Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 12 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Tantangan Berat Pemerintahan Baru. (Kompas)

SIAPA pun nanti pemerintahan baru, ia akan menghadapi situasi berat, khususnya di bidang ekonomi. Itu setidaknya peringatan para ekonom dan ahli.
Situasi berat itu terutama dikaitkan dengan problem fiskal, yang jika gagal diatasi, perekonomian secara keseluruhan yang akan menjadi taruhan. Pemerintahan sekarang dianggap gagal mengatasi masalah struktural yang membuat struktur dan fundamen perekonomian tidak pernah sehat dan kian digerogoti kanker subsidi.

Dari sisi penerimaan, kita gagal mengerek rasio pajak yang kini 12 persen. Kebijakan populis membuat pemerintah menghindari langkah penting yang dibutuhkan untuk penyehatan ekonomi. Harga mahal itu kini harus dibayar ekonomi dan pemerintahan baru. Beban subsidi tahun ini Rp 364 triliun (Rp 260 triliun untuk BBM). Tahun depan bakal kian membengkak tanpa ditempuhnya langkah drastis untuk menekan. Ditambah subsidi lain, subsidi 2015 diperkirakan Rp 500 triliun, atau 20 persen lebih APBN.

Dengan keengganan pemerintahan sekarang menaikkan harga BBM, ruang fiskal besar yang diharapkan pemerintahan baru untuk bisa segera bergerak cepat menjalankan program dan visi-misinya begitu mengambil alih pemerintahan, kemungkinan juga tidak akan terwujud.

Besar kemungkinan pemerintah bakal dipaksa membuat tindakan tak populer pada tahun pertama pemerintahannya dengan menaikkan harga BBM atau tindakan drastis lain. Pengelolaan fiskal ini akan menjadi pegangan bagi pasar bagaimana pemerintah baru mengelola pemerintahannya.

Tanpa langkah berani mengatasi subsidi, ekonomi akan terus tersandera dan jangan bicara infrastruktur, percepatan pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, mengatasi kemiskinan, daya saing menghadapi persaingan, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang di depan mata.

Terkait pajak, rendahnya rasio pajak selama ini karena kesenjangan besar antara potensi dan penerimaan pajak. Perlu terobosan, termasuk memperluas basis pajak, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, memperbaiki sistem pengumpulan pajak dan penegakan hukumnya, serta meningkatkan kerja sama dengan lembaga lain. Prinsipnya, pemerintah dituntut berakrobat, berpikir out of the box.

Pemerintah tidak perlu khawatir tidak populer sepanjang langkah yang ditempuh untuk kebaikan jangka panjang. Pada saat yang sama, pemerintahan baru dihadapkan pada kondisi global yang juga butuh respons tepat, khususnya terkait langkah yang diambil Pemerintah AS seiring perbaikan ekonominya dan perlambatan ekonomi Tiongkok.

Di dalam negeri, kita dihadapkan ketidakpastian politik terkait gugatan pilpres di MK. Pasar juga mencemaskan adanya pihak yang tak menghendaki pemerintahan baru berjalan baik, misalnya lewat beragam manuver di DPR. Tantangan lain terkait pembentukan kabinet ahli/profesional yang ramping di tengah tekanan politik balas jasa dan tuntutan menyeimbangkan peta kekuatan di DPR.

Pendeknya, pemerintah dikepung beraneka persoalan. Semua ini menuntut gerak cepat, tepat, dan terukur. Salah langkah dan salah kelola momentum bisa berbahaya.

Source: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008281342
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger