Di Beijing, China, Rabu (23/10), sembilan perjanjian di antara kedua negara ditandatangani, disaksikan Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh dan PM China Li Keqiang. Salah satunya adalah perjanjian kerja sama militer di perbatasan kedua negara yang masih disengketakan.
China mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi wilayah yang saat ini berada di Negara Bagian Arunachal Pradesh di India timur laut. Sebaliknya, India menuduh China menduduki 38.000 kilometer persegi wilayah di dataran tinggi Aksai Chin di kawasan pegunungan Himalaya Barat.
Sengketa perbatasan tersebut sempat memicu perang singkat India-China tahun 1962. Pada bulan Mei lalu, hubungan kedua negara memanas setelah India menuduh pasukan China masuk ke wilayahnya sejauh 10 kilometer. Ketegangan itu mereda setelah tiga minggu. Kini, India dan China sepakat untuk meningkatkan komunikasi terkait manuver pasukan mereka di perbatasan.
Sayangnya, kabar baik dari perbatasan India dengan China itu tidak diikuti dengan kabar baik dari perbatasan India dengan Pakistan. Keadaan di perbatasan antara India dan Pakistan memanas lagi. Pemerintah India, Rabu, melaporkan, seorang tentara India tewas dan enam tentara terluka dalam pertempuran di perbatasan dengan Pakistan. Militer melukiskan insiden tersebut sebagai salah satu yang terburuk sejak perjanjian gencatan senjata satu dekade lalu.
Terjadinya pertempuran di perbatasan India dan Pakistan itu sangat disesalkan karena hal tersebut merupakan pelanggaran atas perjanjian perdamaian yang ditandatangani tahun 2003. Apalagi, bulan lalu, PM India Manmohan Singh dan PM Pakistan Nawaz Sharif bertemu dan berjanji akan membangun rasa saling percaya di antara kedua negara.
Tidak jelas yang menjadi pemicu pertempuran di perbatasan kedua negara itu. Pihak India mengatakan, penembakan pertama dilakukan tentara Pakistan. Disebutkan, 50 pos perbatasan terdepan India menjadi sasaran Pakistan. Pihak Pakistan belum memberikan keterangan. Pada masa lalu, kedua negara selalu saling tuduh mengenai pihak yang memicu pertempuran sehingga sulit bagi pihak luar untuk mengetahui siapa sesungguhnya yang memicu pertempuran.
Kita berharap India dapat membawa perkembangan baik dari perbatasannya dengan China untuk mengubah perkembangan buruk yang terjadi di perbatasannya dengan Pakistan. Bagaimanapun perang itu tidak menguntungkan bagi siapa pun, baik bagi yang menang maupun yang kalah. Oleh karena itu, perang harus dihindari.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002808849
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar