Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 27 April 2013

Mendukung Jokowi Fokus ke DKI (Sayidiman Suryohadiprojo)

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo

Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Jokowi menyatakan bahwa ia berniat fokus pada pembangunan Jakarta sesuai dengan mandat dan kewajibannya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2013-2018.

Jokowi tak terbawa imbauan agar ikut rebutan jabatan presiden dan wakil presiden RI pada 2014 meski banyak lembaga survei mengumumkan ia pilihan rakyat teratas. Sikap Jokowi ini harus kita dukung sebab itulah sikap manusia berkarakter: tak sekadar mengejar jabatan, melainkan berniat menghasilkan pekerjaan terbaik sesuai dengan janjinya kepada masyarakat.

Berbeda (1)

Ia berbeda dari orang-orang yang melihat posisi gubernur DKI hanya sebagai batu loncatan belaka untuk jabatan lain yang lebih tinggi dan mungkin lebih banyak memberikan keuntungan material bagi dirinya.

Di Indonesia masa kini, banyak sekali orang bersikap dan berpikir seperti itu, khususnya di lingkungan kaum politik. Buat mereka, tidak ada pengertian amanah dalam melaksanakan pekerjaan. Yang ada hanya bagaimana memperoleh untung bagi dirinya dan bagaimana dapat memperkuat kepentingannya. Tidak ada kesadaran akan harga diri sebagai manusia bermoral.

Dengan niat fokus pada pelaksanaan mandatnya sebagai gubernur DKI Jakarta sebaik-baiknya, Jokowi langka di antara para pejabat politik di Indonesia. Ia sadar bahwa sebagai gubernur DKI, ia harus menjadikan Jakarta ibu kota RI yang jauh berbeda dari keadaannya sekarang.

Sebagai ibu kota NKRI, satu negara dengan wilayah bagaikan satu benua maritim, Jakarta seharusnya satu kota megah dan dapat jadi kebanggaan tak saja bagi rakyat Jakarta, tetapi seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke. Kota megah, tetapi juga nyaman bagi penghuninya. Kota yang terasa rindang karena banyak pohon berdaun hijau serta air mancur dan kolam dengan air jernih. Kota yang selalu bersih. Kota dengan gedung-gedung berarsitektur indah dan jalan-jalan lebar dihiasi bunga-bunga indah.

Penduduknya yang mendekati 10 juta orang hidup dengan teratur dan disiplin, khususnya dalam berlalu lintas. Dibangun kereta api di atas dan bawah tanah, bus kota, transportasi air dengan memanfaatkan Sungai Ciliwung dan kanal-kanal sehingga penduduk dengan beraneka pekerjaan dan kegiatan dapat melaksanakan mobilitas tertib teratur.

Dengan begitu, lalu lintas di jalan-jalan mungkin sekali ramai, tetapi tak mengakibatkan macet parah. Semua aspek kehidupan berjalan teratur sehingga berkembang suasana yang mendorong terwujudnya produktivitas tinggi di kalangan luas. Dan, Jakarta, sebagai ibu kota RI, bukan tempat yang mempertontonkan kemiskinan di samping kekayaan tinggi. Pemerintah melakukan berbagai usaha menekan pengangguran sehingga semua penduduk dewasa punya pekerjaan dan penghasilan. Ada pekerjaan yang formal, ada pula yang nonformal. Semua itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta anggotanya.

Dengan begitu, Jakarta tak saja jadi pusat pemerintahan yang efektif jalannya, tetapi juga pusat dunia usaha yang produktif dan dinamis. Kemiskinan makin tiada, baik berupa perumahan kumuh maupun pengemis di pinggir jalan, digantikan luasnya kaum menengah yang senantiasa mengejar kemajuan hidup.

Jakarta juga ibu kota RI yang jadi pusat budaya bangsa. Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika punya berbagai wujud budaya berupa seni, sastra, dan intelijensia yang dikembangkan melalui berbagai usaha kaum budayawan dengan dukungan pemerintah. Museum-museum dengan aneka sifatnya dikembangkan dan dipelihara secara teratur, khususnya Museum Nasional.

Demikian pula perpustakaan yang mengandung berbagai naskah sastra Indonesia—baik nasional maupun daerah—serta sastra internasional bermutu tinggi dan perlu dikenal manusia Indonesia. Berbagai kesenian berkembang subur dan terus meningkatkan peran Indonesia sebagai salah satu pusat kesenian bermutu tinggi di Asia dan dunia.

Itu semua tak lepas dari mutu manusia yang tinggal di Jakarta yang dikembangkan melalui pendidikan bermutu. Pemerintah mengusahakan agar seluruh warganya dapat menempuh pendidikan sekolah mulai TK hingga SLTA tanpa biaya. Yang masuk pendidikan tinggi dan kurang berada disediakan beasiswa.

Kesehatan warga selalu menjadi perhatian. Disediakan jaminan kesehatan untuk meringankan beban masyarakat mengatasi harga rumah sakit yang makin tinggi. Juga dikembangkan kegiatan olahraga agar masyarakat cakap memelihara kebugaran jasmani dan menjauhi sakit.

Berbeda (2)

Kalau kita perhatikan keadaan Jakarta masa kini, gambaran di atas sangat berbeda. Untuk melakukan perubahan besar, yang diperlukan adalah komitmen tinggi. Niat Jokowi fokus ke perannya sebagai gubernur DKI adalah sikap yang harus kita hargai dan dukung.

Kalau dalam masa kepemimpinannya terjadi perubahan pada Jakarta sebagaimana diinginkan, Jokowi mudah-mudahan sekaligus telah menjalankan fungsi pemicu berkembangnya sikap manusia Indonesia pejuang yang hidup berprestasi, mengejar keunggulan, dan dinamis.

Ia meninggalkan kondisi masa kini yang bagai malaise mental, sikap asal jadi, dan mediocre. Dengan begitu, ada harapan memberi respons yang tepat kepada kemurahan Tuhan yang melimpahkan kepada bangsa Indonesia potensi besar dan bermutu tinggi dalam kekayaan alam, manusia yang dasarnya cerdas, dan geografi yang menguntungkan secara strategis. Kemurahan Tuhan itu hingga kini kurang mendapat perhatian sehingga justru lebih menguntungkan bangsa lain. Semoga Jokowi berhasil.

Sayidiman Suryohadiprojo Mantan Gubernur Lemhannas
(Kompas cetak, 27 April 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger