Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 01 Februari 2014

TAJUK RENCANA Krisis Tetap Ancam Suriah (Kompas)

BAHAYA krisis lebih besar masih mengancam Suriah karena pertemuan sepekan di Geneva gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik.
Berbagai kalangan semula mengharapkan pertemuan Geneva akan membawa terobosan penting dalam mengakhiri krisis dan pergolakan sosial politik yang berlangsung sekitar tiga tahun di Suriah. Namun, hasil pertemuan tujuh hari di Geneva menimbulkan kekecewaan karena kedua pihak yang bertikai tidak mampu mencapai kesepakatan konkret untuk mengakhiri konflik dan membentuk pemerintahan transisi.

Juga tidak tercapai kesepakatan tentang jaminan keamanan dan keselamatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung konflik bersenjata. Kaum perempuan dan anak-anak paling rawan menjadi korban tindakan kekerasan. Jutaan orang menjadi pengungsi dalam perang oleh semua dan melawan semua itu, bellum omnium contra omnes.

Kegagalan tersebut lebih memperlihatkan kekonyolan kedua kubu, yang tampaknya lebih memperjuangkan kepentingan masing-masing ketimbang nasib serta masa depan bangsa dan negara Suriah secara keseluruhan. Sampai Kamis lalu, kedua pihak bersilang pendapat, bersikukuh menuduh satu sama lain sebagai penyebab kekacauan sosial politik yang telah membawa Suriah ke dalam jurang konflik berdarah. Paling tidak 130.000 orang tewas dalam konflik sejak Maret 2011.

Sekalipun tidak membawa hasil yang melegakan, pertemuan satu pekan di Geneva tetap dipandang berharga sebagai langkah maju dalam mendorong proses penyelesaian damai. Pertemuan itu merupakan perundingan langsung pertama antara kubu pemerintah dan oposisi Suriah. Para elite politik Suriah diharapkan segera mengambil kompromi melalui perundingan damai agar krisis tidak berlanjut. Kegagalan mencapai kesepakatan dikhawatirkan hanya akan menambah ketegangan, kekecewaan, kemarahan, bahkan dendam dan keputusasaan.

Konflik berdarah di Suriah memperlihatkan lagi betapa konflik dan kekacauan mudah disulut, tetapi tidak gampang dihentikan. Selalu dibutuhkan pengorbanan biaya dan waktu untuk mengatasi krisis. Lazimnya, krisis dan kekacauan berakhir setelah meminta korban jiwa dalam jumlah banyak dan kerugian harta benda tidak sedikit. Banyak pula konflik yang berlarut-larut, yang terus meminta korban jiwa dan kerugian harta benda.

Sangat diharapkan konflik berdarah di Suriah segera berakhir. Sungguh diperlukan tekad kuat dari kalangan bangsa Suriah untuk mengatasi persoalannya sendiri. Upaya mengatasi krisis itu berkejaran dengan waktu karena keadaan dipastikan akan cepat bertambah runyam oleh kehadiran organisasi ekstrem asing, termasuk jaringan Al Qaeda, yang ingin bermain di air keruh.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004496294
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger