Sanksi itu antara lain larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap siapa pun yang dinilai bertanggung jawab terhadap pelanggaran kedaulatan Ukraina. Dalam dokumen rancangan sanksi sebanyak tujuh lembar yang diterima kantor berita Reuters, Rabu (12/3), disebutkan, sanksi akan langsung dijatuhkan apabila Moskwa tidak menunjukkan niatnya menurunkan ketegangan di Semenanjung Crimea yang merupakan wilayah kedaulatan Ukraina serta menyepakati mediasi internasional untuk menyelesaikan krisis Ukraina.
Kesepakatan yang dicapai UE atas rancangan kalimat sanksi bagi Rusia itu perlu disambut gembira. Sebelumnya sempat ada kekhawatiran bahwa negara yang tergabung dalam UE enggan mengambil sikap yang keras dan tegas terhadap Rusia karena negara itu memiliki ketergantungan secara ekonomi pada Rusia. Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti karena UE tetap memegang teguh prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional.
Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan, jika Rusia tidak mengindahkan seruan internasional untuk menarik mundur pasukannya dari Ukraina, sanksi terhadap Rusia akan diberlakukan. Dan, jika rancangan sanksi ini disepakati, itu merupakan sanksi pertama yang dikeluarkan UE terhadap Rusia, sejak berakhirnya Perang Dingin.
Awal Maret lalu, negara-negara G-7 mengecam keras Rusia, yang merupakan mitra mereka di G-8, atas pelanggaran Rusia terhadap Ukraina. Negara-negara G-7 kemudian menunda pelaksanaan pertemuan puncak G-8 yang sedianya akan diadakan di Sochi, Rusia, tempat Olimpiade Musim Dingin digelar baru-baru ini.
Uni Eropa tidak sendiri. China pun, yang biasanya memiliki sikap yang sama dengan Rusia, kali ini menyerukan kepada Rusia untuk menghormati kedaulatan Ukraina.
Amerika Serikat juga mengambil sikap yang sama. Presiden AS Barack Obama, saat menerima Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih, Wasington DC, AS, berjanji akan "berdiri" bersama Ukraina dalam pertikaiannya dengan Rusia. "Kehadiran pasukan Rusia di wilayah Ukraina secara mutlak tidak dapat diterima karena merupakan pelanggaran atas semua perjanjian dan tata aturan internasional," ujar Obama. Dan, PM Yatsenyuk menegaskan, Ukraina tidak akan pernah menyerah kepada Rusia.
Kita berharap Rusia mau mendengarkan seruan internasional untuk menarik pasukannya dari Ukraina. Kita pun berharap Rusia membatalkan referendum yang dimaksudkan untuk menggabungkan Crimea, yang saat ini merupakan wilayah otonomi Ukraina, ke dalam Rusia.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005431731
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar