Kiranya, itulah pertanyaan pertama yang perlu dikemukakan saat negara demokrasi terbesar di dunia itu—dengan penduduk 1,2 miliar lebih berdasarkan sensus 2014—melaksanakan pemilihan umum yang ke-16 sejak negara itu berdiri. Pemilu demokratis pertama dilaksanakan pada 1952.
Pemilu kali ini, dimulai 7 April, yang berlangsung dalam sembilan fase dan baru akan berakhir dalam waktu enam pekan, akan menjadi pemilu terbesar di dunia. Tercatat sekitar 814.500.000 orang memiliki hak pilih yang tersebar di 930.000 tempat pemungutan suara, sebanyak 20 persen di antaranya adalah pemilih pertama. Para pemilih muda dan pertama ini yang diperkirakan akan menentukan atau sekurang-kurangnya berperan penting pada hasil pemilu nanti, masa depan India.
Kaum muda inilah—menurut data yang ada, separuh penduduk India berusia di bawah 24 tahun, sepertinya berusia 15 tahun, dan umur rata-rata 27 tahun—yang memiliki gambaran atau menginginkan India mendatang seperti apa. Tentu hal tersebut berangkat dari kondisi India sekarang ini, yang meski selama beberapa dekade terakhir pertumbuhan ekonomi terus cepat (menurut pemerintah, rata-rata 8,7 persen pada 2005-2010, lalu pada 2013 menjadi 5,3 persen), tidak tecermin dalam peningkatan kesejahteraan mayoritas penduduknya.
Pada 2005-2010, pemerintah hanya mampu menyediakan satu juta lapangan kerja, sementara 59 juta pencari kerja baru lain yang masuk ke lapangan kerja tidak dapat pekerjaan. Angka pengangguran perempuan di pedesaan mencapai 30 persen; pengangguran laki-laki di perkotaan mencapai 17 persen (The Guardian).
Pada saat bersamaan, korupsi merasuk ke mana-mana. Akibatnya, pemerintah tak mampu memberikan layanan dasar kepada rakyatnya. Pemadaman listrik biasa terjadi. Air layak minum jarang. Harga makanan naik. Penyuapan menjadi hal sangat biasa di segala tingkat dan lini bidang kehidupan masyarakat, mulai dari dunia pendidikan, polisi, rumah sakit, dokter, hingga birokrat.
Padahal, semua prinsip demokrasi sudah dilakukan selama berpuluh tahun. Namun, demokrasi kiranya tidak berhenti sampai di sini, tetapi apakah rakyat sudah merasakan manfaat prinsip demokrasi itu? Apakah kebutuhan dasar mereka tercukupi sehingga mereka berguna bagi masyarakat, yang pada gilirannya akan menjadikan demokrasi semakin baik, karena demokrasi adalah alat untuk mencapai tujuan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur. Di dunia politik sudah ada kesamaan, tetapi di bidang sosial dan ekonomi masih jauh dari harapan. Itulah tantangan demokrasi India sekarang ini.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005949108
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar