Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 30 April 2014

TAJUK RENCANA AS Hadir sebagai Pengimbang (Kompas)

Amerika Serikat dan Filipina, Senin (28/4), menandatangani kesepakatan baru di bidang pertahanan yang berlaku hingga 10 tahun ke depan.
Kesepakatan itu memungkinkan AS menempatkan lebih banyak pesawat tempur dan kapal perang di Filipina. Filipina saat ini tengah bersengketa dengan Tiongkok di perairan Laut Tiongkok Selatan sehingga kesepakatan baru dengan AS di bidang pertahanan itu berpeluang salah diterima oleh Tiongkok.

Namun, tampaknya Presiden AS Barack Obama telah menghitung kemungkinan tersebut. Oleh karena itu, beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin dan Duta Besar AS untuk Filipina Philip Goldberg menandatangani kesepakatan itu, Obama dalam jumpa persnya di Manila menegaskan, AS tidak bertujuan membatasi atau melawan kekuatan Tiongkok.

Menurut Obama, sebagai bagian dari kawasan Asia Pasifik, AS berkepentingan untuk menjaga adanya jaminan kebebasan berlayar di perairan Asia Pasifik dan mendorong penyelesaian sengketa wilayah secara damai.

Perairan di kawasan Asia Pasifik ini sangat penting bagi AS dan sekutunya, mengingat lebih dari 80 persen komoditas strategis dan kebutuhan energi diangkut melalui kawasan ini. Dalam kaitan itu pulalah, AS memiliki Armada VII yang mengamankan wilayah dari Diego Garcia di Samudra Hindia hingga Guam di Samudra Pasifik.

Sejak pangkalan militer AS di Filipina, Clark Airbase dan Subic Bay, ditutup awal 1990-an, AS praktis kehilangan tempat singgah untuk pesawat-pesawat tempurnya, juga tempat singgah dan pemeliharaan kapal perang, pengisian perbekalan, serta pertukaran personel. Sebagai gantinya, AS menggunakan fasilitas pangkalan Angkatan Laut Singapura.

Dengan adanya kesepakatan baru dengan Filipina di bidang pertahanan itu, AS kini kembali dapat menggunakan wilayah Filipina yang memiliki hubungan sejarah panjang dengan AS. Letnan Jenderal Arthur MacArthur, ayahanda dari Jenderal Douglas MacArthur yang terkenal dengan pernyataannya, "I shall return", pada Perang Pasifik (1941-1945), pernah menjadi Gubernur Jenderal Militer di Filipina yang diambil alih dari pendudukan Spanyol pada 1900.

Kehadiran militer AS secara terbatas di Asia Tenggara ini memang tidak dimaksudkan untuk membatasi atau melawan kekuatan Tiongkok. Bahkan, Obama pun mengatakan, Washington DC tidak berpihak dalam sengketa wilayah antara Tiongkok dan empat negara ASEAN, yakni Brunei, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Namun, harus diakui, kehadiran AS sebagai pengimbang Tiongkok setidaknya memberikan ketenangan kepada empat negara ASEAN yang memiliki sengketa wilayah dengan Tiongkok di perairan Laut Tiongkok Selatan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006351544
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger