Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 29 Agustus 2014

TAJUK RENCANA Raja Bhumibol Restui PM Prayuth (Kompas)

SEPERTI sudah diduga, Raja Thailand Bhumibol Adulyadej resmi mendukung pemimpin junta militer Jenderal Prayuth Chan-ocha menjadi perdana menteri.
Dukungan Raja itu sudah terlihat sejak Prayuth sebagai Panglima Angkatan Darat mengambil alih pemerintahan lewat kudeta tak berdarah, 22 Mei lalu. Raja saat itu langsung menyatakan dukungannya kepada Prayuth.

Prayuth lalu bergerak cepat. Ia memimpin junta (pemerintahan militer) yang secara formal diberi nama Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO). Ia kemudian membentuk parlemen sementara, yang diberi nama Majelis Legislatif Nasional, yang sebagian besar anggotanya berasal dari militer yang ia tunjuk sendiri.

Tidak heran jika PM Prayuth dianggap sebagai "orang kuat". Kehadiran Prayuth sebagai "orang kuat" di panggung politik Negeri Gajah Putih itu disikapi secara mendua. Di satu sisi, Thailand saat ini memang memerlukan "orang kuat" untuk membangun kembali perekonomian negaranya setelah didera krisis politik berkepanjangan sejak November tahun lalu. Di sisi lain, ada kekhawatiran, jika "orang kuat" itu dibiarkan berjalan sendiri tanpa pengawasan yang memadai, keadaan akan tidak terkendali dan Thailand kembali akan mengalami masa kekacauan.

Dalam upacara pemberian restu, Senin, di depan foto raksasa Raja Bhumibol, Prayuth membungkuk dan berjanji akan bekerja jujur demi kesejahteraan rakyat dan negara. Namun, tetap ada kekhawatiran bahwa ia akan membersihkan para pendukung Thaksin di kepolisian dan sejumlah kementerian.

Jepang sebagai salah satu negara penanam modal terbesar di Thailand mendesak agar proses transisi politik di negara itu berjalan dengan damai dan lancar. Lewat Kementerian Luar Negeri Jepang di Tokyo, Jepang disebutkan sangat memperhatikan masalah perlindungan hak-hak dasar dan kebebasan di Thailand.

Kita melihat bahwa masyarakat Thailand terpecah dalam dua kubu, yakni kelompok anti Thaksin dan kelompok pro Thaksin. Kelompok anti Thaksin saat ini telah keluar sebagai pemenang. Kini, kita menunggu bagaimana cara "orang kuat" Thailand tersebut akan merangkul kelompok pro Thaksin yang sekarang berada di pihak yang kalah. Bagaimanapun kelompok pro Thaksin yang jumlahnya masih cukup banyak adalah bagian dari rakyat Thailand sendiri. Memusuhi, apalagi menyingkirkan mereka pastilah bukan pilihan.

Itu sebabnya, kita menunggu komposisi kabinet yang akan dibentuk oleh PM Prayuth. Adakah orang-orang pro Thaksin di dalamnya? Jika ada, tentu itu sangat baik. Jika tidak ada, kita akan melihat bagaimana kebijakan-kebijakan yang diambil oleh anggota-anggota kabinet itu. Yang terbaik bagi masa depan Thailand adalah PM Prayuth merangkul semua komponen masyarakat di Thailand.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008536154
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger