Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 06 November 2013

Korea Utara Dinilai Berilusi (Tajuk Rencana Kompas)

BANYAK kalangan terperangah atas kebijakan Korea Utara yang mengutamakan senjata nuklir ketimbang memperhatikan rakyat yang kelaparan.
Bahkan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, yang tentu saja tidak terlepas dari semangat pertikaian, memandang negara komunis Korut sedang mencoba "mengejar ilusi yang mustahil" dalam upaya perbaikan ekonomi dan pengembangan senjata nuklir.

Bagi Presiden Park, yang berkunjung ke Perancis pada pekan ini, betapa mustahil Korut berupaya memperbaiki kondisi ekonomi yang morat-marit bersamaan dengan pengembangan senjata nuklir. Pengembangan senjata nuklir semakin absurd karena menguras dana dan perhatian, yang sesungguhnya lebih diperlukan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.

Ambisi penguasa komunis memiliki senjata nuklir telah mengabaikan nasib jutaan warga masyarakat yang kelaparan dan kekurangan gizi. Upaya perbaikan dalam bidang ekonomi tidak pernah dilakukan secara serius karena konsentrasi lebih terpusat kepada program senjata nuklir. Rakyat Korut benar-benar tertekan hebat, tidak hanya karena tidak dipedulikan pemerintah, tetapi juga terkena dampak langsung sanksi ekonomi dunia Barat.

Meski mendapat tekanan sanksi ekonomi, penguasa dan kaum elite Korut tetap saja menikmati kemewahan. Penguasa Korut masih tetap percaya diri di tengah krisis ekonomi karena mendapat dukungan China sebagai sekutu terdekatnya. China, pekan ini, kembali menyatakan tekad untuk memperdalam hubungan dengan Korut.

Terlepas dari soal dukung-mendukung, program senjata nuklir Korut terhadap dirinya mengundang keprihatinan luas, bukan hanya bagi Korsel, melainkan juga masyarakat Asia dan dunia. Senjata nuklir merupakan senjata pemusnah massal dengan tingkat radiasi yang sangat membahayakan manusia dan lingkungan. Masuk akal jika program senjata nuklir ditentang luas di seluruh dunia.

Sudah sering diangkat, program senjata nuklir yang sudah berbahaya akan lebih berbahaya lagi kalau berada di tangan penguasa yang tidak bertanggung jawab. Sejauh ini, masyarakat internasional mempertanyakan kadar tanggung jawab penguasa komunis Korut. Gugatan itu muncul karena Pemerintah Korut terkesan tidak terlalu peduli terhadap nasib rakyatnya yang secara kronis menderita kelaparan dan kekurangan gizi.

Jika gugatan itu ingin didramatisasi, muncullah pernyataan, jangankan masyarakat Korsel dan komunitas internasional diperhatikan penguasa Korut, rakyatnya sendiri yang kelaparan saja tidak dihiraukannya. Tentu saja sebelum semuanya menjadi runyam, penguasa Korut perlu dibujuk dan diajak berunding untuk menghentikan program senjata nuklir yang berbahaya tersebut meski hal itu juga tidak gampang.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003008042
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger