Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 30 September 2013

Pencapaian DK PBB Menggembirakan (Tajuk Rencana Kompas)

Ke-15 anggota Dewan Keamanan PBB secara bulat mendukung resolusi yang memerintahkan pemusnahan senjata kimia oleh Suriah.
Pencapaian itu menggembirakan. Oleh karena, sejak konflik Suriah berlangsung 30 bulan lalu, atau dua setengah tahun lalu, dan menewaskan lebih dari 100.000 orang, ini adalah resolusi pertama yang dihasilkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Dan, istimewanya, DK PBB tampil sebagai satu kesatuan dalam masalah Suriah.

Namun, di tengah kegembiraan atas pencapaian itu, kita juga tidak boleh melupakan bahwa resolusi yang dihasilkan DK PBB itu seperti sebuah mata uang logam yang mempunyai dua sisi. Di satu sisi, resolusi itu merupakan pencapaian penting karena menentukan standar yang menentang pelaku serangan yang menggunakan senjata kimia. Dengan kata lain, penggunaan senjata kimia atas alasan apa pun dan oleh siapa pun tidak dapat diterima.

Akan tetapi, di sisi lain, resolusi itu juga menuntut Suriah untuk mematuhinya, yaitu dengan memusnahkan senjata kimia yang mereka miliki tanpa kecuali. Pengabaian terhadap resolusi DKK PBB yang memerintahkan pemusnahan senjata kimia oleh Suriah akan berakibat serius terhadap negara itu.

Sinyal ke arah itu telah diutarakan Uni Eropa (UE). Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Catherine Ashton mengemukakan, "Resolusi ini menjadi langkah maju menuju respons internasional yang bersatu terhadap krisis di Suriah. UE akan memberikan dukungan penuh (kepada respons tersebut) jika resolusi itu tidak dipatuhi."

Kini, terpulang kembali kepada Suriah bagaimana akan menyikapi resolusi tersebut. Jika Suriah ingin menghindari respons internasional, negara itu tidak mempunyai pilihan lain kecuali melaksanakan apa yang dituntut resolusi itu.

Pertama, menyerahkan semua senjata kimia yang mereka miliki. Kedua, memberikan akses seluas-luasnya kepada para pakar senjata kimia internasional untuk memastikan bahwa semua senjata kimia yang mereka miliki telah mereka serahkan. Negara-negara yang bersahabat dengan Suriah harus membantu meyakinkan pemerintah negara itu untuk melaksanakan apa yang dituntut resolusi DK PBB tersebut. Negara-negara itu juga harus mengingatkan betapa seriusnya masalah yang akan dialami Suriah jika mengabaikan, atau bahkan menolak, resolusi DK PBB itu.

Batas akhir penyerahan yang disepakati oleh Rusia dan Amerika Serikat sebelumnya adalah pertengahan tahun 2014. Kita berharap Suriah dapat memenuhi resolusi DK PBB sebelum tanggal itu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002392357
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger