat rakyat kecil tertegun-tegun, diisi dengan kerepotan memadamkan api ketidaksabaran. Dan bukan tidak mungkin di tahun 2014, ketika pemilu diselenggarakan, yang terjadi adalah antiklimaks.
Dalam kondisi demikian, selain turunan klasik berupa kemiskinan, umat Kristiani Indonesia merayakan Paskah 2013. Lilin Paskah yang dinyalakan dengan api baru selalu disertai pesan: perayaan Paskah bermakna khususnya pada tahun ketika dirayakan. Paskah sebagai kenangan pembebasan dari perbudakan dan kemenangan kehidupan atas kematian, menawarkan ajakan perubahan.
Perubahan tidak dalam arti fisik sebatas mencegah meruyaknya berhala modern, tetapi dalam arti membangun niat dan tindakan untuk hidup berlandaskan kode moral dan hukum sehingga menjadi manusia yang bermartabat. Tema beriman, bersaudara, dan berbela rasa menjadi aktual dan bermakna manusiawi perlu diselenggarakan dalam satu tarikan napas. Perubahan menjadi lebih bermakna ketika dilandasi semangat berubah menjadi manusia bermartabat, yang dikembangkan dan dipersubur dalam kolegialitas masyarakat manusia, selain tentu saja konstitusional.
Selamat Paskah 2013 bagi yang merayakan!
(Tajuk Rencana Kompas Cetak, 30 Maret 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger