Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 03 Desember 2013

TAJUK RENCANA Ke Mana Ukraina Memilih (Kompas)

DEMONSTRASI besar-besaran yang terjadi di Kiev, ibu kota Ukraina, Minggu, mengingatkan pada Revolusi Oranye 2004, pembuka pintu negeri itu ke dunia baru.
Revolusi Oranye, 22 November 2004-23 Januari 2005, yang dipicu oleh pemilihan presiden yang dianggap penuh kecurangan, intimidasi, dan korupsi menandai masuknya Ukraina ke rumah demokrasi. Rakyat Ukraina yang sudah bosan dengan pemerintahan gaya lama, yang sentralistis sejak negeri itu menjadi bagian dari Uni Soviet, menuntut adanya pemilu yang fair dan bebas.

Karena itu, kekalahan kandidat presiden yang proreformasi dan pro-Barat, yakni mantan Perdana Menteri (PM) Viktor Yushchenko dari PM Viktor Yanukovych dukungan para elite rezim lama, memicu kemarahan rakyat. Rakyat menuduh Yanukovych menang karena curang. Pemilu pun diulang dan dimenangi Yushchenko.

Revolusi Oranye pada dasarnya menjadi pendorong tersingkirnya rezim otoritarian, pemerintah pro-Moskwa waktu itu, dan meningkatkan tuntutan di antara rakyat Ukraina untuk lebih dekat dengan Barat.

Sayangnya, kinerja Yushchenko tak begitu baik sehingga dalam Pemilu 2010, ia dikalahkan oleh Yanukovych. Selain itu, Yanukovych juga mengalahkan tokoh Revolusi Oranye, yakni Yulia Tymoshenko yang kini dipenjara. Yanukovych inilah yang kini didemo rakyatnya. Demonstrasi hari Minggu lalu oleh banyak orang digambarkan seperti revolusi 2004 karena diikuti oleh ribuan orang dan menuntut pergantian rezim.

Kesalahan Yanukovych—kalau boleh dikatakan demikian—adalah tidak mendengarkan aspirasi rakyatnya. Yanukovych (63) yang memang tokoh "orde lama"—orde zaman Uni Soviet—hingga kini cenderung menganut kebijakan yang pro-Rusia. Rakyat marah karena pemerintahan Yanukovych membekukan integrasi Ukraina dengan Barat sehingga tidak segera menandatangani perjanjian perdagangan dengan Barat.

Sementara itu, para demonstran memandang perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa sebagai peluang bersejarah Ukraina untuk memutuskan pengaruh Moskwa. Perjanjian itu juga akan memberi akses yang lebih besar ke pasar Eropa dan meningkatkan peluang bagi Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Sebenarnya, yang terjadi di Ukraina saat ini adalah lanjutan dari masalah lama, yakni tarik-menarik antara kekuatan yang pro-Rusia dan Barat. Jadi, inilah persoalan dasar Ukraina yang diperparah memburuknya perekonomian negeri itu. Oleh karena itu, integrasi nasional, atau lahirnya identitas nasional Ukraina, yang pertama-tama harus ditumbuhkan. Dengan demikian, negara itu tidak akan mudah dikendalikan oleh kepentingan pemimpin yang bersifat sesaat. Yang mesti didahulukan adalah kepentingan rakyat, kepentingan nasional.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003469678
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger