Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 07 Februari 2014

TAJUK RENCANA Saling Curiga Dua Korea Tinggi (Kompas)

MESKI  dua Korea sepakat melanjutkan perundingan untuk menghidupkan lagi program reuni keluarga, saling curiga di antara keduanya masih tinggi.
Program reuni anggota keluarga yang terpisah akibat Perang Korea (1950-1953), pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010, sempat terhenti karena menegangnya hubungan kedua negara. Dan, dalam pertemuan yang dilaksanakan di Panmunjom, desa perbatasan, Rabu (5/2), disepakati untuk mengadakan reuni di kawasan wisata Gunung Kumgang, di wilayah pantai timur Korea Utara, 20-25 Februari.

Pak Yong Il, Ketua Delegasi Korut dalam pertemuan itu, mengatakan, perundingan kali ini sangat penting untuk memperbaiki hubungan Utara-Selatan.

Sementara itu, Korea Selatan menanggapi pertemuan itu secara mendua. Di satu sisi menyambut baik kesepakatan akan menghidupkan kembali program reuni keluarga. Itu tampak dari pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Unifikasi Korsel yang isinya, "Kami berharap kesepakatan terakhir ini dapat berjalan lancar demi mengurangi penderitaan yang dialami anggota keluarga yang selama ini terpisah akibat perang."

Namun, di sisi lain, Korsel mencurigai Korut berniat membatalkan latihan militer bersama antara Korsel dan Amerika Serikat. Kecurigaan tersebut muncul karena pelaksanaan pertemuan reuni keluarga itu bersamaan waktunya dengan jadwal pelaksanaan latihan militer Korsel-AS yang dimulai akhir Februari hingga April 2014.

Apalagi dalam pertemuan di Panmunjom, Korut mengindikasikan reuni tidak dapat dilaksanakan apabila waktunya bersamaan dengan latihan militer Korsel-AS. Langkah Korut yang menggunakan program reuni sebagai daya tawar untuk membatalkan latihan militer bersama itu sulit diterima Korsel, mengingat September lalu, program reuni tersebut sudah hampir berjalan, tetapi tiba-tiba dibatalkan Korut pada menit-menit terakhir tanpa alasan yang jelas.

Melihat semua itu, kita meragukan hubungan dua Korea akan menjadi semakin baik dalam waktu dekat karena rasa saling curiga di antara dua Korea itu masih tinggi. Korut terus mengembangkan kemampuan persenjataan nuklirnya, tanpa peduli. Hal itu membuat Korsel terus merasa dianggap sebagai musuh. Sebaliknya, Korsel secara rutin mengadakan latihan militer bersama dengan AS tanpa peduli bahwa hal tersebut membuat Korut merasa
dianggap sebagai musuh. Belum lagi, sebagai warisan Perang Korea, AS menempatkan 28.500 tentaranya di Korsel.

Itu sebabnya, menarik untuk melihat apakah dua Korea akan melanjutkan atau tidak program reuni pada 20-25 Februari mendatang. Jika dibatalkan karena Korsel bertekad melanjutkan latihan militer bersama, bisa dikatakan hubungan baik dua Korea masih sulit diwujudkan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004608938
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger