Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 26 Oktober 2013

Pakistan Terusik Pesawat AS

Operasi militer Amerika Serikat dengan pesawat tanpa awak di wilayah Pakistan menimbulkan kemarahan rakyat di negara Asia Selatan itu.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dalam kunjungan ke Washington, pekan ini, mendesak Presiden AS Barack Obama mengakhiri pengoperasian pesawat tanpa awak di Pakistan.

Kehadiran pesawat tanpa awak AS, seperti jenis MQ-9 Reaper dan MQ-1B Predator, menimbulkan kemarahan luas di masyarakat Pakistan, tidak hanya karena dianggap melanggar kedaulatan udara, tetapi lebih-lebih karena meminta korban jiwa di kalangan penduduk sipil.

Pihak AS membantah tuduhan Pakistan dengan menyatakan, operasi pesawat tanpa awaknya tetap dilakukan dalam koridor hukum internasional, tanpa memberikan penjelasan lebih rinci yang dapat memuaskan Pakistan.

Namun, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa AS mengerahkan pesawat tanpa awak untuk mengejar sisa-sisa kekuatan jaringan teroris Al Qaeda yang bersembunyi di pegunungan Afganistan atau yang berada di wilayah perbatasan Pakistan.

Serangan pesawat tanpa awak MQ-9 Reaper dan MQ-1B Predator di dalam wilayah perbatasan Pakistan tidak hanya menewaskan gerilyawan Al Qaeda dan pendukungnya, tetapi juga penduduk sipil. Atas dasar itu, timbul anggapan, AS sedang menggempur penduduk Pakistan dekat perbatasan Afganistan.

Tak terhindarkan, kejatuhan korban di kalangan masyarakat sipil Pakistan, ditambah dengan isu pelanggaran kedaulatan udara oleh AS, telah memperkeruh lagi hubungan kedua negara, yang belakangan ini sebenarnya cenderung membaik.

Hubungan kedua negara menegang sejak Angkatan Laut AS menyusup masuk ke dalam wilayah Pakistan tahun 2011 dalam operasi militer yang menewaskan Osama bin Laden pimpinan Al Qaeda. Tanpa seizin penguasa Pakistan, pasukan AS menyusup masuk, yang dianggap sebagai bentuk pelanggaran kedaulatan wilayah.

Sebelum kemarahan atas pelanggaran kedaulatan wilayah itu surut, Pakistan merasa semakin terganggu oleh operasi pesawat tanpa awak yang cenderung meningkat. Semula Pakistan tidak terlalu terganggu dengan operasi pesawat tanpa awak AS, yang sesungguhnya dimulai tahun 2008. Namun, belakangan mereka terusik, bahkan marah, karena korban terus berjatuhan di penduduk Pakistan.

Belum diketahui tanggapan AS atas desakan Pakistan untuk segera menghentikan pengoperasian pesawat tanpa awak. Juga belum diketahui komplikasi bagi hubungan kedua negara. Dalam kenyataannya, kedua negara memiliki sikap saling ketergantungan dalam upaya mengejar sisa-sisa jaringan teroris Al Qaeda, yang tidak hanya menjadi ancaman bagi kedua negara, tetapi juga seluruh dunia.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002828500
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger