Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 06 September 2013

Akibat Monopoli Layanan Publik (Tajuk Rencana Kompas)

Padamnya listrik di hampir separuh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Selasa (3/9) malam, memperlihatkan pentingnya pengelolaan barang publik.
Listrik padam terutama di wilayah Magelang, Yogyakarta, Semarang dan sekitarnya, serta di pantai utara Jawa Tengah. Ada 4,5 juta pelanggan merugi karenanya.

Secara teknis, penyebab padamnya listrik, menurut penjelasan PT PLN Distribusi Jateng-DIY, adalah kerusakan pada alat proteksi saluran utama di gardu induk tegangan ekstra tinggi di Ungaran, Kabupaten Semarang.

Listrik padam dari pukul 16.23 waktu setempat dan berangsur pulih mulai pukul 20.00 hingga sekitar pukul 23.00. Wilayah Jateng-DIY kehilangan daya 1.620 MW, dari total kebutuhan listrik di wilayah itu 3.100 MW.

Meski dibantah PT PLN, harian ini menemukan listrik padam selama 3,5 jam-6,5 jam karena petugas teknis tidak segera memperbaiki kerusakan. Para petugas teknis adalah pekerja alih daya yang menolak memperbaiki kerusakan karena menuntut menjadi pegawai tetap PT PLN.

Terlepas dari penyebab padamnya listrik, jelas pelanggan dirugikan. Listrik telah menjadi kebutuhan esensial masyarakat modern. Hampir tidak ada kegiatan sehari-hari dapat berlangsung tanpa tenaga listrik.

Jangan dilupakan, masyarakat mendapatkan listrik tidak gratis. Mereka membayar dan dengan harga yang subsidinya bertahap dikurangi, kecuali untuk masyarakat yang masih dianggap belum sejahtera.

Keandalan layanan listrik sebagai barang publik seharusnya menjadi prioritas manajemen PT PLN. Apalagi, mantan Dirut PT PLN Dahlan Iskan melempar janji terbuka kepada masyarakat, tidak akan ada lagi listrik padam setelah periode kepemimpinannya. Masyarakat tentu berharap janji tersebut dipenuhi, apalagi Dahlan sekarang menjadi Menteri BUMN yang membawahkan PT PLN.

Persoalan lain, layanan listrik menjadi monopoli PT PLN. Masyarakat tidak memiliki pilihan kecuali membeli listrik dari perusahaan milik negara tersebut. Dalam situasi barang tidak diproduksi dalam suasana berkompetisi di antara produsen produk sejenis, ada kecenderungan manajemen bekerja lebih santai dan terjadi inefisiensi.

Pemerintah tetap ingin listrik dikelola negara melalui perusahaan persero milik pemerintah dengan alasan listrik produk strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak. Kita menginginkan PT PLN yang menikmati monopoli tidak terlena dalam suasana tanpa kompetisi tersebut dan menjadi kurang ketat menjaga kualitas layanan.

Sebagai imbalan monopoli, masyarakat menginginkan manajemen PT PLN bekerja lebih baik. Listrik padam selayaknya tidak boleh terulang lagi dengan alasan apa pun. Perawatan peralatan harus menjadi pekerjaan rutin, termasuk memastikan suku cadang selalu tersedia dan petugas teknis bekerja sesuai tugasnya saat diperlukan.

(Tajuk Rencana Kompas, 6 September 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger