Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 30 Agustus 2014

TAJUK RENCANA Benarkah Israel-Hamas Berdamai (Kompas)

GENCATAN senjata akhirnya disepakati Israel dan Hamas. Namun, apakah gencatan senjata itu akan benar-benar melahirkan perdamaian?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kiranya perlu disodorkan akibat dari konflik bersenjata antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama tujuh pekan, sejak 8 Juli silam. Konflik bersenjata tujuh pekan itu telah merenggut lebih dari 2.100 nyawa orang Palestina. Sementara Israel hanya kehilangan 64 prajurit dan 6 penduduk sipil.

Perang juga telah meluluhlantakkan begitu banyak bangunan—entah rumah tinggal, gedung-gedung pemerintah, rumah sakit, pertokoan, atau sekolah—di Jalur Gaza.

Infrastruktur di Gaza hancur. Pusat tenaga listrik dihancurkan Israel. Penduduk Gaza juga kesulitan air. Mereka juga kehilangan mata pencarian. Ribuan orang mengungsi. Semua itu tidak dialami penduduk Israel, bahkan mereka yang tinggal di dekat perbatasan bagian utara Jalur Gaza.

Semua itu baru yang bisa dilihat mata dan diraba oleh tangan. Belum dihitung kerugian imaterial, kerugian psikologis, termasuk hilangnya rasa aman, dan juga masa depan demikian banyak anak di Jalur Gaza. Bagaimana masa depan mereka? Apakah mereka akan tetap hidup di bawah bayang-bayang perang?

Harus diakui juga, meski perang usai dan sudah ada gencatan senjata, kebencian dan permusuhan antara Israel dan Hamas belum sirna: masih tetap kuat tertanam dalam hati para pemimpin keduanya. Kebencian dan permusuhan itu bisa sewaktu-waktu meledak, tak tertahankan, dan pecah lagi peperangan. Apakah anak-anak di Gaza akan terus dibiarkan hidup dan berkembang dalam lingkungan seperti itu?

Kita semua berharap, memang, segera akan tercipta situasi dan suasana damai. Ada perdamaian antara Israel dan Hamas. Namun, kalau kita mau melihat kondisi senyatanya, adalah sangat sulit untuk mewujudkan perdamaian itu. Kali ini pun yang bisa dicapai bukan kesepakatan perjanjian permanen, melainkan gencatan senjata.

Meskipun demikian, kita akui ada capaian penting—ini yang membuat Hamas mengklaim sebagai pemenangan dalam perang. Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani di Kairo, Israel memperbolehkan para nelayan Gaza mencari ikan di Laut Tengah sejauh 12 mil laut atau 21,6 kilometer (sebelumnya 3 mil laut atau 5,4 kilometer); Israel akan membuka tiga lagi pintu pelintasan di perbatasan; Israel juga akan mencabut penentangannya terhadap transfer uang ke Gaza untuk membayar para pegawai pemerintah Palestina pimpinan Hamas.

Semua itu langkah awal yang baik meskipun masih ada persoalan mendasar yang harus diselesaikan agar tercipta perdamaian: saling mengakui sebagai negara merdeka.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008570207
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger