Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 04 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Bahaya Perang dan Kekerasan (Kompas)

HAMPIR tidak ada hari berlalu tanpa berita perang dan kekerasan, lebih-lebih di kawasan Timur Tengah dan sebagian Afrika belakangan ini.
Semakin timbul pertanyaan, mengapa radikalisme, gerakan militan, dan kekerasan mudah merebak luas di tengah meningkatnya kesadaran tentang kemanusiaan, hak asasi, dan perdamaian. Dunia seperti tidak habis-habisnya dikacaukan oleh perang dan gelombang kekerasan.

Masyarakat dunia seperti dibuat tidak berdaya menghadapi fenomen perang yang berkecamuk di Jalur Gaza antara gerilyawan Hamas dan pasukan Israel. Perang di Gaza, yang berlangsung tidak seimbang antara Hamas dan Israel, sudah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina, sementara puluhan di pihak Israel.

Bahaya kemanusiaan lebih besar tidak juga surut karena kedua pihak sama-sama memperlihatkan agresivitas. Dendam dan semangat permusuhan sungguh melanggengkan konflik bersenjata antara bangsa Israel dan Palestina, yang sama-sama keturunan Abraham itu.

Tidak kalah mengerikan sebenarnya gerakan kaum militan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang mengobarkan perang untuk mewujudkan cita-cita pembentukan pemerintahan teokratis global yang berpusat di wilayah perbatasan Irak-Suriah. Upaya pembentukan NIIS itu menimbulkan benturan keras dan konflik terbuka, terutama dengan Pemerintah Irak, yang terus meminta korban jiwa. Kerugian harta benda juga tidak kecil.

Perang di Gaza dan gerakan NIIS telah menimbulkan kecemasan tentang bahaya kekerasan, yang tidak hanya meminta korban jiwa dan kerugian harta benda, tetapi juga mengancam perdamaian dunia. Ekspresi kecemasan bertambah atas aksi kelompok Boko Haram, yang melakukan kekerasan, penculikan, dan pembunuhan dalam perjuangan merebut kekuasaan di Nigeria. Jalan kekerasan serupa dilakukan kelompok militan Al-Shabab di Somalia dan Kenya, yang berjuang merebut kekuasaan politik dengan menggunakan segala cara.

Kehadiran Al-Shabab, Boko Haram, NIIS, Al Qaeda, dan masih banyak lagi di panggung dunia menimbulkan pertanyaan besar di tengah kemajuan peradaban dunia yang menekankan perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia. Tidak terlalu gampang menjelaskan kehadiran berbagai gerakan radikal dan ekstrem yang mengeksploitasi kekerasan itu. Namun, sejarah senantiasa memperlihatkan pertarungan abadi antara kekerasan dan perdamaian.

Akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, misalnya, dunia diguncangkan oleh gerakan nihilisme dengan tokoh utama Mikhail Bakunin asal Rusia. Tatanan dunia lama dikatakan harus dinihilkan, ditiadakan, untuk memberikan tempat atas kehadiran dunia baru. Tantangan yang dihadapi dunia seperti tak habis-habisnya oleh ancaman organisasi teroris dan gerakan radikal dalam abad ke-21 ini.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008157986
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger