Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 18 Oktober 2014

TAJUK RENCANA: Kapal Perang Taiwan di Spratly (Kompas)

DIBERITAKAN, Taiwan akan menempatkan kapal perang secara permanen di Kepulauan Spratly, wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan.
Untuk kepentingan itu, Taiwan sedang mempertimbangkan untuk membangun dermaga di Pulau Itu Aba, juga dikenal dengan nama Pulau Taiping, yang merupakan pulau terbesar di gugusan Kepulauan Spratly.

Kabar tersebut langsung mendapatkan reaksi keras dari Vietnam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut rencana Taiwan itu sebagai langkah ilegal dan tidak berdasar. Reaksi keras Vietnam itu dapat dimaklumi karena gugusan Kepulauan Spratly merupakan wilayah tumpang tindih klaim antara Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Tiongkok. Diperkirakan reaksi keras dari Filipina dan Malaysia juga akan muncul apabila Taiwan benar-benar akan membangun dermaga di Pulau Taiping.

Berbeda dengan reaksi Vietnam yang langsung menolak rencana Taiwan itu, Tiongkok—yang kerap kali terlibat dalam aksi konfrontatif dengan Filipina dan Vietnam di Laut Tiongkok Selatan—justru menyambut baik rencana Taiwan. Dalam siaran persnya, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan, Taiwan dan Tiongkok daratan merupakan bagian satu Tiongkok.

Namun, banyak yang menyebutkan bahwa reaksi positif Tiongkok itu hanya merupakan propaganda politik Beijing. Pemerintah Taiwan di Taipei akan menentang pernyataan satu Tiongkok yang dilontarkan Beijing itu. Bukan hanya itu, jika kapal perang Taiwan dan kapal perang Tiongkok berhadap-hadapan di wilayah yang dipersengketakan di Laut Tiongkok Selatan tersebut, keadaannya mungkin akan sangat berbeda.

Keinginan Taiwan untuk menempatkan kapal perang secara permanen di Laut Tiongkok Selatan itu sempat memunculkan kekhawatiran bahwa ketegangan di perairan tumpang tindih klaim tersebut akan bereskalasi dan meningkatkan aktivitas militer di perairan itu. Hal tersebut mengingat Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Tiongkok telah memiliki kapal-kapal perang yang secara teratur berpatroli di wilayah itu.

Namun, setelah direnungkan, muncul pemikiran lain. Jangan-jangan kehadiran kapal-kapal perang Taiwan di Kepulauan Spratly akan mengubah keseimbangan kekuatan di Laut Tiongkok Selatan, yang selama ini didominasi Tiongkok. Itu karena hubungan antara Taiwan dan Tiongkok itu tidaklah sedekat seperti yang dikesankan dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Ini sesuai dengan adagium lama dalam bahasa Latin, si vis pacem para bellum, 'jika menginginkan perdamaian, bersiap-siaplah untuk perang'. Kita berharap dengan adanya perimbangan kekuatan di Laut Tiongkok Selatan, keadaannya akan lebih damai.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009563643
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 komentar:

Powered By Blogger