Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 25 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Kebijakan Keras Imigrasi Australia

Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison, Jumat (22/8), membela kebijakan keras yang diterapkan negaranya terhadap para pencari suaka.
Ia menegaskan, tindakan seperti penahanan anak-anak dan tidak diberikannya visa permanen diperlukan dan efektif dalam mencegah imigran masuk pantai Australia dengan menggunakan perahu.

Kemakmuran Australia tampaknya menjadi daya tarik bagi pencari suaka. Mereka memasuki wilayah Australia secara ilegal dengan menggunakan perahu dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Indonesia. Tidak semua pencari suaka itu berhasil memasuki wilayah Australia.

Ada kapal yang mengangkut para pencari suaka itu yang dihadang dan dihalau kembali ke wilayah Indonesia. Ada beberapa kapal yang berhasil memasuki wilayah Australia dan ditangkap. Ada pula yang menggunakan kapal-kapal seadanya, dan terapung-apung di laut, dan ditangkap oleh otoritas Australia.

Pencari suaka yang ditahan oleh otoritas Australia, di antaranya anak-anak, kemudian ditempatkan ke pusat penahanan Australia di daratan Australia dan di pulau-pulau terpencil di Samudra Pasifik ataupun Samudra Hindia. Penahanan anak-anak ini diprotes oleh Komisi Hak-hak Asasi Manusia Australia.

Pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott tak mempunyai pilihan lain kecuali bersikap keras terhadap pencari suaka perahu yang memasuki Australia mengingat itu merupakan janji kampanyenya. Australia tidak ingin rasio kependudukan Australia didikte oleh pencari suaka. Negara benua itu juga tak mau disalahkan atas para pencari suaka yang tewas dalam perjalanan dengan perahu yang berbahaya dari Asia. Sebagai gambaran, ada sekitar 16.000 pencari suaka datang ke Australia dengan 220 kapal pada tujuh bulan pertama tahun 2013.

Morrison menegaskan, kebijakan imigrasi yang keras membantu mencegah pencari suaka tewas dalam perjalanan menggunakan perahu menuju wilayah Australia. Jika penegasan Morrison itu benar, kita sepenuhnya mendukung kebijakan tersebut. Sulit bagi kita untuk menerima adanya pencari suaka yang tewas dalam perjalanan ke Australia, apalagi jika perahu yang mengangkut mereka tidak memadai untuk melakukan perjalanan itu.

Kita tahu bahwa kebijakan imigrasi yang keras saja tidak mencukupi. Diperlukan kerja sama dari negara-negara tetangga Australia, khususnya tempat para pencari suaka itu memulai perjalanan laut mereka. Indonesia tentu termasuk salah satu di antaranya.

Kita juga berharap Pemerintah Australia memperhatikan protes Komisi Hak-hak Asasi Manusia Australia tentang penahanan anak-anak yang dianggap merugikan kesehatan fisik dan jiwa mereka.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008504787
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger