Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 31 Desember 2013

TAJUK RENCANA Upaya Menjaga Kerukunan (Kompas)

Upaya menciptakan kerukunan dan perdamaian, seperti ditegaskan kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi tanggung jawab bersama.
Penegasan yang disampaikan Presiden pada Puncak Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional di Jakarta, Jumat malam itu, sangatlah relevan bagi kepentingan eksistensi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk dari aspek suku, kepercayaan, dan kebudayaan.

DESAKAN dan seruan menjaga kerukunan dan menciptakan kehidupan damai memang perlu terus-menerus disampaikan. Lebih-lebih karena kerukunan, perdamaian, dan toleransi merupakan hal vital bagi keberlangsungan hidup berkomunitas, bahkan bernegara. Komunitas atau negara akan ambruk jika tidak ada kerukunan dan perdamaian.

Kiranya dalam konteks itu pula ketika Presiden berpesan kepada para pemimpin agama untuk membangun semangat kerukunan di kalangan umatnya masing-masing. Setiap komunitas, termasuk dalam lingkungan agama, rawan menghadapi bahaya konflik dan perpecahan jika tidak ada kerukunan. Tidak kalah rawannya potensi konflik dalam hubungan dengan komunitas agama lain. Berbagai prasangka akan mudah muncul jika tidak dikembangkan semangat kerukunan, perdamaian, dan toleransi oleh para pemangku kepentingan.

Sudah terbukti, bangsa dan negara terjerumus dalam ketegangan dan konflik, bahkan perang saudara, karena gagal menjaga dan memelihara kerukunan serta perdamaian. Tragisnya lagi, kekacauan atau perang selalu gampang dimulai, tetapi tidak gampang dihentikan.

Atas dasar itu, muncul berbagai wacana bagaimana menyediakan dana untuk program pengembangan kesadaran dan perilaku tentang kerukunan, toleransi, dan perdamaian. Biayanya pasti jauh lebih murah ketimbang dana yang dikeluarkan untuk menghentikan konflik dan permusuhan. Desakan tentang pentingnya kerukunan, seperti disampaikan Presiden, dapatlah dipandang sebagai bagian dari upaya pencegahan atas ancaman kekacauan, permusuhan, dan konflik di antara sesama warga masyarakat.

Upaya preventif itu harus dilakukan bersama-sama. Menurut Presiden, sikap toleransi dan kerukunan harus dibangun sejak kanak-kanak. Orangtua dan guru memiliki tugas dan tanggung jawab besar untuk itu. Secara lebih khusus Presiden menyerukan para pemuka agama menjadi contoh dalam menciptakan kerukunan di kalangan umatnya. Pemimpin harus memberikan contoh dan keteladanan, bukan justru memberikan hasutan yang membahayakan semangat kerukunan.

Jelas pula, upaya menciptakan kerukunan dan perdamaian harus menjadi tugas dan tanggung jawab semua warga masyarakat, bukan hanya tanggung jawab negara. Tugas dan tanggung jawab itu tidak akan pernah berakhir karena tuntutan kehidupan damai dan toleransi senantiasa dibutuhkan tanpa pernah mengenal batas waktu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003890459
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger