Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 07 April 2014

TAJUK RENCANA Gerakan Filantropi Indonesia (Kompas)

KEHADIRAN Bill Gates, orang terkaya di dunia tahun 2014, menambah bobot peluncuran Program Dana Kesehatan Indonesia akhir pekan lalu.
Tidak hanya dikenal sebagai pendiri Microsoft dan kaya raya, Bill Gates juga dikenal dermawan. Sebagian kekayaannya disumbangkan untuk kemanusiaan, khususnya kesehatan dan pendidikan, melalui Bill and Melinda Gates Foundation yang didirikan bersama istrinya, Melinda.

Acara peluncuran Program Dana Kesehatan akhir pekan lalu di Jakarta semakin mengesankan karena Gates bersama delapan pengusaha Indonesia mendonasikan dana 80 juta dollar AS, sekitar Rp 902 miliar, selama lima tahun. Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dan Ketua Yayasan Tahir, Dato' Sri Tahir.

Prakarsa kemanusiaan ini mendapat apresiasi luas. Donasi masing-masing 5 juta dollar AS oleh delapan pengusaha Indonesia dinilai sebagai ekspresi kepedulian dan semangat berbagi kepada sesama, yang mungkin tidak beruntung. Ekspresi kepedulian dan semangat berbagi itu semakin menggugah perhatian karena kontras dengan perilaku yang cenderung mementingkan diri sendiri dan kelompok di kalangan masyarakat dan pejabat.

Realitas yang dihadapi sungguh memprihatinkan seperti terlihat pada praktik korupsi, yang lebih menggambarkan perilaku tidak suka memberi, tetapi suka mengambil, terutama yang bukan haknya. Banyak uang negara, yang dihimpun dari pembayar pajak, dikuras untuk dikorupsi, bukan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Masuk akal, donasi sekelompok kecil pengusaha Indonesia bersama Bill Gates melalui Bill and Melinda Gates Foundation untuk kemanusiaan sungguh mengesankan. Sebanyak 75 persen dana untuk penanganan HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, dan program Keluarga Berencana di Indonesia selama lima tahun, sedangkan 25 persen untuk penanganan kasus polio di seluruh dunia.

Segera terbayang ribuan bahkan jutaan orang akan terselamatkan hidupnya oleh sumbangan para filantrop (yang mencintai sesama manusia) itu. Tentu saja sumbangan itu diharapkan akan memberikan inspirasi agar semakin banyak pengusaha dan warga masyarakat umum untuk terlibat langsung dalam gerakan kemanusiaan.

Tidak kalah penting gerakan kemanusiaan di kalangan swasta itu diharapkan dapat mengetuk hati kalangan pejabat pemerintah untuk mengutamakan kepentingan rakyat dengan menghentikan korupsi, yang mengisap kepentingan umum. Sikap kepedulian dan semangat membagi sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia karena mayoritas penduduk masih dalam penderitaan akibat ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan ancaman berbagai penyakit.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005915077
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger