Menurut berita yang beredar sejak pertengahan minggu lalu, memanglah demikian. Pihak oposisi perlawanan menuduh pasukan pendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia untuk menyerang wilayah pinggiran kota Damaskus, sebelah barat dan timur yang dikuasai pasukan oposisi. Akibat serangan itu, diberitakan lebih dari 500 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka.
Tuduhan pihak oposisi itu serta-merta dibantah pemerintah meskipun beredar banyak foto dan video tentang korban serangan dengan menggunakan senjata kimia itu. Pihak pemerintah bahkan menuduh balik bahwa yang menggunakan senjata kimia adalah pihak oposisi dukungan Barat.
Terlepas dari siapa yang sesungguhnya menggunakan senjata kimia, yang pasti perang saudara di Suriah sudah demikian kritis, sudah melampaui "garis merah". Jumlah korban jiwa sudah demikian banyak, terutama rakyat sipil.
Penggunaan senjata kimia itu juga telah membuka peluang baik bagi PBB maupun AS dan negara-negara Barat untuk masuk lebih dalam. Tidak aneh kalau kemudian AS mempertimbangkan untuk memilih opsi serangan militer guna mengakhiri krisis di Suriah.
Akan tetapi, kalau memang benar-benar berdasarkan penyelidikan pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia, tentu hal itu membuka peluang besar bagi langkah militer. Memang, tidak ada jaminan bahwa serangan militer akan mengakhiri krisis di Suriah. Hal itu mengingat hingga saat ini Rusia dan Iran masih tetap menjadi pihak pendukung rezim Bashar.
Meski demikian, masyarakat internasional lewat PBB harus mengambil tindakan tegas. Pertama-tama memang, harus dicari bukti-bukti bahwa senjata kimia benar-benar digunakan. Penggunaan senjata kimia melanggar hukum internasional. Kiranya tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga melanggar hukum kemanusiaan, nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan menggunakan senjata kimia untuk mencapai kemenangan, tidak memedulikan jatuhnya korban jiwa dan luka, sama saja dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu, penggunaan senjata kimia tidak bisa dibenarkan sama sekali dan dihentikan.
Jika pada akhirnya nanti terbukti bahwa pasukan Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, tentu inilah saatnya PBB dan AS dan juga negara-negara lain membuat perhitungan untuk melangkah. Namun, sekali lagi, opsi militer semestinya tetap menjadi pilihan terakhir ketika semua opsi sudah tidak memberikan hasil atau buntu.
(Tajuk Rencana Kompas, 26 Agustus 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar