Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 22 Oktober 2014

TAJUK RENCANA: Fenomena Apa Ini (Kompas)

RAKYAT tumpah ruah ke jalan, berpesta ria atas pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden-Wakil Presiden 2014-2019. Fenomena apa ini?
Gelombang massa benar-benar bergerak dalam euforia dan histeria ketika menyaksikan pasangan pemimpin baru JKW-JK melintas dari Gedung DPR, Senayan, melewati jalan protokol Sudirman dan Thamrin menuju Istana Merdeka, Jakarta.

Sensasi gelombang massa tergolong tidak biasa. Sejak pagi tidak sedikit orang, terutama yang datang dari luar Jakarta, sudah membentangkan tikar di pinggir jalan, menunggu JKW-JK melintas, tanpa peduli sengatan terik matahari. Tidak hanya berbagi kegembiraan, tetapi juga makanan gratis. Semua seperti bergerak bersama menyambut datangnya harapan baru.

Tidak sedikit orang bertanya-tanya, mengapa rakyat tersihir oleh sosok JKW-JK? Juga dipertanyakan, mengapa rakyat berharap begitu tinggi atas kepemimpinan JKW-JK. Sejauh ini, sosok JKW dan JK masing-masing dikenal sebagai tokoh yang komunikatif, mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti rakyat, tampil apa adanya, dan memiliki komitmen kerja yang kuat. JKW-JK pun menjadi tumpuan harapan bersama.

Dari kejauhan memang segera terlihat, bagaimana JKW-JK bergerak di tengah arakan besar, menyatu secara fisik dengan rakyat. Juga tidak ada jarak antara massa rakyat dan Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo serta Ny Mufidah Jusuf Kalla. Ekspresi kedekatan macam itu semakin menarik dibahas jika diletakkan dalam perspektif global. Jangan-jangan JKW-JK menjadi bagian dari gelombang besar kepemimpinan baru dunia, yang cenderung kerakyatan dan tampil apa adanya.

Sedang terjadi pergeseran atas model kekuasaan yang secara dikotomis dibedakan antara pemerintah dan yang diperintah, atau antara penguasa dan yang dikuasai. Pemimpin tidak lagi pertama-tama untuk memerintah dan menguasai seperti selama ini, tetapi lebih untuk melindungi dan melayani rakyat. Pergeseran fenomenal itu terlihat antara lain pada Presiden Uruguay Josse Mujica, yang dijuluki presiden termiskin di dunia.

Sangat terkenal pula kesederhanaan Presiden Paraguay Fernando Lugo, yang dijuluki Bapak Kaum Miskin. Begitu juga kesederhanaan mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Ekuador Rafael Correa, dan Presiden Bolivia Evo Morales menjadi pembicaraan. Mereka dicintai rakyatnya masing-masing karena tidak memperkaya diri sendiri, tetapi berjuang keras bagi kepentingan rakyat dan kemajuan bangsanya.

Tanda-tanda JKW-JK dekat dengan rakyat sudah kelihatan jelas sejak awal, yang perlu diperkuat dengan struktur kabinet yang berorientasi pada kerja keras. Sejauh JKW-JK memelihara komitmen kerja, menggalang seluruh potensi bangsa untuk kemajuan, Indonesia diharapkan akan bergerak lebih cepat, lebih kuat, dan terbang lebih tinggi.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009652933
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger