Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 26 Juli 2014

TAJUK RENCANA:  Mendorong Pembangunan Manusia (Kompas)

LAPORAN Pembangunan Manusia 2014 menyebut, 2,2 miliar orang miskin atau hampir miskin memerlukan layanan dan perlindungan sosial dasar.
Jumlah orang miskin atau hampir miskin tersebut sekitar sepertiga penduduk Bumi. Di Asia dan Pasifik, lebih dari 1 miliar orang hidup dengan pendapatan antara batas garis kemiskinan absolut 1,25 dollar AS dan batas hidup layak 2,5 dollar AS per hari. Mereka dengan mudah tergelincir kembali menjadi miskin.

Laporan dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB ) yang diluncurkan Kamis lalu tersebut mengambil tema "Mempertahankan Kemajuan Manusia: Mengurangi Kerentanan dan Membangun Ketahanan". Laporan mencakup 187 negara dan kawasan, termasuk Indonesia.

Kerentanan menjadi persoalan yang menghambat kemajuan pembangunan manusia tahun 2013. Pemenang Nobel Ekonomi, Joseph Stiglitz, menggarisbawahi, komponen utama peningkatan pembangunan manusia adalah mengurangi kerentanan.

Kerentanan dapat bertumpang tindih. Kerentanan struktural bertahan dan terakumulasi dari waktu ke waktu yang disebabkan diskriminasi dan kegagalan kelembagaan. Kerentanan yang sebelumnya kurang terlihat adalah kerentanan siklus hidup. Laporan ini menekankan 1.000 hari pertama kehidupan, transisi dari sekolah ke pekerjaan, dan dari bekerja ke pensiun merupakan titik-titik kritis yang rentan guncangan.

Mereka yang mengalami kerentanan adalah orang miskin, pekerja informal, perempuan, orang dengan kecacatan, pekerja migran, kelompok minoritas, seperti masyarakat adat, serta anak-anak, remaja, dan warga lansia. Mereka rentan terhadap guncangan ekonomi, guncangan kesehatan, bencana alam, perubahan iklim, polusi karena industri, konflik, seperti peperangan, dan kerusuhan sipil.

Jelas pembangunan manusia tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial. Krisis finansial di negara maju menurunkan kemampuan negara berkembang menyediakan layanan sosial dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, dan menyeluruh bagi rakyat. Melebarnya ketimpangan kemakmuran akibat praktik perdagangan tak adil atau penghindaran pajak, misalnya, mengakibatkan sebagian besar orang kehilangan akses pada layanan sosial dasar.

Memperbesar investasi di sektor pendidikan serta meningkatkan akses dan kualitasnya harus diimbangi dengan pembukaan lapangan kerja formal, terutama bagi orang muda. Karena dunia telah menyatu, kerja sama dalam tata kelola global menjadi keharusan untuk mencegah berulangnya krisis keuangan global, perubahan iklim, konflik, dan kerusuhan sosial. Hal-hal tersebut telah menghambat pembangunan manusia.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008034417
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger