Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 30 Desember 2013

TAJUK RENCANA Kekerasan Pecah Lagi di Mesir (Kompas)

PROSES demokrasi di Mesir semakin diwarnai kekerasan setelah dua mahasiswa tewas dalam bentrokan antara mereka dan polisi.
Bentrok antara mahasiswa dan polisi pecah sejak Kamis pekan lalu. Mahasiswa menolak keputusan pemerintahan sementara di Mesir yang menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Protes dilakukan mahasiswa Al Azhar di Kairo dan universitas lain.

Perkembangan terakhir tersebut semakin memperdalam perpecahan di Mesir. Ketika Presiden Hosni Mubarak dipaksa mengundurkan diri, Mesir kemudian untuk pertama kali menyelenggarakan pemilu secara demokratis pada tahun 2011.

Muhammad Mursi yang didukung Ikhwanul Muslimin memenangi pemilu tersebut. Dalam perjalanannya, sebagian rakyat Mesir merasa aspirasi mereka tidak terwakili. Militer kemudian mengambil alih kekuasaan pada 3 Juli 2013. Pemerintahan sementara menjalankan roda pemerintahan saat ini.

Kekerasan di Mesir belakangan mengambil korban jiwa masyarakat sipil dan militer. Hari Minggu kemarin, sebuah bom meledak di dekat markas intelijen pemerintah di Provinsi Sharqiyah, di timur laut Kairo. Setidaknya lima orang terluka.

Selasa pekan lalu, bom mobil bunuh diri menghancurkan kompleks kepolisian di kota Mansoura, Provinsi Daqahlia, di utara Kairo. Sedikitnya 15 orang tewas, termasuk warga sipil. Kelompok Ansar al-Beit al-Moqaddas, Rabu, mengaku bertanggung jawab.

Perkembangan sepekan terakhir menimbulkan kekhawatiran Mesir akan semakin terperosok dalam kekerasan berkepanjangan.

Ancaman pemerintah sementara menghukum berat mereka yang membantu Ikhwanul Muslimin menimbulkan perlawanan pendukungnya, termasuk mahasiswa.

Saat ini pemerintah sementara dan pendukungnya tengah gencar mengampanyekan agar rakyat berpartisipasi dalam referendum konstitusi baru pada 14-15 Januari 2014. Hal ini menimbulkan penolakan kelompok antipemerintah yang menyerukan agar rakyat mendukung mereka.

Masyarakat dunia mengharapkan rakyat Mesir dapat menyelesaikan perbedaan di antara mereka melalui cara-cara demokratis dan damai. Pemerintahan demokratis pilihan rakyat diyakini menjamin perdamaian sepanjang proses demokrasi bersifat substansial, menampung secara adil aspirasi semua pemangku kepentingan di negeri itu.

Mesir yang damai penting untuk stabilitas Timur Tengah yang tengah bergejolak, masyarakat dunia, dan terlebih lagi bagi rakyat Mesir sendiri. Tanpa situasi stabil dan damai, pembangunan sulit terlaksana. Kemiskinan dan ketimpangan sosial yang menjadi alasan Hosni Mubarak digulingkan sulit hapus apabila konflik terus terjadi. Pada ujungnya, rakyat yang akan menanggung dampaknya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger